Mohon tunggu...
NAUFA IZZULMUNA
NAUFA IZZULMUNA Mohon Tunggu... Mahasiswa - (Mahasiswa Pendidikan Matematika Unissula

........

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Psikologi Perkembangan Siswa SMA sebagai Remaja

23 Mei 2022   06:47 Diperbarui: 23 Mei 2022   06:55 8703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap tingkat psychological wellbeing pada beberapa dimensi. Dalam penelitian Ryff (1989) pada dimensi hubungan positif dan pertumbuhan pribadi wanita lebih memiliki korelasi yang signifikan dibandingkan laki-laki. Sedangkan dalam dimensi lainnya tidak tampak ada perbedaan yang signifikan,

  1. Budaya.

Dalam budaya barat cenderung memiliki pengaruh pada dimensi yang berorientasi pada diri seperti penerimaan diri dan dimensi otonomi, sedangkan budaya timur lebih menonjol pada dimensi yang berorientasi pada orang lain seperti hubungan positif dengan orang lain.

  1. Dukungan Sosial. 

Dukungan sosial sendiri diartikan sebagai rasa nyaman, perhatian, penghargaan, atau pertolongan yang dipersepsikan oleh seorang individu yang didapat berbagai sumber, diantaranya pasangan, keluarga, teman, maupun organisasi sosial.

  1. Evaluasi terhadap Pengalaman Hidup. 

Pengalaman hidup mencakup berbagai bidang kehidupan dalam berbagai periode kehidupan. Evaluasi individu terhadap pengalaman hidupnya memiliki pengaruh yang penting terhadap kesejahteraan psikologis.

Fase remaja adalah fase peralihan dari fase anak-anak menuju masa dewasa. Karakteristik yang bisa dilihat adalah adanya banyak perubahan yang terjadi baik itu perubahan fisik maupun psikis. Perubahan fisik yang dapat dilihat adalah perubahan pada karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang untuk anak perempuan sedangkan anak laki-laki tumbuhnya kumis, jenggot serta perubahan suara yang semakin dalam. Perubahan mental pun mengalami perkembangan.

Pada fase ini pencapaian identitas diri sangat menonjol, pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis. Periode ini disebut fase pubertas (puberty) yaitu suatu periode dimana kematangan kerangka atau fisik tubuh seperti proporsi tubuh, berat dan tinggi badan mengalami perubahan serta kematangan fungsi seksual yang terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Kebutuhan lain dari remaja adalah teman sebaya, dimana teman sebaya adalah sangat penting bagi remaja untuk mengenal dunia luar keluarga. Namun dalam interaksinya, remaja sering mengalami tekanan untuk mengikuti teman sebaya atau yang disebut konformitas (conformity) yang sangat kuat. Konformitas ada yang positif dan negatif. Konformitas muncul ketika individu meniru sikap, atau tingkah laku orang lain dikarenakan ada tekanan nyata maupun yang tidak nyata.

Perilaku remaja yang menyimpang seperti berbuat onar, mencuri dan lain lain perlu mendapat perhatian khusus bagi orangtua, guru dan pemerhati pendidikan. Pertentangan dan pemberontakan adalah bagian alamiah dari kebutuhan para remaja untuk menjadi dewasa yang mandiri dan peka secara emosional. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang menentukan kelangsungan pembangunan negara. Sebagai sumber daya manusia, remaja memiliki potensi maksimal guna mewujudkan cita-cita bangsa, sehingga remaja memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan negara kedepannya. Maka untuk mempersiapkan itu remaja harus mengembangkan dirinya dengan baik, meningkatkan kreatifitas, memiliki pola pikir yang positif, pandai dalam akademis dan non akademis, kemampuan yang baik dalam bekerja dengan orang lain secara kolaboratif dan memiliki pikiran yang terbuka.

Remaja dengan masalah emosi dan perilaku seringkali mengalami perlakuan yang tidak tepat dari lingkungannya, misalnya mendapatkan labeling atau stigma negatif. Bahkan guru di sekolah seringkali memiliki anggapan yang keliru dengan berpikir bahwa mereka adalah anak yang nakal dan sulit diatur, sulit dididik, trouble maker, sehingga bersikap kurang responsif bila prestasi akademik mereka menurun dari waktu ke waktu, dan jarang memberikan masukan atau intervensi yang signifikan. Teman sebaya pun seringkali memilih untuk menjauhi mereka sehingga kesempatan untuk belajar bersosialisasi menjadi berkurang, yang akhirnya berdampak pada semakin rendahnya keterampilan mereka dalam bergaul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun