DINAMIKA KEPEMIMPINAN AHOK: PERJALANAN KEPEMIMPINAN DAN PROGRAM KERJA UNGGULAN PADA MASA KEPEMIMPINANNYA
A. Perjalanan Kepemimpinan Ahok
Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dikenal sebagai Ahok, pernah menjabat sebagai gubernur pada tahun 2014 menggantikan Joko Widodo yang terpilih menjadi presiden Indonesia pada tahun tersebut. Sebelum menjabat menjadi Gubernur, Ahok pernah menjadi bupati kabupaten Belitung Timur pada periode 2005-2010, Namun pada tanggal 11 Desember 2006 Ahok mengajukan pengunduran diri untuk maju dalam pilgub Bangka Belitung pada tahun 2007. Pada tanggal 22 Desember 2006, ia resmi menyerahkan jabatannya kepada wakilnya yaitu, Khairul Effendi.
Pada tahun 2007 Ahok mengajukan diri menjadi kandidat calon gubernur, namun pada pemilihan tersebut ia dikalahkan oleh rivalnya yaitu Eko Maulana Ali. Ahok juga mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI pada periode 2009-2014 dan ia terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Bangka Belitung mewakili partai Golongan Karya. Ahok juga merupakan wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Jokowi. Ahok kemudian menjabat menjadi gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo dari tanggal 19 November 2014 sampai 09 Mei 2017.
Pada masa kepemimpinannya Ahok memiliki berbagai program seperti pembangunan dan reformasi Birokrasi. Ahok juga memiliki beberapa program kerja unggulan pada saat ia menjabat menjadi gubernur DKI Jakarta. Adapun hasil survei terkait kepuasan warga Jakarta terhadap kinerja Ahok. Lembaga survei poltracking Indonesia merilis hasil survei kepuasan warga Jakarta terhadapat pemerintahan Ahok adalah sebesar 68,72 persen.Â
B. Program kerja Ahok pada masa kepemimpinan DKI Jakarta
Berikut beberapa  program kerja unggulan  pada masa kepemimpinan Ahok :Â
a. Revitalisasi Sungai dan Penanganan Banjir di jakarta
Tujuan revitalisasi sungai adalah untuk meningkatkan fungsi alamiah sungai agar dapat tumbuh dengan baik, mengurangi potensi sungai, dan memperbaiki kualitas lingkungan sekitarnya. DKI Jakarta terkenal dengan banjir rutinnya karena kekurangnya daerah resapan air dan area hijau. Pada tahun 2007, DKI Jakarta mengalami banjir besar yang melanda 955 RW, mengakibatkan sekitar 276.333 jiwa pengungsi, dan menewaskan 8 jiwa. Perubahan yang terasa di DKI Jakarta juga terlihat dari kebijakan Ahok untuk normalisasi kawasan kali Ciliwung.Â
Pemulihan dimulai dari Sungai Ciliwung yang dilakukan sejak tahun 2013 oleh Pemprov DKI Jakarta bersama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane. Tujuan revitalisai Sungai Ciliwung adalah mengembalikan lebar sungai menjadi 35-50 meter. Dengan demikian, kapasitas atau volume drainase dapat ditingkatkan dari 200 meter kubik per detik menjadi 570 meter kubik per detik.
Di Indonesia, normalisasi sering dilakukan di komunitas besar yang sering mengalami banjir contohnya adalah Kali Ciliwung dan Kali Pesanggrahan. Normalisasi ini melibatkan berbagai tindakan, seperti pelebaran, pengerukan, pembangunan tanggul, dan pembuatan drainase saluran. Tujuan dari ini adalah untuk meningkatkan kapasitas aliran sungai, mengurangi sedimentasi , dan meminimalkan risiko.
b. Pengembangan trasnportasi publik
Dalam upaya mengurangi kemacetan, Ahok mendorong pengembangan transportasi publik seperti:
1. Membuat peraturan ganjil genap dimana hal ini terbukti  mengurangi kepadatan lalu lintas hingga 20-30% dan hal ini juga mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan trasnportasi umum.
2. Penambahan armada dan rute baru hal ini terkait dengan meningkatkan nya jumlah armada bus TransJakarta dengan menambah lebih dari 1.000 bus baru, termasuk bus tingkat dan bus gandeng, untuk meningkatkan kapasitas angkut penumpang.
3. Pembangunan MRT dan RLT Pembangunan MRT dan LRT pada masa kepemimpinan Ahok merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mengatasi masalah kemacetan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta menciptakan kota yang lebih ramah lingkungan.
c. Peningkatan kesejahteraan warga
Pada masa kepemimpinannya ahok membuat program berbasis kebutuhan dasar masyarakat seperti Kartu Jakarta pintar (KJP) yaitu bantuan pendidikan untuk siswa-siswa yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, KJP ini memberikan bantuan berupa biaya pendidikan, seperti SPP, seragam, buku, alat tulis dan biaya trasportasi, adapun tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan serta mengurangi angka putus sekolah.
Kartu Jakarta Sehat (KJS) kartu ini merupakan kartu layanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta kepada warganya, tujuan kartu ini adalah untuk memberikan jaminan kesehatan kepada penduduk DKI Jakarta terutama bagi keluarga miskin dan kurang mampu.
Rusunawa merupakan singkatan dari rumah susun sederhana sewa, program ini menyediakan hunian yang dijalankan oleh Ahok pada saat menjabat untuk keluarga kurang mampu. Adapun ciri khas dari rusunawa ini yaitu Unit rusunawa memiliki spesifikasi seluas 36 meter persegi, Rusunawa ini disediakan untuk warga DKI yang direloksasi dan warga dengan penghasilan rendah, sekitar Rp 3Juta per bulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H