Dari uji analisis asam amino yang dilakukan pada enzim fibrinolitik, enzim fibrinolitik yang didapat ini identik dengan subtilisin BPN’ dari bakteri B. amyloliquefaciens sebesar 96,7% dan subtilisin DJ-4 dari bakteri Bacillus sp. DJ-4 sebesar 99,6%. Di samping itu, enzim ini berbeda dengan enzim fibrinolitik lainnya, seperti Carls (subtilisin carlsberg) dari bakteri B. licheniformis, CK dari bakteri Bacillus sp. CK11-4, dan subtilisin nattokinase dari B. subtilis (natto).
Hal menarik lainnya adalah bahwa enzim fibrinolitik ini juga mirip dengan enzim litik L27 dari Bacillus licheniformis yang berasal dari tanah. Litik adalah kemampuan untuk membunuh atau mematikan. Enzim litik L27 ini memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri berbahaya bagi manusia salah satunya S. mutans yang sudah kita ketahui menjadi penyebab utama pada karies gigi.Â
Dari hasil uji kemiripan enzim, terbukti bahwa enzim fibrinolitik bakteri B. vallismortis Ace02 mirip dengan enzim litik L27. Hal ini menunjukkan bahwa enzim fibrinolitik Ace02 ini dapat memiliki aktivitas litik untuk S. mutans dan aktivitas fibrinolisis juga pada pembekuan darah. Jadi, inilah hubungannya enzim fibrinolitik dengan karies gigi. Hasil ini membuka potensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya, bagaimana enzim fibrinolitik Ace02 ini memiliki aktivitas litik, terutama pada bakteri S. mutans. Selain itu, perlu juga untuk mengetahui pengaruh enzim ini pada lisis S. mutans.Â
Melihat potensi yang ada, enzim fibrinolitik Ace02 ini dapat dikembangkan untuk dijadikan agen pencegahan untuk karies gigi. Enzim fibrinolitik Ace02 dapat dilakukan pengembangan  proses produksinya, misalkan menjadi skala industri. Salah satu pengembangannya adalah dengan cara mengemas enzim menjadi suatu produk yang dapat dikonsumsi seperti permen namun memiliki manfaat untuk mencegah karies gigi.Â
Karies gigi juga banyak dialami oleh balita dan anak-anak, maka sangat baik jika kedepannya enzim ini dikemas menjadi suatu produk dan banyak disukai oleh anak-anak. Selagi menunggu penelitian selanjutnya, ada baiknya nih kita langsung konsumsi makanan fermentasi chungkookjang loh pembaca. Keberadaan enzim fibrinolitik yang dapat kita temui di makanan fermentasi menjadi salah satu faktor bagi kita untuk mengonsumsi makanan fermentasi selain dari manfaat dari makanan fermentasi itu sendiri.
Referensi
Altaf F, Wu S, Kasim V. 2021. Role of fibrinolytic enzymes in anti-thrombosis therapy. Front Mol Biosci. 8: 680397.Â
Kim JB, Jung WH, Ryu JM, Lee YJ, Jung JK, Jang HW, Kim SW. 2007. Identification of a fibrinolytic enzyme by Bacillus vallismortis and its potential as a bacteriolytic enzyme against Streptococcus mutans. Biotechnol Lett. 29: 605-610
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H