Mohon tunggu...
Nathan
Nathan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menarik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Posyandu sebagai Pusat Informasi Kesehatan Ibu dan Anak Desa Bodesari

15 September 2023   22:04 Diperbarui: 15 September 2023   22:55 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan demikian, perkembangan Posyandu memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap tumbuh kembang anak dengan meningkatkan pemantauan kesehatan, pemberian imunisasi, pemahaman tentang gizi yang baik, dan deteksi dini masalah kesehatan. Semua ini berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat dan optimal.

Perkembangan anak dari bayi sampai anak-anak adalah proses yang sangat dinamis dan kompleks. Ini melibatkan sejumlah tahap perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang berbeda pada setiap tahap usia. Berikut ini adalah penjelasan umum tentang perkembangan anak dari bayi sampai anak-anak:
1. Bayi (0-12 Bulan):
* Perkembangan Fisik: Pada periode ini, bayi mengalami pertumbuhan fisik yang pesat. Mereka belajar mengendalikan kepala, berguling, meraih objek, dan bergerak secara refleks.
* Perkembangan Kognitif: Bayi mulai mengenali suara dan wajah orang tua, belajar menghubungkan suara dengan objek, dan merespon rangsangan lingkungan.
* Perkembangan Sosial-Emosional: Bayi mulai membentuk ikatan emosional dengan orang tua, mengenali ekspresi wajah, dan merasakan emosi dasar seperti sukacita, marah, dan kecemasan.
* Bahasa: Pada akhir periode ini, bayi mungkin mulai mengeluarkan suara pertama mereka dan mencoba meniru suara-suara orang dewasa.
2. Balita (1-3 Tahun):
* Perkembangan Fisik: Balita mulai berjalan, berlari, dan membangun kemampuan motorik halus, seperti menggambar dan menumpuk benda.
* Perkembangan Kognitif: Mereka mulai mengembangkan kemampuan berbicara dan memahami bahasa, serta eksplorasi aktif terhadap lingkungan.
* Perkembangan Sosial-Emosional: Balita mulai belajar berinteraksi dengan anak-anak sebaya, mengenal emosi diri dan orang lain, serta memahami aturan sederhana.
* Bahasa: Perkembangan bahasa menjadi lebih kompleks, dengan pembentukan kalimat pendek dan pertumbuhan kosakata yang pesat.
3. Usia Prasekolah (3-6 Tahun):
* Perkembangan Fisik: Kemampuan motorik halus dan kasar semakin meningkat, memungkinkan mereka untuk menggambar, menulis, dan bermain dengan lebih terampil.
* Perkembangan Kognitif: Kemampuan berbicara dan berkomunikasi semakin berkembang. Mereka mulai memahami konsep angka, bentuk, dan warna.
* Perkembangan Sosial-Emosional: Anak-anak prasekolah membangun keterampilan sosial seperti berbagi, bermain berkelompok, dan berinteraksi dengan teman sebaya.
* Bahasa: Kemampuan berbicara dan berbahasa semakin meningkat, termasuk mengembangkan pemahaman membaca dan menulis awal.
4. Usia Sekolah Awal (6-12 Tahun):
* Perkembangan Fisik: Pertumbuhan fisik masih berlanjut, tetapi mungkin dengan kecepatan yang lebih lambat.
* Perkembangan Kognitif: Kemampuan pemecahan masalah, berpikir logis, dan berpikir abstrak semakin berkembang. Pendidikan formal dimulai.
* Perkembangan Sosial-Emosional: Anak-anak membangun hubungan sosial yang lebih kompleks dengan teman sebaya, mengembangkan identitas diri, dan memahami nilai-nilai dan norma sosial.
* Bahasa: Kemampuan membaca, menulis, dan berbicara semakin ditingkatkan.

Perkembangan anak adalah proses yang unik dan dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman. Setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memberikan dukungan, stimulasi, dan lingkungan yang mendukung perkembangan anak sesuai dengan usianya, serta memberikan cinta dan perhatian yang memadai untuk mendukung perkembangan sosial dan emosional mereka.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih agar studi ini memperolah gambaran detail dan mendalam mengenai informasi atau suatu gejala sosial tertentu yang bersifat fenomenologis. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan rincian-rincian spesifik dari situasi, setting atau relasi-relasi sosial yang berlangsung dalam lingkup subyek penelitian. Teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan Observasi, Indepth Interview (Wawancara Mendalam), Focus Group Discussion, dan Studi Dokumentasi. Teknik Analisis Data Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi). Responden dalam penelitian ini adalah para kader posyandu Desa Bodesari, anggota posyandu, tenaga kesehatan, dan para kader PKK Desa Bodesari.

Hasil

Persepsi Masyarakat Desa Bodesari terhadap Program Posyandu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan dilapangan ditemukan beberapa penomena terkait dengan persepsi masyarakat pedesaan terhadap program Posyandu. Penomena tersebut terkait dengan keberadaan Posyandu sebagai unit pelaksana pendampingan masyarakat dalam mencapai kesehatan. Fenomena yang muncul berdasarkan kepada pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada para informan. Pertanyaan tersebut terkait dengan pendapat para informan mengenai keberadaan posyandu di lingkungan mereka, keikutsertaan dalam program posyandu, dan pendapat informan tentang program-program posyandu.
Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan tersebut ditemukan beberapa pernyataan yang menggambarkan persepsi positif maupun negatif. Berikut beberapa pokok temuannya adalah, pertama, warga Desa Bodesari mempunyai persepsi positif terkait dengan program Posyandu yang berupa kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi. Selain itu, program Posyandu ini mendapatkan sambutan yang baik oleh warga Desa Bodesari, khususnya masyarakat menengah kebawah yang tentunya sangat senang dengan adanya program Posyandu. Tangggapan yang bersifat positif merupakan sebuah wujud apresiasi didalamnya.

Program Posyandu merupakan perubahan sosial akan membawa sebuah konsekuensi tersendiri bagi masyarakat pedesaan. Bentuk perubahan tersebut baik yang bersifat positif maupun negatif. Perubahan positif seperti manfaat yang diperoleh dengan adanya kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Namun selama ini masyarakat di Desa Bodesari di nilai kurang sadar akan kemudahan yang mereka dapatkan. Hal ini merupakan konsekwensi yang kurang positif.
Sedangkan persepsi masyarakat, tenaga medis, dan kader Posyandu terhadap pelaksanaan program Posyandu adalah positif. Mereka menganggap penting dilaksanakanya program tersebut, tidak hanya sekedar melaksanakan program formal dan menjadikan kegiatan rutin saja (penimbangan balita, pemberian PMT, pemeriksaan kesehatan, imunisasi, pemeriksaan tensi, konsultasi kesehatan) melainkan memiliki fungsi yang sangat besar bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat, terutama yang menyangkut masalah kesehatan.

Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat mengenai posyandu harus dilakukan penyadaran pada masyarakat mengenai peran penting dan manfaat posyandu. Dengan demikian akan terbentuk persepsi positif di kalangan masyarakat. Dengan persepsi yang positif, maka partisipasinya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut akan meningkat. Namun demikian, tampaknya yang masih perlu diluruskan adalah pemahaman yang masih terlalu sederhana tentang program Posyandu tersebut. Dalam pandangan masyarakat, program Posyandu merupakan program rutin dilaksanakan tiap bulan pada minggu keempat dalam rangka melakukan penimbangan balita untuk mengetahui tingkat perkembangan balita.

Pandangan ini masih terlalu sempit karena sebenarnya Posyandu tidak hanya untuk pelaksanaan program penimbangan balita saja, melainkan sebagai pusat pelayanan kesehatan terpadu (pemeriksaan kesehatan, imunisasi, pemeriksaan tensi, pemeriksaan kehamilan, pasangan usia subur, konsultasi kesehatan) yang dapat dilakukan dalam rangka memberikan kemudahan terhadap masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program posyandu diperlukan pemberian informasi yang benar dan tepat sasaran. Dalam hal ini Kader Posyandu sebagai motor penggerak kesehatan masyarakat harus menjadi komunikator yang handal dalam menyebarkan informasi kesehatan kepada masyarakat. Melalui lembaga posyandu, para kader ini harus mengkomunikasikan informasi kesehatan ibu dan anak secara tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun