Mohon tunggu...
Nathania Ferina Lutfia
Nathania Ferina Lutfia Mohon Tunggu... Lainnya - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sang Pemimpi

6 Juni 2021   23:45 Diperbarui: 6 Juni 2021   23:47 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Judul : Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Penyunting : Imam Risdiyanto
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 295 halaman
Cetakan : Juli 2006
 Novel sang pemimpi merupakan novel karya Andrea Hirata kedua dari tetralogi
Laskar Pelangi. Mengajarkan akan pentingnya memiliki usaha yang kuat untuk
menambah ilmu meskipun dalam keadaan sera keterbatasan merupakan inti dari
novel Laskar Pelangi.
 Sedangkan dalam novel Sang Pemimpi, penulis mencoba untuk mengajak
pembacanya untuk berimajinasi dalam alam pikiran kita. Perjuangan untuk
mewujudkan apa yang kita impikan. Dengan mimpi yang bisa membuat hal yang
mustahil menjadi kenyataan. Penulis juga mencoba untuk memberikan sudut pandang
yang berbeda tentang kebahagiaan, cara hidup, dan nasib.
 Para pembaca akan disuguhi dengan sampai membuat takjub. Emosi yang
disampaikan penulis membuat pembaca seperti masuk dalam cerita novel itu sendiri.
Kesedihan yang mengarukan, proses kehidupan yang penuh akan perjuangan, dan
kebahagiaan yang menggembirakan.
 Kata-kata yang terdapat dalam novel ini seakan-akan membuat pikiran dan nafas
ini seperti terhenti sejenak. Sangat menyentuh jiwa sampai tidak bisa disampaikan
dengan kata-kata. Novel Sang Pemimpi seperti membuat alam bawah sadar kita
bagaimana proses untuk menjalni sebuah kehdiupan.
 Sesudah lulus SMP, tiga anak pemimpi yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron meneruskan
pendidikanya ke SMA Bukan Main, petualangan ketiga anak itu pun dimulai. Arai
merupakan saudara dari Ikal yang menjadi yatim piatu dari kelas 3 sekolah dasar,
dia merupakan anak yang sabar dan tabah dalam menjalani kehidupanya.

Coba bayangkan, saat Ikal dan sang ayah menjemput Arai, mereka sangat prihatin

dengan kondisi Arai, oleh karena itu Arai tinggal bersama dengan Ikal dan ayah

ibunya. Arai sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ayah dan ibu Ikal.

Sedangkan Jimbron adalah anak angkat dari seorang pendeta yang bernama

Geovanny yang selalu bersedia untuk mengantarkan Jimbron setiap sorenya ke

Masjid supaya Jimbron menjadi Muslim yang taat. Tiga anak ini selalu bersama dan

mempunyai impiannya masing-masing.

 Ketiga anak dalam novel sang pemimpi ini menetap di sebuah kamar di pinggiran

Dermaga Magai. Setiap harinya dari jam dua pagi mereka bertiga harus sudah

bangun karena harus bekerja menjadi kuli ikan di Dermaga itu. Pak Mutsar sering

memarahi Arai, Ikal, dan Jimbon karena perbuatan dari ketiga anak itu.

 Pak Mutsar sendiri merupakan seorang yang memiliki kepribadian yang tegas,

bersahaja, dan disiplin tinggi. Dia merupakan pahlawan anak-anak Belitung, karena

jasanya lah Ikal dan teman yang lainnya tidak harus menempuh jarak ratusan kilo

untuk bersekolah. Di kalangan anak-anak, Pak Mustar adalah orang yang galak, hal

itu disebabkan Pak Mutsar merasa kecewa karena anaknya tidak masuk ke sekolah

yang dibangunnya sendiri.

 Mimpi itu dimulai ketika seorang guru sastra bernama Pak Balia. Beliau merupakan

guru yang sangat inspiratif, yang tak pernah lelah untuk mengajari murid-muridnya

untuk selalu memiliki motivasi yang tinggi untuk menggapai impiannya dengan penuh

semangat.

 Pak Balia selalu memberikan kata-kata supaya anak muridnya harus memiliki impian

tinggi, belajar dari alam untuk mentadaburi arti dari sebuah kehidupan, menggali

ilmu sebanyak mungkin. Mimpinya ingin mengelilingi indahnya eropa, eksotisnya

negara-negara Afrika, dan ingin ke almamater Universitas Sorebonne Prancis.

 Kata-kata memang bisa mempengaruhi kehudipan seseorang. Setiap hal yang

pernah diucapkan Pak Balia bersemayam di dalam hati anak didiknya. Arai lah yang

paling percaya dengan semua kata inspiratif yang selalu diberikan oleh gurunya itu.

 Arai berubah menjadi seorang yang memiliki impian yang tinggi dan selalu

meyakinkan kedua temannya. Sudah di singguh di atas bahwa mereka rela menjadi

kuli untuk mewujudkan impiannya untuk sekolah di Perancis. Apabila secara nalar

manusia normal, tabungan yang mereka kumpulkan mustahil cukup untuk pergi ke

Perancis, akan tetapi hal itu tidak pernah membuat mereka putus asa. Selama impian kita kuat dan terus berusaha pasti akan ada jalan untuk menuju ke

sana. Sedangkan di sisi lain, Jimbron mempunyai mengagumi binatang kuda, dan

diam-dia menyukai seorang gadis yang pendiam namanya Laksmi. Arai mempunyai

impian menikah dengan Zakiah, dia adalah seorang gadis yang selalu menolaknya,

akan tetapi Arai tidak pernah menyerah untuk mencintai gadis itu. Sementara itu

Ikal sangat ingin sekali bertemu dengan gadis pujaannya A Ling.

 Sesudah lulus dari SMA Ikal dan Arai merantau ke Pulau Jawa, di Bogor.

Sedangkan Jimbron tetap di Belitung untuk berternak kuda bersama gadis yang dia

cintai. Jimbron memberikan hadiah dua buah celengan kuda. Dengan demikian

meskipun Jimbron tidak pernah ke Paris tapi hatinya pasti sampai ke sana bersama

kedua sahabatnya itu..

 Sesampainya di Bogor menjadi perjuangan baru bagi Ikal dan Arai. Kehidupan di

sana ternyata tak seperti yang mereka harapkan. Nasib menjadikan Ikal bekerja di

kantor pos, sedangkan Arai pergi merantau ke Kalimantan karena tidak mendapatkan

pekerjaan.

 Arai hilang begitu saja tanpa mengabari sahabatnya Ikal. Dia pun merasa sangat

kehilangan Arai. Di tahun selanjutnya Ikal melanjutkan kuliah di UI dengan

mengambil jurusan ekonomi. Setelah menyelesaikan studinya, peluang untuk

melanjutkan studi ke Sorebonne pun semakin terbuka, Ikal mendapatkan informasi

beasiswa S2 jurusan ekonomi di sana. Singkat cerita Ikal ikut dan masuk 15 besar

dari ratusan pelamar beasiswa.

 Ketika wawancara, profesor yang megetes Ikal sangat terpukau dengan riset yang

dibawa Ikal. Meskipun Ikal lulusan dari sarjana ekonomi dan tukang pos, tapi riset

yang Ikal ajukan sangat mengesankan pengujinya. Ketika itu Ikal merasa sedih,

karena sahabatnya Arai yang membuat dia bisa bermimpi untuk ke Paris tidak ada di

sampingnya.

 Kejutan datang, setelh Ikal keluar dari ruang wawancara, ia seperti mendengar

suara orang yang tak asing baginya. Ikal melihat sahabatnya sedang ada di raung

wawancara. Ternyata yang sedang di wawancara itu adalah Arai. Mereka pun saling

berpelukan karena sudah lama tak berjumpa. Ternyata Arai tidak pernah melupakan

mimpinya untuk kuliah di Sorebonne. Arai memang penuh dengan kejutan.

 Ketika Arai pergi meninggalkan Ikal, ternyata dia meneruskan kuliahnya sembari

bekerja. Dia kuliah di Mulawarman denga mengambil jurusan biologi. Ketika ada pengumuman beasiswa untuk S2 ke Prancis, dia langsung mendaftar untuk

mendapatkan beasiswa tersebut.

 Arai mempersiapkan dengan penuh persiapan semua persyaratan yang diperlukan.

Dia membawa sebuah riset di bidang biologi. Sama dengan Ikal, Arai masuk 15

besar. Saat wawancara, profesor yang mewawancarainya juga kagum dengan riset

yang Arai lakukan yang bisa membuat sebuah teori baru.

 Sambil menunggu hasil pengumuman beasiswa, mereka berdua pulang ke kampung

halamannya di Belitung. Rasa rindu yang luar dengan keluarga dan juga kampung

halaman biasa menjadikan mereka pulang ke sana sekaligus mengisi liburan. Setelah

beberpa hari di sana mereka pun mendapatkan surat yang sudah lama mereka

nantikan kedatangannya. Dengan hati yang cemas dan penuh harapan, mereka

membuka suratnya, di surat itu tertulis bahwa mereka berdua berhasil lolos

beasiswa. Mereka berdua menangis bahagia setelah itu, Apa yang mereka dulu

impikan akhirnya terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun