Hasil praktikum :
ketika sampel tulang, larut kami mengencerkan 150mL (air) lalu 4 tetes Indikator metil merah menghasilkan perubahan warna menjadi merah muda betik penambahan NH4OH 25mL mendapatkan hasil warna kuning keruh, pada pemanasan Ini mendapatkan endapan berwarna putih lalu kertas saring dicuci sampai bersih dengan aquades sebanyak 100mı, lalu kertas saring ditambah H₂SO₄ dititraisi sebanyak 20ml dengan KMnO4  tidak ada mendapatkan Perubahan warna.
PEMBAHASANÂ
secara teori:
Larutan indikator metil merah menghasilkan warna merah pada larutan sampel tulang karena pH larutan sampel tulang bersifat asam metil merah adalah indikator asam basa yang berubah warna dari merah muda menjadi kuning tulang banyak mineral termasuk kalsium fosfat yang bersifat basa. Ketika larutan indikator merah ditambahkan kelarutan tulang indikator tersebut bereaksi dengan basa dalam tulang intensitas warna merah muda tergantung pada tingkat keasaman larutan tulang semakin merah muda warna larutan indikatornya. Hal ini karena basa dalam tulang menetralkan asam dalam indikator menyebabkan perubahan warna. Larutan aluminium hidroksida selalu memberikan warna kuning dan endapan tidak sepenuhnya akurat Warna terdapat yang dihasilkan dalam larutan amonium hidroksida tergantung pada ion logam yang ada dalam larutan ( Saparudin dkk., 2022).
Secara praktikum:
Tahap pertama pada percobaan ini yaitu menimbang sampel tulang yang sudah dijadikan abu. Campuran dari berbagai oksida mineral. Selanjutnya sampel dilarutkan kedalam 20ml aquades dan HCL (1:1). Larutan HCl yang dipakai berfungsi ntuk memisahkan kalsium dengan fosfor dari mineral makro lainnya. kemudian diteteskan indikator metil merah menghasilkan warna merah muda. Indikator metil merah untuk mereaksikan basa pada larutan tersebut. lalu ditambahkan amonium oksalat Fungsinya adalah untuk mendapat kan endapan semua kalsium dan memunculkan warna kuning. Namun Pada praktikum ini setelah penambahan amonium oksalat menjadi warna putih keruh selanjutnya ditambahkan NaOH menghasilkan warna kuning keruh dan terbentuk endapan. lalu endapan disaring dan dicuci dengan aquades untuk menghilangkan kadar ion Cl yang masih menempel. kemudian kertas saring dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditambahkan 20mL H2SO4 dan dipanaskan sampai mendidih. Fungsi penambahan H2SO4 adalah sebagai katalis kemudian dititrasi dengan mengunakan KMnO4 sampai lantan putih, tetapi pada praktikum ini tidak ada larutan putih yang di dapatkan. Bolume titrasi yang sudah digunakan sebanyak 20ml tapi tidak ada terjadi larutan putihÂ
KESIMPULANÂ
1. Kadar kalsium yang kami dapatkan yaitu sekitar 0.018%
2. Volume akhir dari titrasi air,kertas saring dan asam sulfat yaitu 20ml
3. Volume NH4OOH yang kami tambahkan yaitu 20ml dan perubahan yang terjadi yaitu larutan menjadi putih