Mohon tunggu...
Nathan
Nathan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menarik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Posyandu sebagai Pusat Informasi Kesehatan Ibu dan Anak Desa Bodesari

15 September 2023   22:04 Diperbarui: 15 September 2023   22:55 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peran Posyandu Sebagai Pusat Informasi Kesehatan Ibu dan Anak Desa Bodesari

Michael Yonathan, Tasya Fatimah
Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Posyandu sudah dikenal sejak lama sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar bagi ibu dan balita. Kini, Posyandu dituntut untuk mampu menyediakan informasi kesehatan secara lengkap dan mutahir sehingga menjadi sentra kegiatan kesehatan masyarakat.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi (Departemen Kesehatan RI. 2006). Dengan demikian Posyandu merupakan kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005).

Berdasarkan hal tersebut, tujuan didirikannya Posyandu adalah untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, Pos pelayanan terpadu (Posyandu) ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan professional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran. Oleh karena itu, Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat. 

Program ini dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di bidang kesehatan dan Kelarga berencana. Anggota Posyandu berasal dari anggota PKK, tokoh masyarakat dan para kader masyarakat. Kader kesehatan merupakan perwujutan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada lima program dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang mereka tidak kompeten memberikannya.

Pelaksanaan program Posyandu oleh kader-kader kesehatan terpilih yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Kader-kader ini diperoleh dari wilayah sendiri yang terlatih dan terampil untuk melaksanakan kegiatan rutin di Posyandu maupun di luar hari buka Posyandu. Oleh karena itu, Posyandu merupakan wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan. 

Posyandu mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dapat meningkatkan mutu manusia di masa yang akan datang. Pembinaan pertumbuhan dan perkembangan manusia terutama: a). Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita; b). Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh; c). Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan masyarakat, terutama dalam hal meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari Posyandu:
1. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak: Posyandu menyediakan pemantauan rutin terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Hal ini membantu dalam mendeteksi masalah pertumbuhan atau perkembangan sedini mungkin, sehingga tindakan medis atau perawatan lebih lanjut dapat dilakukan dengan cepat.
2. Imunisasi Rutin: Posyandu memberikan imunisasi rutin kepada anak-anak. Imunisasi adalah langkah penting dalam mencegah penyakit-penyakit berbahaya dan penyakit menular yang dapat memengaruhi anak-anak.
3. Pemberian Makanan Tambahan yang Seimbang: Orangtua dan ibu hamil mendapatkan edukasi tentang pentingnya gizi yang baik. Mereka juga diberikan panduan mengenai jenis makanan tambahan yang seimbang dan sesuai usia untuk anak-anak. Ini membantu memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
4. Pendidikan Kesehatan: Posyandu memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu-ibu dan orangtua. Mereka belajar tentang perawatan bayi, pentingnya pemberian ASI (Air Susu Ibu), kebersihan diri dan lingkungan, serta tanda-tanda penyakit dan cara mengatasinya.
5. Deteksi Dini Masalah Kesehatan: Posyandu membantu dalam mendeteksi dini masalah kesehatan pada anak-anak, seperti infeksi, gangguan pertumbuhan, atau masalah perkembangan. Dengan mendeteksi masalah ini lebih awal, intervensi medis atau perawatan yang tepat dapat diberikan sebelum masalah tersebut memburuk.
6. Pemberian Dukungan Sosial: Melalui Posyandu, komunitas lokal terlibat dalam upaya perawatan anak-anak. Ini memperkuat dukungan sosial yang dapat berkontribusi positif terhadap kesehatan dan perkembangan anak-anak.
7. Meningkatkan Kesadaran Orangtua: Posyandu juga membantu dalam meningkatkan pemahaman orangtua tentang pentingnya perawatan kesehatan anak-anak. Mereka menjadi lebih sadar akan tanda-tanda kesehatan dan perkembangan anak-anak mereka.
8. Pengukuran Keberhasilan Program Kesehatan: Data yang dikumpulkan di Posyandu dapat digunakan oleh pemerintah dan organisasi kesehatan untuk mengukur keberhasilan program kesehatan masyarakat dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.

Secara keseluruhan, Posyandu memiliki manfaat yang sangat positif dalam meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak, mencegah penyakit, mendeteksi masalah kesehatan secara dini, dan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Program ini berperan penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anak-anak dan mengurangi angka kematian bayi dan anak-anak di banyak negara, terutama di daerah dengan akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan yang lebih besar.

Perkembangan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) memiliki pengaruh yang sangat positif terhadap tumbuh kembang anak. Posyandu adalah salah satu program pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak. Berikut beberapa pengaruh positif dari perkembangan Posyandu terhadap tumbuh kembang anak:
1. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan: Posyandu memberikan layanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara berkala. Anak-anak diukur berat badannya, tinggi badannya, serta lingkar kepala mereka untuk memastikan bahwa mereka tumbuh dan berkembang dengan baik.
2. Imunisasi: Posyandu juga menyediakan program imunisasi rutin untuk anak-anak. Imunisasi adalah langkah penting dalam melindungi anak-anak dari penyakit-penyakit berbahaya, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka.
3. Pemberian Makanan Tambahan: Posyandu memberikan edukasi kepada ibu-ibu tentang pemberian makanan tambahan yang seimbang dan sesuai usia untuk anak-anak. Gizi yang baik sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
4. Pendidikan Kesehatan: Posyandu memberikan pendidikan kesehatan kepada orangtua tentang cara merawat anak-anak mereka dengan baik, termasuk tentang perawatan bayi, penyuluhan gizi, kebersihan, dan pentingnya tumbuh kembang anak.
5. Deteksi Dini Masalah Kesehatan: Posyandu juga membantu dalam mendeteksi dini masalah kesehatan pada anak-anak, seperti infeksi, gangguan pertumbuhan, atau masalah perkembangan. Dengan mendeteksi masalah ini lebih awal, intervensi medis dapat dilakukan dengan cepat.
6. Meningkatkan Kesadaran Orangtua: Melalui program Posyandu, orangtua mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya perawatan kesehatan anak-anak. Mereka juga diajari bagaimana mengenali tanda-tanda masalah kesehatan pada anak-anak mereka.
7. Keterlibatan Komunitas: Posyandu melibatkan komunitas dalam upaya perawatan anak-anak. Ini memperkuat dukungan sosial yang dapat berkontribusi positif terhadap perkembangan anak.

Dengan demikian, perkembangan Posyandu memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap tumbuh kembang anak dengan meningkatkan pemantauan kesehatan, pemberian imunisasi, pemahaman tentang gizi yang baik, dan deteksi dini masalah kesehatan. Semua ini berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat dan optimal.

Perkembangan anak dari bayi sampai anak-anak adalah proses yang sangat dinamis dan kompleks. Ini melibatkan sejumlah tahap perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang berbeda pada setiap tahap usia. Berikut ini adalah penjelasan umum tentang perkembangan anak dari bayi sampai anak-anak:
1. Bayi (0-12 Bulan):
* Perkembangan Fisik: Pada periode ini, bayi mengalami pertumbuhan fisik yang pesat. Mereka belajar mengendalikan kepala, berguling, meraih objek, dan bergerak secara refleks.
* Perkembangan Kognitif: Bayi mulai mengenali suara dan wajah orang tua, belajar menghubungkan suara dengan objek, dan merespon rangsangan lingkungan.
* Perkembangan Sosial-Emosional: Bayi mulai membentuk ikatan emosional dengan orang tua, mengenali ekspresi wajah, dan merasakan emosi dasar seperti sukacita, marah, dan kecemasan.
* Bahasa: Pada akhir periode ini, bayi mungkin mulai mengeluarkan suara pertama mereka dan mencoba meniru suara-suara orang dewasa.
2. Balita (1-3 Tahun):
* Perkembangan Fisik: Balita mulai berjalan, berlari, dan membangun kemampuan motorik halus, seperti menggambar dan menumpuk benda.
* Perkembangan Kognitif: Mereka mulai mengembangkan kemampuan berbicara dan memahami bahasa, serta eksplorasi aktif terhadap lingkungan.
* Perkembangan Sosial-Emosional: Balita mulai belajar berinteraksi dengan anak-anak sebaya, mengenal emosi diri dan orang lain, serta memahami aturan sederhana.
* Bahasa: Perkembangan bahasa menjadi lebih kompleks, dengan pembentukan kalimat pendek dan pertumbuhan kosakata yang pesat.
3. Usia Prasekolah (3-6 Tahun):
* Perkembangan Fisik: Kemampuan motorik halus dan kasar semakin meningkat, memungkinkan mereka untuk menggambar, menulis, dan bermain dengan lebih terampil.
* Perkembangan Kognitif: Kemampuan berbicara dan berkomunikasi semakin berkembang. Mereka mulai memahami konsep angka, bentuk, dan warna.
* Perkembangan Sosial-Emosional: Anak-anak prasekolah membangun keterampilan sosial seperti berbagi, bermain berkelompok, dan berinteraksi dengan teman sebaya.
* Bahasa: Kemampuan berbicara dan berbahasa semakin meningkat, termasuk mengembangkan pemahaman membaca dan menulis awal.
4. Usia Sekolah Awal (6-12 Tahun):
* Perkembangan Fisik: Pertumbuhan fisik masih berlanjut, tetapi mungkin dengan kecepatan yang lebih lambat.
* Perkembangan Kognitif: Kemampuan pemecahan masalah, berpikir logis, dan berpikir abstrak semakin berkembang. Pendidikan formal dimulai.
* Perkembangan Sosial-Emosional: Anak-anak membangun hubungan sosial yang lebih kompleks dengan teman sebaya, mengembangkan identitas diri, dan memahami nilai-nilai dan norma sosial.
* Bahasa: Kemampuan membaca, menulis, dan berbicara semakin ditingkatkan.

Perkembangan anak adalah proses yang unik dan dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman. Setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memberikan dukungan, stimulasi, dan lingkungan yang mendukung perkembangan anak sesuai dengan usianya, serta memberikan cinta dan perhatian yang memadai untuk mendukung perkembangan sosial dan emosional mereka.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih agar studi ini memperolah gambaran detail dan mendalam mengenai informasi atau suatu gejala sosial tertentu yang bersifat fenomenologis. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan rincian-rincian spesifik dari situasi, setting atau relasi-relasi sosial yang berlangsung dalam lingkup subyek penelitian. Teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan Observasi, Indepth Interview (Wawancara Mendalam), Focus Group Discussion, dan Studi Dokumentasi. Teknik Analisis Data Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi). Responden dalam penelitian ini adalah para kader posyandu Desa Bodesari, anggota posyandu, tenaga kesehatan, dan para kader PKK Desa Bodesari.

Hasil

Persepsi Masyarakat Desa Bodesari terhadap Program Posyandu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan dilapangan ditemukan beberapa penomena terkait dengan persepsi masyarakat pedesaan terhadap program Posyandu. Penomena tersebut terkait dengan keberadaan Posyandu sebagai unit pelaksana pendampingan masyarakat dalam mencapai kesehatan. Fenomena yang muncul berdasarkan kepada pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada para informan. Pertanyaan tersebut terkait dengan pendapat para informan mengenai keberadaan posyandu di lingkungan mereka, keikutsertaan dalam program posyandu, dan pendapat informan tentang program-program posyandu.
Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan tersebut ditemukan beberapa pernyataan yang menggambarkan persepsi positif maupun negatif. Berikut beberapa pokok temuannya adalah, pertama, warga Desa Bodesari mempunyai persepsi positif terkait dengan program Posyandu yang berupa kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi. Selain itu, program Posyandu ini mendapatkan sambutan yang baik oleh warga Desa Bodesari, khususnya masyarakat menengah kebawah yang tentunya sangat senang dengan adanya program Posyandu. Tangggapan yang bersifat positif merupakan sebuah wujud apresiasi didalamnya.

Program Posyandu merupakan perubahan sosial akan membawa sebuah konsekuensi tersendiri bagi masyarakat pedesaan. Bentuk perubahan tersebut baik yang bersifat positif maupun negatif. Perubahan positif seperti manfaat yang diperoleh dengan adanya kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Namun selama ini masyarakat di Desa Bodesari di nilai kurang sadar akan kemudahan yang mereka dapatkan. Hal ini merupakan konsekwensi yang kurang positif.
Sedangkan persepsi masyarakat, tenaga medis, dan kader Posyandu terhadap pelaksanaan program Posyandu adalah positif. Mereka menganggap penting dilaksanakanya program tersebut, tidak hanya sekedar melaksanakan program formal dan menjadikan kegiatan rutin saja (penimbangan balita, pemberian PMT, pemeriksaan kesehatan, imunisasi, pemeriksaan tensi, konsultasi kesehatan) melainkan memiliki fungsi yang sangat besar bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat, terutama yang menyangkut masalah kesehatan.

Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat mengenai posyandu harus dilakukan penyadaran pada masyarakat mengenai peran penting dan manfaat posyandu. Dengan demikian akan terbentuk persepsi positif di kalangan masyarakat. Dengan persepsi yang positif, maka partisipasinya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut akan meningkat. Namun demikian, tampaknya yang masih perlu diluruskan adalah pemahaman yang masih terlalu sederhana tentang program Posyandu tersebut. Dalam pandangan masyarakat, program Posyandu merupakan program rutin dilaksanakan tiap bulan pada minggu keempat dalam rangka melakukan penimbangan balita untuk mengetahui tingkat perkembangan balita.

Pandangan ini masih terlalu sempit karena sebenarnya Posyandu tidak hanya untuk pelaksanaan program penimbangan balita saja, melainkan sebagai pusat pelayanan kesehatan terpadu (pemeriksaan kesehatan, imunisasi, pemeriksaan tensi, pemeriksaan kehamilan, pasangan usia subur, konsultasi kesehatan) yang dapat dilakukan dalam rangka memberikan kemudahan terhadap masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program posyandu diperlukan pemberian informasi yang benar dan tepat sasaran. Dalam hal ini Kader Posyandu sebagai motor penggerak kesehatan masyarakat harus menjadi komunikator yang handal dalam menyebarkan informasi kesehatan kepada masyarakat. Melalui lembaga posyandu, para kader ini harus mengkomunikasikan informasi kesehatan ibu dan anak secara tepat.

Dengan demikian, partisipasi masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan program Posyandu terlihat dari aktifnya masyarakat dalam mengikuti kegiatan Posyandu tiap bulan seperti memanfaatkan imunisasi gratis, penimbangan balita, kontrol kesehatan, pemeriksaan ibu hamil, pasangan usia subur dan konsultasi gizi. Selain itu partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu juga terlihat pemberian makanan tambahan yang merupakan swadaya dari masyarakat. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan salah satu kader yaitu Muthi Ia menyatakan bahwa" Ya sudah lumayan, misalnya PMT (pemberian makanan tambahan) itu kan selain sudah diprogramkan juga ada bantuan dari masyarakat. Kalau ada posyandu masyarakat banyak yang hadir"
Faktor-faktor yang mendorong masyarakat dalam berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu itu adalah sudah tumbuhnya kesadaran dan pemahaman yang cukup dalam masyarakat mengenai posyandu. Selain itu, kegiatan posyandu sudah menjadi tradisi yang rutin dilaksanakan tiap bulan (imunisasi, penimbangan, pengetahuan tentang kesehatan dan pemenuhan gizi balita). Yang paling penting adalah sudah tumbuhnya kesadaran pada setiap diri ibu balita mengenai pentingnya kesehatan bagi balita. Namun, masih ada beberapa ibu balita yang masih rendah tingkat kesadaran, disamping itu juga tenaga medis yang tidak memberikan pelayanan yang lebih responsif terhadap masyarakat.

Simpulan

Berdasarkan pada hasil pengolahan data penelitian berjudul Peran Posyandu Sebagai Pusat Informasi Kesehatan Ibu dan Anak Desa Bodesari dapat disimpulkan bahwa, Persepsi masyarakat terhadap Program Posyandu cukup postif, Hal ini terlihat dari partisipasi masyarakat pada program posyandu cukup tinggi, Posyandu memiliki peranan penting dalam meningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak melalui proses pelayanan kesehatan. Peran posyandu sebagai agen perubahan sosial. Perubahan sosial tersebut berupa perubahan cara pandang masyarakat mengenai kesehatan, terutama kesehatan ibu dan anak, pemantauan tumbuh kembang anak, deteksi penyakit sejak dini, dan masuh banyak keuntungan lain yang menimnulkan perubahan cara pandang masyarakat terhadap kesehatan. Salah satu peubahan yang paling besar adalah perubahan cara pandang pengobatan dan kesehatan yang tadinya berifat alternative berubah ke pengobatan dan kesehatan medis,

Daftar Pustaka

Alwasilah, A. C. (2003). Pokoknya kualitatif: Dasar-dasar merancang penelitian kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Arikunto, S. (1998). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
DePorter, Bobbi & Mike, H. (1999.) Quantum learning: Membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Dairur. (1992). Materi-materi pokok ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Widya Medika.
Depkes RI. (1992). Pembangunan kesehatan masyarakat. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. (2006). Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. (2006). Pedoman umum revitalisasi posyandu. Jakarta: Depkes RI.
Hamidi. (2007). Metode penelitian dan teori komunikasi. Malang: UMM Press.
Hasan, I. (2002). Pokok-pokok materi metodologi penelitian dan aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moleong, L. J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution. (1988). Metode penelitian naturalistik kualitatif. Bandung: Tarsito.
Moleong Lexy, J. (2007). Metode penelitian kualitaif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Miles, M.B. and Huberman, A.M. (1984). Qualitative data analysis: A sourcebook of new methods. Beverly Hills CA: Sage Publications.
Nasution. (1998). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Tarsito.
Natzir, M. (1998). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Santoso, S. (2004). Kesehatan dan gizi. Jakarta: Rineka Cipta Medika.
Singarimbun. M. (1989). Metode penelitian survey. Jakarta: LP3P.
Soekanto, S. (2006). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soetomo. (2008). Strategi-strategi pembangunan masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiono. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R D. Bandung: Alfabeta.
Toriq. (2006). Peranan Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam pembangunan kesehehatan masyarakat (studi kasus di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang). Semarang: Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNES.
Puji, L., dkk. (2006). Persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan program posyandu (studi kasus di Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari Gunung Kidul). Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi, UNY.
Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun