Tugas 1 Dasar Dasar Jurnalistik
Nama: Oktafiani Eka Natasya R
NIM: 240501010038
MK: Dasar Dasar Jurnalistik
PRODI: PJJ KOMUNIKASI
JUDUL:
NAJWA SHIHAB MELANGGAR ETIKA JURNALISTIK?: MENGOMENTARI MANTAN PRESIDEN JOKOWI "NEBENG" PESAWAT TNI AU
Najwa Shihab adalah seorang Jurnalis kondang, pembawa acara dan juga tokoh media ternama di Indonesia, saya mengagumi Najwa Shihab sejak mengenalnya untuk pertama kali di usia 17 tahun saat menginjak Sekolah Menengah Atas (SMA).
Ia dikenal dengan gaya jurnalistiknya yang tajam, kritis dan mendalam, ia sering mengajukan pertanyaan sulit kepada narasumbernya tanpa pandang bulu maupun jabatannya yang menjadikan simbol jurnalisme yang berani. Sebagai wanita Najwa Shihab memiliki karir yang cemerlang di usianya saat ini, Najwa memulai karirnya di Metro TV dari 2001 hingga 20017. Metro Tv menjadi tempat ia membangun reputasi sebagai jurnalis kritis dan pembawa acara Mata Najwa yang dikenal membahas isu- isu politik, sosial dan juga hukum dengan narasumber penting. Lalu 2017 ia mendirikan Narasi, yaitu platform media digital yang memberikan konten edukasi, inspirasi dan berbasis data.
Baru- baru ini Najwa Shihab menjadi sorotan setelah memberikan komentar satir tentang mantan Presiden Jokowi yang disebutnya "nebeng" pesawat TNI AU saat pulang ke Solo setelah serah terima jabatan dengan Presiden Prabowo Subianto. Kritikan itu memicu berbagai reaksi dari warganet begitupun juga saya, berbagai macam kritikan di media sosial ditujukan kepada Najwa, dimana Najwa mendapat berbagai serangan verbal. Bahkan ada yang melakukan tindakan keras seperti membakar buku karya jurnalis tersebut sebagai bentuk kekecewaan para netizen.
Komentar Najwa Shihab itu mengacu pada penggunaan pesawat militer oleh mantan Presiden Jokowi dan istrinya ibu Iriana Joko Widodo untuk kembali ke kampung halamannya di Solo, menurut beberapa laporan penggunaan pesawat tersebut adalah atas perintah Presiden Prabowo Subianto sebagai penghormatan kenegaraan. Najwa Shihab sepertinya menggunakan kalimat "nebeng" untuk mengkritik kebijakan tersebut, yang sebelumnya sempat viral dalam konteks ini.
Komentar Najwa menggunakan istilah "nebeng" menggunakan pesawat TNI AU itu memang benar faktanya, tetapi dalam kontek satir bisa dianggap sebagai bentuk interpretasi subjektif yang berbeda dengan pelaporan berita fakta secara murni, dalam etika jurnalistik sangat penting untuk menghindari bias yang bisa menimbulkan persepsi bahwa jurnalis memiliki kepentingan pribadi.
Sebagai mahasiswa saat pertama kali melihat berita ini di Tiktok, saya merasa kecewa kepada idola saya tentunya, komentar Najwa Shihab bisa saja diartikan mencampuradukkan fakta dengan opini pribadi dan tentu saja hal itu melanggar etika sebagai jurnalis, awalnya saya berpikir "ah mungkin biar viral pakai kata nebeng". Tetapi sorang jurnalis memiliki etika yang harus dipenuhi sebagai jurnalis yaitu:
1. Mengutamakan kebenaran dan akurasi
2. Bersikap independen
3. Menghormati narasumber
4. Menghindari konflik kepentingan
5. Melaporkan dengan netralitas
6. Tidak memanipulasi informasi atau media
7. Mematuhi hukum dan peraturan
8. Melindungi kepentingan publik
9. Menghindari ujaran kebencian
10. Koreksi dan pertanggung jawaban
Secara teknis tindakan Najwa Shihab masih dalam batas kebebasan berekspresi yang dilindungi demokrasi, namun dalam perspektif etika jurnalistik, komentar tersebut bisa dipertanyakan karena lebih menyerupai opini pribadi dengan nada satir daripada pelaporan objektif yang diharapkan dari seorang jurnalis yang menjadi panutan banyak orang di Indonesia. Najwa Shihab juga memikul tanggung jawab untuk mempertimbangkan dampak ucapannya pada masyarakat umum.
Meskipun mendapat banyak sekali kritik keras, sejumlah pihak juga mendukung Najwa sebagai pihak yang melihat adanya upaya pembunuhan karakter Najwa karena keberaniannya bersikap kritis, di sisi lain muncullah diskusi tentang pentingnya menjaga etika dalam menyampaikan pendapat, baik di ruang publik maupun media sosial.
Insiden ini mengingatkan kita sebagai masyarakat untuk lebih bijak dalam berkomentar dan menghormati perbedaan pendapat, serta bagi publik figur untuk berhati hati dalam menyampaikan yang berpotensi sensitif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H