Mohon tunggu...
Nathanael Maria David Teddja
Nathanael Maria David Teddja Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Hobi Menulis dan Tertarik akan Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Parkir Sembarangan, Masalah Klasik Perumahan

18 November 2024   05:26 Diperbarui: 18 November 2024   07:26 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil Parkir Sepanjang Jalan Perumahan (Sumber: Dokpri)

Mempertegas Peraturan Parkir

Pemerintah setempat dapat menegakkan aturan yang mewajibkan pemilik kendaraan untuk memiliki garasi sebelum membeli mobil. Ini akan mendorong warga lebih bertanggung jawab terhadap ruang parkir mereka sendiri. Selain itu, pemberian sanksi terhadap warga yang parkir sembarangan juga sangat dibutuhkan dan harus dipertegas.  

Mengatur Perencanaan Lahan Parkir

Perumahan harus didorong untuk menyediakan lahan parkir umum di dalam kompleks tempat tinggal, sehingga tamu dan kendaraan tambahan memiliki tempat yang jelas untuk parkir apabila tidak memiliki garasi dalam rumah. Selain itu, mempertimbangkan peningkatan kebutuhan parkir.

Peningkatan Kesadaran Warga  

Melalui sosialisasi, warga harus diedukasi tentang pentingnya menjaga ketertiban parkir untuk kenyamanan bersama. Forum warga seperti Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) bisa menjadi fasilitator diskusi dan solusi, sekaligus mengingatkan satu sama lain mengenai pentingnya parkir secara teratur.

Fenomena parkir di jalan perumahan adalah masalah yang sering terjadi, tetapi bukan tanpa solusi. Diperlukan kerja sama antara pemerintah dan partisipasi warga untuk menciptakan lingkungan yang tertib dan nyaman. Dengan perencanaan dan kesadaran bersama, mungkin tidak akan ada pengalaman buruk seperti keserempet mobil saat pulang kerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun