Mohon tunggu...
Muhammad Natsir
Muhammad Natsir Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Minyak Urut Vs Politik Bunga Anggrek

27 Januari 2025   18:05 Diperbarui: 27 Januari 2025   18:05 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di tengah kesibukan masing-masing, antara Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menyempatkan diri berbalas memberi  hadiah.

Saling tukar pemberian hadiah ini sebagai bahasa simbolik di tengah wacana pertemuan yang di nanti oleh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Bahasa simbolik seringkali di gunakan pada dinamika politik tertentu dan ungkapan  mendalam  yang paling di minati oleh elit dalam pusaran politik.

Inti pesan yang hendak disampaikan adalah hubungan keduanya. Sehingga banyak yang memakai bahwa bunga anggrek adalah bentuk persahabatan sejati dan minyak urut merupakan bentuk perhatian.

Tapi apapun itu, presiden Prabowo Subianto dan ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah memberikan pencerahan pada publik bahwa hubungan keduanya tidak ada masalah apapun. Baik secara personal maupun dalam konteks relasi kekuasaan politik.


Walaupun kedua tokoh ini tidak satu perahu. Tapi dukungan dan apresiasi kepada masing-masing patut di apresiasi.

Kedua tokoh ini meskipun pernah saling berhadapan dalam tiga pilpres tapi tidak membuat mereka kehilangan untuk saling mendukung. Selain pernah saling berhadapan kedua tokoh bangsa ini pernah juga satu perahu dalam pilpres 2009.

Bagi saya, ini modal dasar bagi pertemuan kedua tokoh bangsa ini. Selain itu, kebaikan Presiden Prabowo dalam mencabut tuduhan Bung Karno pernah berkhianat mendukung pemberontakan G30S PKI.

Atas diterbitkannya Surat Penegasan Pimpinan MPR RI mengenai tidak berlakunya lagi TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Negara dari Presiden Soekarno. Menjadi kado istimewa di HUT ke 52 PDI-P.

Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri tentu saja berutang budi pada Presiden Prabowo Subianto yang telah merespons pimpinan MPR terkait tindak lanjut pemulihan nama baik dan hak-hak Bung Karno sebagai Presiden pertama RI.

Uniknya, tidak menunggu lama  setelah dilantik jadi presiden Prabowo Subianto memulihkan nama baik Bung Karno. Tentu Megawati Soekarnoputri dan keluarga besar PDI Perjuangan merasa ini adalah kado istimewa setelah puluhan tahun di nanti dan diperjuangkan.

Hemat saya, dari rangkaian peristiwa politik ini, sebenarnya hubungan baik kedua tokoh ini sudah berlangsung lama.

Presiden Prabowo Harus Lebih Hati-Hati dan Fokus

Dalam praktek kekuasaan raja, hanya dua yang raja miliki, kalau bukan musuh berarti pengikut. Tidak ada teman bagi seorang raja yang berkuasa.

Tradisi ini berlaku secara mutlak dalam kekuasaan seorang raja. Dalam sistem demokrasi, musuh kadang dalam satu perahu yang sama. Itu seringkali terjadi.
Modusnya cukup bervariasi dengan sejumlah indikasi.

Mereka lebih memilih kepentingan sendiri daripada harus bergandeng tangan dan bahu membahu membangun Bangsa. Mereka cenderung terganggu dengan bahu membahu untuk negeri tercinta.

Mereka ingin menjadikan kekuasaan sebagai sub-sub lapak bisnis, inilah penyakit yang memperhambat negara ini maju padahal hampir menjelang  satu abad merdeka. 20 tahun lagi Indonesia genap satu abad merdeka.

Bagi mereka demokrasi seperti kekuasaan raja itu, mereka lupa bahwa demokrasi Indonesia adalah demokrasi persatuan dan kesatuan. Demokrasi partisipatif. Yang mengedepankan konsep demokrasi gotong royong. Untuk mewujudkan cita-cita rakyat  Indonesia.

Tradisi politik seperti ini harus di tinggalkan dan tidak sejalan dengan konsep demokrasi modern. Kompetisi ia, dan itu konsekwensi bukan tujuan utama.

Politik akomodatif presiden Prabowo Subianto patut di contohi, keihklasan membangun negeri tampa embel-embel dominasi. Apa susahnya bergandeng tangan dan bahu membahu membangun negeri?

Singapore hanya butuh singkat untuk memajukan negaranya, setelah merdeka 1965, padahal hanya mengandalkan industri perdagangan dan teknologi.

Sementara Indonesia, walaupun populasinya besar di banding Singapura tapi sumber daya alam Indonesia melimpah ruah. Beberapa kekayaan alam yang di miliki oleh negara kita konon terkaya nomor satu di dunia.

Lebih gilanya lagi, bila korupsi  dalam sektor pertambangan bisa di hentikan, uangnya bisa di bagi kepada seluruh rakyat hingga 20 juta perbulan, gratis! No pinjam. Menurut Mahfud MD.

Ini bukan sekedar isapan jempol tapi merupakan hasil kajian ilmiah dan di umumkan secara resmi oleh eks KPK Abraham Samad. Ini baru uang yang di stop untuk di korupsi di sektor pertambangan. Sementara kekayaan Indonesia bukan hanya di sektor pertambangan!

Dengan target pertumbuhan ekonomi 8 persen dengan delapan misi asta citanya. Kita berharap semoga di pundak bapak Presiden Prabowo Subianto, negara Indonesia menjadi negara yang berdiri di atas kaki sendiri. Sesuai amat konstitusi dan UUD 1945. Menuju Indonesia emas 2045. Bravo bapak Presiden!***

Salam dari timur Indonesia!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun