Mohon tunggu...
Natazya Sahira Febriany
Natazya Sahira Febriany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya menyukai menulis dan berbagi tulisan saya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Willow Project, Ancam Lingkungan atau Berjasa Sumbang Ekonomi Negara?

20 Maret 2023   21:58 Diperbarui: 20 Maret 2023   22:18 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          

Hari ini terhitung sepekan lebih sejak tanggal 13 Maret 2023 yang mana terjadi peristiwa disetujuinya sebuah proyek pengeboran yang dikenal sebagai Willow Project di Amerika Serikat. Proyek ini merupakan suatu bentuk usaha dalam pengeboran minyak yang telah berdiri puluhan tahun di wilayah North Slope Borough (Lereng Utara) Alaska di National Petroleum Reserve Alaska dengan kepemilikan oleh pemerintah federal AS.

Project pengeboran ini telah berhasil menarik mata dunia untuk fokus pada rencana pengeboran yang akan mereka lakukan di Lereng Utara Alaska. Alih-alih mendapat dukungan karena akan kembali diaktifkannya perusahaan pengeboran justru proyek ini mengalami sandungan dalam kelas sosial. 

Di sisi lain dengan diaktifkannya kembali pengeboran yang berada dalam wilayah negara sendiri justru akan membawa dampak positif bagi perekonomian hingga masalah tenaga kerja. Dengan demikian apakah Project Willow ini layak untuk dilaksanakan dengan pertimbangan keuntungan materi yang  siap di depan mata atau justru menjadi awal dari segala konflik dengan masyarakat dunia terlebih menyangkut krisis pemanasan global?

Ekonomi dan politik dalam hal ini sangat berpengaruh dalam dipilihnya suatu keputusan yang akan diambil negara. Negara Amerika Serikat yang merupakan negara dengan pengaruh besar terhadap perputaran alur perekonomian dunia pasti akan menghadapi berbagai pilihan untuk mempertahankan status negaranya. Sebagaimana yang kita tahu bahwa dalam sistem perekonomian Amerika Serikat memiliki dominansi yang luar biasa bertahun-tahun dan hal ini ditengarai oleh :

1. Sumber ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat

Majunya suatu peradaban di dalamnya akan selalu ada tuntutan untuk dapat menciptakan manusia yang unggul. Manusia unggul ini merupakan manusia yang mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan sebagai landasan serta pedoman dalam menjalani kehidupan. Amerika Serikat telah menerapkan manfaat dari ilmu pengetahuan sebagai landasan kehidupan mereka sehingga mereka telah menang dari titik start maka dari itu Amerika Serikat mampu menjadi negara maju

2. Pemanfaatan sumber daya alam dengan maksimal yang tentu dengan faktor sumber daya manusia yang unggul

Jika dibandingkan kekayaan alam tentu Indonesia mungkin lebih berlimpah dan bervariatif dibandingkan Amerika namun karena sumber daya manusianya yang jauh lebih baik dibandingkan Indonesia tentu Amerika Serikat dapat memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki. Selain itu mereka mereka fokus dalam mengkonstruksikan lajur perekonomian. 

Jadi mereka tidak hanya menunggu untuk memaksimalkan SDA yang tidak sevariatif Indonesia namun justru mereka menciptakan pasar perekonomian itu sendiri

3. Merupakan perekonomian terbesar sekaligus paling produktif

Sistem perekonomian ekonomi campuran yang menggabungkan lebih dari satu aspek sistem ekonomi di Amerika Serikat menggabungkan unsur kapitalisme dan sosialisme. Sistem yang mereka pilih ini mampu menghasilkan pertumbuhan PDB yang stabil, tingkat pengangguran sedang dan tingkat penelitian serta iklim penanaman modal yang tinggi

4. Banyak kooperasi dengan berbagai negara lainnya

Kualitas ilmu pengetahuan, teknologi, sumber daya manusia, dan sistem perekonomian yang dianut Amerika Serikat mampu menghasilkan hubungan kerja sama dari berbagai negara dengan beragam latar belakang yang berbeda. 

Hal inilah yang menjadikan Amerika Serikat sebagai salah satu poros perekonomian kuat dunia sehingga apabila terjadi keruntuhan dalam diri Amerika Serikat tentu akan berpengaruh terhadap negara yang bekerjasama dengannya. Sehingga setiap negara akan berusaha untuk membantu membantu menjaga Amerika dari ketumbangan

Faktor kekuatan yang dimiliki Amerika tersebut menempatkan Amerika sebagai negara yang diperhitungkan suaranya. Hal ini berlaku aspek politik di dalamnya, bagaimana Amerika mendominasi ekonomi dunia sekaligus dampaknya yang bersamaan dengan gelombang globalisasi.

Keterkaitan politik, ekonomi, dan globalisasi juga sangat kuat dalam isu Willow Project yang tengah gencar diperbincangkan dunia saat ini. Willow  Project merupakan suatu proyek pengeboran minyak dalam jumlah besar-besaran yang diusulkan oleh ConocoPhillips di bagian Lereng Utara Alaska yang dekat dengan pemukiman. 

Pada dasarnya pengolahan sumber daya alam yang dimiliki negara dapat membawa keuntungan terlebih konsumsi pemakaian dan kebutuhan dari suatu komoditas tersebut memiliki traffic yang padat. Apabila kebutuhan konsumsi akan suatu komoditas dapat tercukupi dengan hasil pengolahan dalam negeri maka suatu negara tersebut dapat menekan sejumlah biaya untuk impor komoditas seperti minyak dari luar negeri. Selain itu akan terbuka kesempatan yang lebar dari segi memperkerjakan tenaga kerja dengan memperhatikan besarnya jumlah pengangguran yang dapat terentaskan dari kemiskinan jika proyek ini berjalan.

Sumber: Liputan6.com
Sumber: Liputan6.com

Dukungan juga datang dari para Rebuplikan atas keputusan presiden dengan dalih untuk mengimbangi kenaikan harga bensin dan memulai Amerika Serikat untuk mandiri. Hal ini terjadi karena pada faktanya dalam proyek ini mencapai nilai US$ 8 miliar, memproduksi 180.000 barel minyak per hari, dan potensi 1.800 pekerjaan selama konstruksi, 300 pekerjaan jangka panjang, royalti dan pajak mencapai miliaran dolar bagi negara bagian yaitu Alaska dan pemerintah federal.

Lampu hijau yang Presiden Amerika Serikat berikan pada Proyek Willow mendorong Joe Biden berada pada jalur yang bertentangan dengan faksi kiri Partai Demokratnya sendiri. Banyak tentangan yang diterima Pemerintahan Biden atas keputusannya mengizinkan dilakukannya Proyek Willow ini. 

Tentangan muncul dari para kelompok lingkungan, masyarakat dunia yang merupakan pengguna media sosial seperti Tiktok yang ditonton hampir 50 juta kali dengan tagar #StopWillow juga berupaya untuk mencegah proyek tersebut. Serta petisi yang saat ini hampir mencapai 4.500.000 tanda tangan pada portal Change.org dan akan terus berlanjut (Change.org, 2023).

Penolakan atas izin pengeboran minyak ini terjadi karena adanya ancaman emisi karbon, meningkatkan krisis iklim, dan ancaman hancurnya habitat spesies asli Arktik dan mengubah pola migrasi hewa termasuk di dalamnya beruang kutub, anjing laut, dan karibu. Juga dari proses pengolahan minyak akan menghasilkan 9.2 juta metrik ton polusi karbon yang dapat menghangatkan planet dan setara dengan menambah 2 juta mobil di dunia. Hal ini sangat bertentangan dengan janji kampanye yang dilakukan Biden untuk memerangi perubahan iklim serta mengakhiri pengeboran lahan pada wilayah publik.

Disetujuinya pengeboran yang akan mengancam iklim dunia ini sulit untuk dihentikan, tekanan politik pada pemerintahan juga sangat kuat untuk memperkuat punggung ekonomi negara namun tak dapat dipungkiri bahwa tindakan manusia tersebut lambat laun juga akan memusnahkan alam dan bumi seisinya.

Mempertimbangkan dampak ekonomi dan lingkungan global yang akan mengancam satwa bahkan manusia itu sendiri dalam Willow Project ini dapat dikatakan bahwa perlindungan dan keselamatan umat manusia dan makhluk hidup lebih utama. Secara ekonomi mungkin Amerika Serikat gagal mendapatkan keuntungan dan kekuatan perekonomian negaranya karena batalnya pengeboran. Namun keberadaan umat manusia dan makhluk hidup jauh lebih utama khususnya untuk masa depan generasi penerus.

Organisasi dunia seperti PBB juga harus menindak karena adanya ancaman internasional atas aktivitas yang dilakukan oleh Amerika Serikat demi meraih keuntungan bagi negaranya dengan mengorbankan masa depan bumi dan manusia. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres menentang investasi baru pada energi karbon dimanapun karbon tersebut dihasilkan termasuk Amerika Serikat, teluk dll. Lalu kemudian pada hari Senin, 13 Maret 2023 lalu Departemen Dalam Negeri AS memberikan lampu hijau untuk tiga dari lima lokasi pengeboran untuk dapat dijalankan meski suara penolakan lebih besar atas dasar kekhawatiran perubahan iklim. Pemberlakuan sanksi, denda, atau hukuman terhadap Amerika Serikat dari organisasi dunia setidaknya akan dapat membantu mengupayakan memberhentikan proyek.

Di sisi lain karena faktor kekuatan Amerika Serikat yang jauh lebih baik, baik dari sisi pertahanan, militer, dan perekonomian maka posisi Amerika Serikat sedikit banyak akan sulit untuk dikontrol oleh negara bahkan organisasi besar dunia seperti PBB. Pada dasarnya Amerika Serikat sendiri juga merupakan penyumbang dana terbesar di PBB yang nilainya kurang lebih sebesar 25% sedangkan negara berkembang lain hanya sebesar 0.01%. 

Lalu adanya hak veto yang dimiliki Amerika mampu memveto keputusan dari Dewan Keamanan PBB yang sekiranya merugikan kepentingan negaranya. Banyak sistem dan regulasi yang sebenarnya masih perlu dibenahi dalam perpolitikan di dunia. Dapat dilihat bahwa kekuatan atau power negara sangat berpengaruh. Jika Dewan Keamanan saja tidak berdaya apalah daya dari suara warga dunia. 

Bahkan apabila negara yang berkerja sama dengan Amerika memutuskan untuk memberi sanksi pada Amerika hal itu justru dapat berujung merugikan negara mereka sendiri. Amerika dapat dikatakan telah memegang kendali atas regulasi dan perputaran yang ada di dunia bahkan PBB juga tidak dapat banyak berkutik karena power yang dimilikinya (Revelina, 2014)

Oleh karena itu suara publik belum jua didengar namun konsistensi untuk melawan Proyek Willow dan juga kesadaran diri akan dampak yang akan ditimbulkan diharapkan mampu memberhentikan aktivitas negara Amerika Serikat yang mana dapat mengubah iklim dunia secara global. Karena pada dasarnya proyek yang dilakukan Amerika Serikat tidak hanya akan berdampak pada wilayah di Alaska saja namun juga negara, dunia, dan seluruh makhluk hidup di muka bumi.

Change.org. (2023). Stop the willow project. https://www.change.org/p/stop-the-willow-project-90614d72-92eb-414f-a9cd-c608cf247bbe.

Revelina, D. (2014). Dominasi Amerika di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). https://www.kompasiana.com/dhoraemon/54f7ca0ba33311bc208b49a8/dominasi-amerika-di-perserikatan-bangsabangsa-pbb.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun