Mohon tunggu...
Nathanael Giorgio
Nathanael Giorgio Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Indonesia: Kurangnya Pengembangan Keterampilan Praktis

6 Mei 2024   22:42 Diperbarui: 6 Mei 2024   22:51 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seseorang sedang kesusahan belajar. Foto: iStock

Kami semua tahu bahwa pendidikan sangat penting demi menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Pendidikan memperluas ilmu pengetahuan siswa agar nantinya mampu  berkontribusi dalam membuat Indonesia maju. 

Namun demikian, pendidikan di Indonesia masih banyak sekali permasalahannya. Keterbatasan akses pendidikan, ketimpangan pendidikan, kualitas sarana dan prasana, dan lain sebagainya menjadi masalah pendidikan yang umum terjadi di Indonesia. 

Menurut saya, dari segala masalah yang terdapat dalam sistem pendidikan di Indonesia, masalah yang cukup mencolok berkaitan dengan aspek kurikulumnya sendiri. Banyak mata pelajaran yang memiliki muatan teori dalam jumlah yang besar, tetapi pembekalan keterampilan praktisnya justru masih kurang. Padahal, keterampilan praktis inilah yang berguna bagi para siswa dalam kesehariannya di masa depan.

Seringkali, mata pelajaran "hafalan" seperti Biologi, Kimia, Geografi, dan yang lainnya kurang mampu dalam mengembangkan keterampilan praktis milik para siswa yang mempelajarinya. Contohnya di Biologi, guru yang mengajar biasanya hanya memaparkan materi saja kemudian lanjut ulangan. Namun, bagi siswa yang tidak ingin mengambil jurusan di bidang Biologi, ilmu pengetahuan yang telah dipelajari akan sia- sia begitu saja.

Hal yang seharusnya dikembangkan selama pembelajaran adalah soft skills para siswa. Contohnya seperti kemampuan siswa untuk berbicara di depan umum lewat presentasi. 

Contoh lain seperti kemampuan siswa dalam bernalar dan berpikir kritis lewat diskusi bersama dan analisis soal. Keterampilan- keterampilan inilah yang akan praktis dan sungguh bermanfaat dalam kehidupan sehari- hari para siswa di masa depan. 

Orang kesusahan belajar matematika. Foto: Rumah Penulis
Orang kesusahan belajar matematika. Foto: Rumah Penulis

Hal yang sama dapat dikatakan untuk mata pelajaran lainnya. Mari kita lihat pandangan khalayak umum terkait matematika sebagai mata pelajaran. Pasti banyak yang mengatakan belajar matematika itu hanya membuang- buang waktu karena tidak akan berguna di masa depan. 

Hal ini kemungkinan besar adalah kenyataan karena tidak semua orang akan berjurusan di bidang matematika. Namun, sekali lagi, keterampilan- keterampilan praktislah selama belajar matematika yang harus dikembangkan.

Matematika menguji kemampuan siswa untuk berpikir secara logis sesuai dengan aturan dan kaidah di matematika. Selain itu, problem solving atau kemampuan siswa untuk memecahkan masalah adalah keterampilan praktis yang akan berguna dalam keseharian para siswa. 

Namun, mengapa banyak orang mengatakan bahwa matematika itu tak berguna? Karena sejak awalnya, keterampilan- keterampilan tersebut yang dibutuhkan agar sukses dalam belajar matematika tidak dibekali dengan baik. 

Orang sedang berpresentasi. Foto: Kahf
Orang sedang berpresentasi. Foto: Kahf

Oleh karena itu, kualitas kurikulum di Indonesia semestinya dikembangkan lebih lanjut. Menurut saya, seorang siswa yang menghabiskan banyak waktunya untuk menghafalkan muatan teori yang amat luas tanpa ada hasil konkrit bagi masa depannya adalah sia- sia. Seharusnya, sembari belajar teori yang banyak, keterampilan praktis juga harus dilatih. Kegiatan- kegiatan pembelajaran seperti presentasi, group discussion, analisis kasus, dan yang lainnya sangat penting diadakan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun