Film tidak bisa berdiri sendiri. Film pasti dibantu dengan unsur-unsur atau hal-hal yang lainnya. Paradigma, genre, dan subgenre menjadi tiga hal penting yang tidak dapat dipisahkan dari film.Â
Pengertian Film, Paradigma, Genre, dan Subgenre dalam Film
1. FilmÂ
Gambar yang bergerak diikuti dengan sebuah cerita di dalamnya untuk dikomunikasikan kepada penonton merupakan pengertian dari film.Â
2. Paradigma
Sebuah proses mempersepsi, berpikir, dan menilai merupakan pengertian dari paradigma (Harmon dalam Moleong, 2004: 49 dalam Astuti, V. N. P., 2022: 17).Â
Terdapat beberapa paradigma dalam film, yaitu paradigma positivisme, konstruktivisme, transformatif, pragmatisme, fungsionalisme, empirisme, fenomenologi, dan kritis (Astuti, V. N. P., 2022: 17-22).Â
3. Genre
Jenis, gaya, kelas, penggambaran terkait cerita dalam sebuah film disebut dengan genre (Astuti, V. N. P., 2022: 23). Terdapat beberapa genre, yaitu action, horor, drama (Astuti, V. N. P., 2022: 27-29).Â
4. Subgenre
Subgenre membantu genre-genre yang sudah ada menjadi lebih berkembang sehingga dapat memunculkan jenis film atau genre yang lain yang tentunya memiliki kekhasan.Â
Terdapat beberapa subgenre, yaitu film petualangan, film noir, film komedi, film musikal, film fantasi, film perang, dan film western (Astuti, V. N. P., 2022: 29-30).Â
Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI (1984)
Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI (1984) atau yang lebih dikenal dengan film G30S/PKI (1984) merupakan film Indonesia yang bergenre dokumen dan drama dari propaganda Indonesia.Â
Arifin C. Noer adalah sosok sutradara sekaligus penulis film G30S/PKI (1984). Selain itu, G. Dwipayana adalah produser dari film G30S/PKI (1984) ini.Â
Tidak hanya itu, film G30S/PKI (1984) ini juga dibintangi oleh beberapa pemain film yang terkenal, yaitu Amoroso Katamsi, Umar Kayam, dan Syubah Asa.Â
G30S/PKI (1984) adalah film pada masa pemerintahan Orde Baru Soeharto. Secara garis besar, film G30S/PKI (1984) ini merupakan film yang menggambarkan terjadinya peristiwa kudeta, baik saat menjelang peristiwa kudeta tersebut maupun sesudah terjadinya peristiwa kudeta tersebut.Â
Pada tahun 1965, terjadilah peristiwa percobaan kudeta dan peristiwa ini disebut dengan "G30S" atau Gerakan 30 September di mana percobaan kudeta tersebut didalangi oleh Partai Komunis Indonesia atau "PKI".Â
Dalam cerita film G30S/PKI (1984) ini banyak sosok pahlawan yang harus gugur karena adanya perang dari peristiwa kudeta yang terjadi.Â
Film G30S/PKI (1984) juga menampilkan pergantian rezim pemerintahan Indonesia dari Presiden Soekarno ke Soeharto pada pemerintahan Orde Baru.Â
"G30S" digambarkan sebagai sebuah gerakan yang sangat kejam karena semua langkah sudah direncanakan oleh oknum-oknum tertentu.Â
Tidak hanya itu, "G30S" juga menggambarkan kebanggaan dalam menggunakan kekerasan sekaligus penyiksaan terhadap jenderal-jenderal.Â
Pada Festival Film Indonesia 1984, film G30S/PKI (1984) ini telah dinominasikan karena mendapatkan tujuh penghargaan dan salah satunya adalah jumlah penonton yang menonton film G30S/PKI ini sangat tinggi.Â
Analisis Penggunaan Paradigma, Genre, dan Subgenre G30S/PKI (1984)
1. Penggunaan Paradigma
a. Paradigma Transformatif
Film G30S/PKI (1984) menggunakan paradigma transformatif di mana paradigma transformatif ini muncul sekitar tahun 1980 hingga tahun 1990 dan paradigma transformatif ini cenderung mengangkat topik-topik atau isu-isu terkait dengan kekuasaan, ketidaksetaraan, penganiayaan, penindasan, sekaligus perampasan hak (Astuti, V. N. P., 2022: 19). Film G30S/PKI (1984) ini merupakan film tahun 1984 dan berfokus pada perang akibat kudeta serta berfokus pada penganiayaan sehingga banyak korban yang berjatuhan.Â
b. Paradigma Fungsionalisme
Film G30S/PKI (1984) ini tidak hanya memiliki paradigma transformatif. Namun, film G30S/PKI ini juga memiliki paradigma fungsionalisme. Ketertiban sosial, stabilitas sosial, kesepakatan, kesetiakawanan, dan pemuasan kebutuhan-kebutuhan merupakan beberapa ciri dari paradigma transformatif (Astuti, V. N. P., 2022: 20-21). Film G30S/PKI (1984). Film G30S/PKI (1984) ini juga berbicara mengenai kesepakatan yang terjadi antara pihak-pihak yang terlibat dan adanya kesetiakawanan antara Presiden Soekarno dan Jenderal Soeharto maupun yang lainnya.Â
2. Genre
a. Dokumen
Film yang bergenre dokumen atau dokumenter ini merupakan film yang menceritakan kejadian nyata atau kejadian yang pernah terjadi yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah film. Film G30S/PKI (1984) ini dibuat berdasarkan kisah nyata yang memang pernah terjadi di Indonesia.Â
b. Drama
Film G30S/PKI (1984) juga bergenre drama. Film dengan genre drama ini lebih menonjolkan terkait kuatnya plot atau alur cerita dalam sebuah film, semua karakter yang terlibat diikuti dengan latar waktu dan tempat terlihat sangat nyata atau realistis, setiap emosi dan hubungan yang ditonjolkan pada karakter atau pemain film terlihat sangat intens, drama sejarah dan biografi merupakan kategori dari film bergenre drama, dan film yang bergenre drama mampu mempengaruhi emosi penonton seperti sedih, gembira maupun marah (Astuti, V. N. P., 2022: 28-29). Film G30S/PKI (1984) memiliki alur cerita yang sangat kuat sehingga film ini mampu mempengaruhi emosi penonton, terkhusus bagi penonton Indonesia.
3. Subgenre
a. Film PerangÂ
Subgenre dari film G30S/PKI (1984) tentu adalah film perang. Subgenre film perang menceritakan terkait peristiwa apa yang terjadi di masa sejarah abad dua puluh. Film perang biasanya menceritakan sebuah kenyataan, fantasi maupun perang dunia yang terjadi di masa depan, serta satir dan klasik (Astuti, V. N. P., 2022: 30). Secara keseluruhan, film G30S/PKI (1984) menceritakan peperangan.Â
Film Dilan 1990 (2018)
Dilan 1990 (2018) merupakan film Indonesia yang bergenre romance dan drama yang diadaptasi dari sebuah novel karya Pidi Baiq.Â
Film Dilan 1990 (2018) disutradarai oleh Fajar Bustomi yang juga dibantu oleh Pidi Baiq, sang penulis novel Dilan 1990.Â
Film Dilan 1990 (2018) juga dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan yang berperan menjadi sosok Dilan dan juga dibintangi oleh Vanesha Prescilla yang berperan menjadi sosok Milea.Â
Secara garis besar, film Dilan 1990 (2018) ini menceritakan sebuah kisah cinta Dilan dan Milea yang masih duduk di bangku SMA yang berada di kota Bandung.Â
Keduanya saling jatuh cinta di umur yang masih muda. Kisah cinta mereka terjadi pada tahun 1990 sehingga film ini diberi judul "Dilan 1990".Â
Film Dilan 1990 (2018) ini memang merupakan film romance drama, tetapi film ini tidak terlepas dari banyaknya konflik yang dialami oleh pemain-pemain, terlebih konflik yang terjadi antara Dilan dan Milea.Â
Salah satu konflik yang paling berpengaruh dan yang paling menonjol di dalam film ini adalah konflik tawuran antar geng motor dari sekolah lain.Â
Hal ini terjadi karena Dilan adalah ketua dari geng motornya sendiri dan Milea sama sekali tidak suka jika Dilan masih terus menerus berada di gang motornya, terlebih menjadi ketua geng motor.Â
Milea hanya tidak mau Dilan terluka hanya karena tawuran geng motor sehingga Milea marah besar kepada Dilan sehingga Milea memutuskan Dilan.Â
Namun, kisah cinta Dilan dan Milea tidak hanya berhenti di sini karena film Dilan 1990 (2018) memiliki lanjutannya, yaitu Dilan 1991 (2019) dan Milea: Suara dari Dilan (2020).Â
Analisis Penggunaan Paradigma, Genre, dan Subgenre Dilan 1990 (2018)
1. Penggunaan Paradigma
a. Paradigma Fungsionalisme
Film Dilan 1990 (2018) memiliki paradigma fungsionalisme. Kesetiakawanan adalah salah satu dari beberapa ciri paradigma transformatif (Astuti, V. N. P., 2022: 20-21). Film Dilan 1990 (2018) mengandung kesetiakawanan. Hal ini dapat dilihat dari Dilan yang memiliki teman-teman yang setia kawan, saling membantu, dan mementingkan kepentingan teman lainnya terlebih dulu.
2. Genre
a. Romance
Film dengan genre romance merupakan film yang berfokus pada kisah percintaan asmara. Film Dilan 1990 (2018) tentu bergenre romance. Secara keseluruhan, film ini memang cenderung lebih menceritakan kisah cinta yang terjadi antara Dilan dan Milea.Â
b. Drama
Film Dilan 1990 (2018) juga bergenre drama, yaitu memiliki hubungan yang intens dan mampu mempengaruhi emosi penonton (Astuti, V. N. P., 2022: 28-29). Dilan dan Milea memiliki hubungan yang sangat intens dan setiap konflik yang terjadi antara Dilan dan Milea maupun pemain-pemain lainnya mampu mempengaruhi emosi penonton. Terlebih lagi, di akhir cerita Dilan 1990 (2018) Milea memutuskan Dilan hanya karena Dilan tidak mau keluar dari geng motor. Â
c. DokumenÂ
Film yang bergenre dokumen atau dokumenter ini merupakan film berdasarkan kisah nyata. Berdasarkan berita yang dilansir oleh KapanLagi.com dengan penulis Madelina Tyssa (21/09/2018), film Dilan 1990 (2018) diadaptasi berdasarkan kisah nyata dari orang-orang yang berada di sekitar Pidi Baiq atau orang terdekat Pidi Baiq.Â
3. Subgenre
a. Film NoirÂ
Film noir merupakan subgenre film yang proses syuting nya selalu di malam hari atau cenderung sering di malam hari (Astuti, V. N. P., 2022: 29). Film Dilan 1990 (2018) cenderung mengambil latar waktu malam hari. Contohnya, saat Dilan dan Milea pergi makan, menghabiskan waktu dengan memutari kota Bandung menggunakan motor Dilan di malam hari, dan menghabiskan tahun baru bersama teman-temannya di malam hari. Â
Daftar PustakaÂ
Aditya, R. (2021). Sinopsis Dilan 1990: Awal Kisah Cinta dalam Dilan dan Milea. Diakses pada 6 September 2022, dari https://amp.suara.com/entertainment/2021/07/14/223535/sinopsis-dilan-1990-awal-kisah-cinta-dilan-dan-mileaÂ
Astuti, V. N. P. (2022). Buku ajar filmologi kajian film. Yogyakarta: UNY Press.Â
Fisipol. (2022). Jenis-jenis Film Dokumenter. Diakses pada 7 September 2022, dari https://ilmukomunikasi.uma.ac.idÂ
p2k.unkris.ac.id. (). Penumpasan Pengkhianatan G 30 S Pki. Diakses pada 6 September 2022, dari http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Penumpasan-Pengkhianatan-G-30-S-Pki_42626_p2k-unkris.htmlÂ
Madelina, T. (2018). Novel Dilan Berdasarkan Kisah Nyata, Bidi Baiq Buat Perjanjian dengan Tokoh Asli. Diakses pada 7 September 2022, dari https://m.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/novel-dilan-berdasar-kisah-nyata-pidi-baiq-buat-perjanjian-dengan-tokoh-asli-d45d7a.htmlÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI