Mohon tunggu...
Nathalia Handojo
Nathalia Handojo Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Pelajar di SMA Kolese Loyola, angkatan 68.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stem Sel, Bermanfaat Namun Penuh Kontroversi

22 Agustus 2018   13:06 Diperbarui: 22 Agustus 2018   13:20 1455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari suatu organisme. Tubuh manusia tersusun dari ratusan atau bahkan ribuan sel. Sel-sel di tubuh kita berfungsi untuk metabolisme, bereproduksi, membuat jantung, ginjal, otak, dan organ-organ tubuh manusia bekerja. Meskipun jumlah sel manusia sangat banyak, namun setiap sel memiliki sifat dasar yang berbeda satu sama lain. 

Sel-sel di tubuh manusia memiliki rentang hidup tertentu. Pendeknya jangka waktu hidup setiap sel tubuh membuat sel memiliki siklus hidup dan mati.Saat kita terluka atau sakit, sel kita juga terluka atau mati. Saat hal tersebut terjadi, stem sel akan aktif. Stem sel menjamin adanya penggantian atas sel kita yang mati.

Stem sel (atau sel punca) adalah kelas sel tak terdiferensiasi yang mampu berdiferensiasi menjadi tipe sel khusus. Stem sel terdiri dari berbagai macam jenis yang bertanggung jawab terhadap berbagai fungsi yang spesifik. 

Sel-sel darah berasal dari stem sel darah, sel-sel kulit berasal dari stem sel kulit, sel-sel ginjal berasal dari stem sel ginjal dan lain sebagainya. Umumnya, stem sell berasal dari 2 sumber utama, yaitu embrio yang terbentuk selama fase blastokista dari perkembangan embriologis (sel induk embrionik) dan jaringan dewasa (sel induk dewasa). Kedua jenis sel ini umumnya dikelompokkan oleh potensi mereka untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel (seperti kulit, otot, tulang).

Sel induk dewasa atau somatik terdapat di seluruh tubuh manusia setelah perkembangan embrio dan bisa ditemukan di dalam berbagai jenis jaringan. Sel-sel induk ini bisa ditemukan di jaringan seperti otak, sumsum tulang, darah, pembuluh darah, otot rangka, kulit, dan hati. 

Mereka tetap dalam keadaan diam atau tidak terbelah selama bertahun-tahun sampai penyakit atau luka di jaringan mengaktifkan mereka. Sel induk dewasa dapat membelah atau memperbarui diri tanpa batas, memungkinkan mereka untuk menghasilkan berbagai jenis sel dari organ asal atau bahkan meregenerasi seluruh organ asli.

Sedangkan untuk sel induk embrio berasal dari embrio manusia yang baru berusia empat atau lima hari yang berada dalam fase perkembangan blastokista. Embrio yang dipakai biasanya merupakan sisa yang telah dibuat di klinik IVF (fertilisasi in vitro) di mana beberapa sel telur dibuahi dalam sebuah tabung reaksi, namun hanya satu yang sel telur ditanamkan ke wanita. 

Stem sel embrionik, tidak seperti stem sel dewasa, dapat berubah menjadi hampir semua ratusan jenis sel manusia lainnya. Alasannya, karena peran alami dari stem sel embrionik adalah untuk membentuk setiap organ dan jaringan di tubuh manusia selama masa perkembangannya. Sebagai contoh, stem sel kulit hanya bisa menciptakan kulit, namun stem sel embrio bisa menciptakan kulit, darah, dan lain-lain. 

Stem sel embrionik juga secara alami dibuat untuk membangun jaringan dan organ yang tidak dibuat oleh stem sel dewasa, sehingga stem sel embrionik memiliki kesempatan yang lebih besar untuk memperbaiki organ tubuh yang sakit. Itulah mengapa para ilmuwan lebih tertarik mengembangkan stem sel embrionik dibandingkan dengan stem sel dewasa. Sel punca diklasifikasi menjadi 4, meliputi:

  • Totipotent, adalah  kemampuan sel punca untuk berdiferensiasi ke semua jenis sel yang mungkin. Contohnya adalah zigot yang terbentuk pada pembuahan sel telur dan beberapa sel pertama yang dihasilkan dari pembelahan zigot.
  • Pluripotent, adalah kemampuan sel punca untuk berdiferensiasi menjadi hampir semua tipe sel. Contohnya termasuk stem sel embrio dan sel yang berasal dari lapisan mesoderm, endoderm, dan lapisan pertumbuhan yang terbentuk pada tahap awal diferensiasi sel induk embrio.
  • Multipoten, adalah kemampuan sel punca untuk berdiferensiasi menjadi sel yang terkait erat dengan sel tersebut. Contohnya termasuk stem sel hematopoietik (dewasa) yang dapat menjadi sel darah merah dan sel darah putih atau trombosit.
  • Oligopotent, adalah kemampuan sel punca untuk berdiferensiasi menjadi beberapa sel. Contohnya termasuk limfoid (dewasa) atau stem sel myeloid.
  • Unipotent, adalah kemampuan sel punca untuk hanya memproduksi sel-sel dari jenis mereka sendiri, tetapi memiliki sifat pembaruan diri yang diperlukan untuk dianggap sebagai stem sel. Contohnya termasuk sel induk otot (dewasa).

Sel punca embrionik sendiri dianggap pluripotent karena sel tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menjadi bagian dari membran ekstra-embrionik atau plasenta. 

Untuk menguji apakah sel induk embrionik manusia bersifat pluripotent, para ilmuwan memungkinkan sel untuk berdiferensiasi secara spontan dalam kultur sel, memanipulasi sel sehingga mereka akan berdiferensiasi untuk membentuk suatu jenis sel tertentu, atau menyuntikkan sel ke dalam tikus yang sudah dilemahkan daya tahan tubuhnya untuk menguji pembentukan teratoma (tumor jinak yang mengandung campuran sel yang berbeda).

Sejauh ini,  stem sel dikembangkan untuk bermacam-macam kegunaan, diantaranya yaitu mengobati penyakit yang sulit disembuhkan, seperti stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal, kanker dan lain-lain. Sebuah tim peneliti dari Massachusetts General Hospital melaporkan dalam PNAS Early Edition (edisi Juli 2013) bahwa mereka mampu membuat pembuluh darah pada tikus laboratorium menggunakan stem sel manusia. 

Para ilmuwan mengekstrak sel prekursor vaskular yang berasal dari stem sel pluripotent manusia yang diinduksi dari satu kelompok orang dewasa dengan diabetes tipe 1 serta dari kelompok lain orang dewasa "sehat". Sel tersebut kemudian ditanamkan ke permukaan otak tikus. Dalam dua minggu setelah penanaman sel induk, jaringan pembuluh darah perfusi telah terbentuk - mereka bertahan selama 280 hari. 

Pembuluh darah baru ini sama baiknya dengan yang alami di sekitarnya. Selain itu, sel pengganti dan jaringan dapat digunakan untuk mengobati penyakit otak seperti Parkinson dan Alzheimer dengan mengganti jaringan yang rusak, membawa kembali sel-sel otak khusus yang menjaga otot-otot yang tidak perlu bergerak. Sel punca embrio baru-baru ini diarahkan untuk berdiferensiasi menjadi sel-sel jenis ini, dan karenanya pengobatannya menjanjikan.

Sel-sel jantung sehat yang dikembangkan di laboratorium mungkin suatu hari nanti ditransplantasikan ke pasien dengan penyakit jantung, mengisi kembali jantung dengan jaringan sehat. Demikian pula, orang-orang dengan diabetes tipe I dapat menerima sel-sel pankreas untuk menggantikan sel-sel yang memproduksi insulin yang telah hilang atau dihancurkan oleh sistem kekebalan pasien sendiri. Satu-satunya terapi saat ini adalah transplantasi pankreas, dan itu tidak mungkin terjadi karena pasokan pancreases kecil yang tersedia untuk transplantasi.

Sel induk hematopoietik dewasa yang ditemukan dalam darah dan sumsum tulang telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati penyakit seperti leukemia, anemia sel sabit, dan imunodefisiensi lainnya. 

Sel-sel ini mampu menghasilkan semua jenis sel darah, seperti sel darah merah yang membawa oksigen ke sel darah putih yang melawan penyakit. Kesulitan timbul dalam ekstraksi sel-sel ini melalui penggunaan transplantasi sumsum tulang invasif. Bahkan baru-baru ini, stem sel juga digunakan untuk terapi kecantikan untuk membuat orang menjadi awet muda.

stem-cell-research-diagram-5b7cfdbcbde57561bb00ad53.jpg
stem-cell-research-diagram-5b7cfdbcbde57561bb00ad53.jpg
Sebenarnya bagaimana cara kerja stem sel, sampai bisa menjadi sesuatu yang sangat berpengaruh bagi dunia kesehatan? Pertama-tama, para ilmuwan mengambil sel telur yang belum dibuahi dan menghilangkan nukleusnya yang mengandung DNA. Kemudian, mereka mengambil sebuah sel kulit yang bernama fibroblast dan memasukkan nukleus fibroblast kedalam sel telur yang kosong tersebut. Dalam waktu 30 menit, sel itu telah menyatu untuk menghasilkan embrio. Kemudian, sel itu disetrum dengan listrik untuk memulai pertumbuhan. Cairan didalam sel, yang disebut sitoplasma, memprogram kembali DNA dari sel kulit dan memungkinkannya untuk kembali ke keadaan seperti stem sel. Itu berarti, sel membelah seperti embrio normal memproduksi stem sel, dan begitu seterusnya.

Lalu, mengapa stem sel ini banyak di perdebatkan? Sel punca bisa diambil dari janin manusia yang gagal lahir atau yang digugurkan dan akan diinjeksi ke organ manusia yang sakit/ rusak. Sebagian besar metode yang digunakan saat ini untuk mendapatkan sel punca embrionik adalah dengan menghancurkan embrio. Namun, pemakaian janin yang digugurkan untuk mendapatkan stem sel ditentang banyak pihak. 

Sebagai contoh, Gereja menolak penelitian sel punca dengan embrio manusia, karena penelitian sel punca ini sama dengan kanibalisme terhadap anak yang gagal dilahirkan karena aborsi. Dengan cara apa pun, hal itu tidak etis dan melanggar nilai etika kehidupan, karena membunuh manusia untuk membantu yang lain. Pengkritik lain dari penelitian sel induk embrionik percaya bahwa semua embrio pre-implantasi memiliki potensi untuk menjadi manusia utuh dan mereka seharusnya tidak boleh menghancurkan potensi ini. 

Sebagai tanggapan, pendukung sel punca berpendapat, adalah salah bahwa semua embrio tahap awal memiliki potensi untuk untuk hidup sebagai manusia yang lengkap - banyak klinik kesuburan embrio memiliki kualitas yang buruk dan oleh karena itu tidak mampu menghasilkan kehamilan (meskipun mereka dapat menghasilkan stem sel) . 

Demikian pula, sebanyak 75% hingga 80% dari semua embrio yang dibuat melalui hubungan seksual gagal untuk diimplan. Lebih lanjut, tidak ada embrio yang memiliki potensi untuk memiliki kehidupan manusia yang penuh sampai mereka ditanamkan di rahim wanita, dan sampai langkah penting ini diambil, potensi embrio hanya ada dalam arti yang paling abstrak dan hipotetis. Perdebatan stem sel telah meningkat ke tingkat pengadilan tertinggi di beberapa negara. 

Produksi stem sel embrionik ilegal di Austria, Denmark, Prancis, Jerman, dan Irlandia, tetapi diizinkan di Finlandia, Yunani, Belanda, Swedia, dan Inggris. Di Amerika Serikat, bekerja dengan atau membuat stem sel embrionik tidaklah ilegal. Meskipun kontroversial, penelitian stem sel embrionik terus berlanjut dengan cepat di seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri, saat ini telah ada 11 rumah sakit di Indonesia yang memiliki fasilitas kultur dan transplatasi stem sel. Penyakit-penyakit yang diatasi oleh 11 rumah sakit itu umumnya adalah penyakit jantung dan radang sendi. Sejauh ini perkembangannya sangat menggembirakan karena telah terbukti menyembuhkan sekitar 30 pasien di Indonesia. 

Bahkan sudah ada UU yang mengatur tentang praktik stem sel, yaitu UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 834/MENKES/SK/IX/2009. Sedangkan tentang komite stem cell Indonesia telah diatur dalam KEPMENKES RI NO231/MENKES/SK/VII/2012, dan tugas dari komite stem cell tersebut yaitu memberi dan mencabut izin penyelenggaraan pelayanan stem cell. Selain itu komite stem cell juga bertugas untuk membentuk jejaring penelitian pada lembaga-lembaga penelitian berbasis pelayanan atau penyelenggaraan pelayanan stem cell.

Pendapat saya, pengambilan stem sel dari janin yang sudah mati boleh dilakukan, asalkan mendapat persetujuan dari keluarga si janin. Karena, banyak sekali manfaat yang dirasakan dari penggunaan stem sel, terutama dari sel janin (stem sel embrionik), dan bisa menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia. Tetapi, jika mengambil stem sel dari bayi yang sengaja digugurkan, saya menolak dengan keras, karena hal itu sama saja dengan menghilangkan kesempatan hidup seseorang. 

Lagipula, para ilmuwan sedang mengembangkan Induced pluripotent stem cells (iPSCs), sel-sel dewasa yang telah diprogram secara genetik ke keadaan seperti stem sel embrionik dengan dipaksa untuk mengekspresikan gen dan faktor-faktor penting untuk mempertahankan ciri-ciri stem sel embrionik. Tikus yang telah diberi iPSC pertama kali dilaporkan pada tahun 2006, dan iPSC manusia pertama kali dilaporkan pada akhir 2007. 

Tikus yang telah diberi iPSC menunjukkan karakteristik penting dari stem sel pluripotent. Manusia yang telah diberi iPSCs juga mengekspresikan penanda stem sel dan mampu menghasilkan sel-sel yang memiliki karakteristik dari ketiga lapisan pertumbuhan. Selain itu, untuk mengurangi kontroversi, para peneliti kini memilih untuk menggunakan tali pusat bayi yang sudah lahir. 

Keampuhan stem cell tali pusat bayi ini membuat bank tali pusat bayi berkembang dengan cepat. Dengan begitu, tidak ada lagi (atau berkurang) nyawa bayi yang perlu dikorbankan.

Kesimpulannya, untuk mendapatkan stem sel embrionik sekarang tidak perlu menggunakan janin bayi yang telah gugur, karena sedang dikembangkan iPSCs, semacam replika stem sel embrionik tetapi memiliki sifat yang hampir sama dengan stem sel embrionik asli. Demikian artikel dari saya, semoga artikel ini berguna bagi para pembaca.

SUMBER ESSAI:

academia.edu

averroes.or.id

artikel-teknologi.com

health.detik.com

ipscell.com

stemcells.nih.gov

medicalnewstoday.com

thehastingscenter.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun