Mohon tunggu...
Natrya NadiBumi
Natrya NadiBumi Mohon Tunggu... Lainnya - Learning on Being Nothing

PWK ITS - 082117400000077

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Haruskah Dolly Ditutup?

15 Desember 2017   02:38 Diperbarui: 15 Desember 2017   02:47 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uang tersebut diharapkan untuk bekal keberlangsungan hidup mereka. Wisma pun dibeli oleh Bappeko dengan harga 2 hingga 3 milyar sebagai wujud rehabilitasi kawasan. Masyarakat pun ikut membantu yaitu berupa pelatihan terhadap masyarakat sekitar seperti yang dilakukan oleh relawan Gerakan Melukis Harapan. Dari pelatihan tersebut muncul lah UKM asli warga Dolly Seperti Orumi, Samijali dan Tempe Bang Jarwo.

Banyak pihak menyadari bahwa permasalahan lokalisasi Jarak-Dolly tidak selesai hanya dengan menutupnya. Justru bisa memunculkan permasalahan baru yang lebih kompleks jika tidak ditangani dengan serius. Kita juga tidak bisa menyalahi PSK yang bergantung kepada Dolly dan Jarak. Namun ketahuilah terkadang pilihan itu menjadi sulit ketika himpitan hidup mulai mencekik. Negara, Masyarakat, dan Siapapun juga ikut bertanggung jawab atas permasalahan ini.

(Nadibumi, 2017)

(Lestari, 2014)

(Utami, 2014)

(BADAN PUSAT STATISTIK SURABAYA, 2015)

(Dinas Sosial, 2014)

Natrya Nadibumi -- Perencanaan Wilayah dan Kota ITS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun