Secara garis besar, film Dilan 1990 (2018) ini menceritakan sebuah kisah cinta Dilan dan Milea yang masih duduk di bangku SMA yang berada di kota Bandung.Â
Keduanya saling jatuh cinta di umur yang masih muda. Kisah cinta mereka terjadi pada tahun 1990 sehingga film ini diberi judul "Dilan 1990".Â
Film Dilan 1990 (2018) ini memang merupakan film romance drama, tetapi film ini tidak terlepas dari banyaknya konflik yang dialami oleh pemain-pemain, terlebih konflik yang terjadi antara Dilan dan Milea.Â
Salah satu konflik yang paling berpengaruh dan yang paling menonjol di dalam film ini adalah konflik tawuran antar geng motor dari sekolah lain.Â
Hal ini terjadi karena Dilan adalah ketua dari geng motornya sendiri dan Milea sama sekali tidak suka jika Dilan masih terus menerus berada di gang motornya, terlebih menjadi ketua geng motor.Â
Milea hanya tidak mau Dilan terluka hanya karena tawuran geng motor sehingga Milea marah besar kepada Dilan sehingga Milea memutuskan Dilan.Â
Namun, kisah cinta Dilan dan Milea tidak hanya berhenti di sini karena film Dilan 1990 (2018) memiliki lanjutannya, yaitu Dilan 1991 (2019) dan Milea: Suara dari Dilan (2020).Â
Analisis Penggunaan Paradigma, Genre, dan Subgenre Dilan 1990 (2018)
1. Penggunaan Paradigma
a. Paradigma Fungsionalisme
Film Dilan 1990 (2018) memiliki paradigma fungsionalisme. Kesetiakawanan adalah salah satu dari beberapa ciri paradigma transformatif (Astuti, V. N. P., 2022: 20-21). Film Dilan 1990 (2018) mengandung kesetiakawanan. Hal ini dapat dilihat dari Dilan yang memiliki teman-teman yang setia kawan, saling membantu, dan mementingkan kepentingan teman lainnya terlebih dulu.