Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi terbesar Asia Tenggara, Indonesia, telah mengalami transformasi digital yang signifikan. Penyebaran industri e-commerce yang pesat merupakan pendorong utama perubahan ini, yang telah mengubah cara orang membeli barang dan berinteraksi dengan mereka. Dengan pertumbuhan industri e-commerce, muncul pertanyaan tentang dampaknya terhadap industri tradisional yang telah lama menjadi pilar ekonomi negara. Artikel ini akan membahas dampak ekspansi industri e-commerce terhadap industri tradisional di Indonesia dari perspektif peluang dan tantangan.
Pertumbuhan Pesat E-Commerce di Indonesia
Indonesia telah melihat pertumbuhan e-commerce yang luar biasa. Laporan Google-Temasek E-Conomy SEA 2023 memperkirakan bahwa ekonomi digital Indonesia akan mencapai USD 83 miliar pada tahun 2025, dengan e-commerce sebagai penyumbang utama. Untuk menjangkau pelanggan di seluruh negeri, platform e-commerce seperti Tokopedia (sekarang bagian dari GoTo), Bukalapak, Shopee, Lazada, dan Blibli telah memanfaatkan peningkatan internet dan penggunaan smartphone yang tinggi di Indonesia.
Banyak orang lebih suka berbelanja online karena kemudahan berbelanja melalui smartphone, banyak promosi dan diskon yang menarik, dan banyak platform pembayaran digital. Dengan lebih dari 200 juta pengguna internet dan lebih dari 170 juta pengguna media sosial yang aktif, Indonesia memiliki pasar e-commerce yang sangat besar, menurut laporan Statista.
Sebaliknya, meskipun industri e-commerce berkembang pesat, dampaknya terhadap industri tradisional, yang selama ini bergantung pada model bisnis konvensional dan saluran distribusi fisik, menjadi semakin kompleks. Beberapa industri mulai merasakan dampak yang signifikan dari kehadiran e-commerce, sementara yang lain berusaha untuk beradaptasi dan memanfaatkan peluang yang muncul dari perkembangan ini.
Dampak Positif terhadap Sektor Industri Tradisional
Meskipun e-commerce dianggap sebagai ancaman bagi industri tradisional, ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh jika industri tradisional berhasil menyesuaikan diri dengan kemajuan digital ini.
Akses Pasar yang Lebih Luas
Salah satu manfaat yang paling jelas adalah peningkatan kemampuan perusahaan industri tradisional untuk mengakses pasar. Produk lokal, terutama dari sektor UMKM, memiliki kemampuan untuk mencapai pasar yang lebih luas dan bahkan mencapai pasar internasional. Misalnya, produk kerajinan tangan, pakaian tradisional, dan makanan khas daerah sekarang dapat dengan mudah diakses oleh pelanggan yang sebelumnya tidak dapat mendapatkan barang-barang tersebut. UKM dapat berkembang dengan menjual produk mereka di pasar digital, yang lebih mudah diakses oleh pelanggan di Indonesia dan di luar negeri melalui platform seperti Tokopedia dan Bukalapak.
Efisiensi Proses dan Pengurangan Biaya
Adanya platform e-commerce dapat mempercepat distribusi. Bisnis konvensional dapat menurunkan biaya operasional dan menawarkan harga yang lebih kompetitif jika proses pemesanan, pembayaran, dan pengiriman dilakukan secara otomatis. Bisnis yang menggunakan e-commerce juga dapat menghemat lebih banyak uang daripada model bisnis konvensional yang bergantung pada proses manual. Dengan menggunakan perangkat lunak dan sistem manajemen inventaris berbasis cloud, mereka dapat melacak stok produk secara real-time.
Penciptaan Lapangan Kerja Baru
Dengan berkembangnya industri e-commerce, sektor perdagangan digital dan bidang logistik dan distribusi mendapat manfaat. Seiring dengan peningkatan kebutuhan akan pengiriman barang melalui platform e-commerce, sektor logistik Indonesia berkembang pesat, menurut laporan McKinsey & Company. Ribuan orang bekerja untuk perusahaan pengiriman seperti JNE, SiCepat, Gojek, dan Grab, yang bekerja dari kurir hingga manajer logistik. Industri konvensional membutuhkan sistem pengiriman yang lebih efisien untuk mendistribusikan produk mereka ke seluruh wilayah, jadi mereka mendapat manfaat dari perubahan ini.
Dampak Negatif terhadap Sektor Industri Tradisional
Namun, dibalik keuntungan yang dapat diperoleh, pertumbuhan industri e-commerce juga membawa sejumlah masalah besar bagi industri tradisional. Beberapa masalah utama yang dihadapi termasuk:
Persaingan yang Sangat Ketat
Meningkatnya persaingan dengan produk yang dijual melalui platform e-commerce adalah salah satu dampak negatif yang paling signifikan bagi sektor industri tradisional. Produk lokal kini harus bersaing dengan produk impor yang dapat dijual dengan harga lebih murah, terutama dari negara-negara dengan biaya produksi lebih rendah seperti China. Misalnya, pakaian impor yang dijual secara online dengan harga yang sangat kompetitif sekarang mengancam dominasi industri tekstil Indonesia di pasar lokal. Skala produksi yang besar membuat produk ini seringkali murah dan dikirim langsung ke pelanggan melalui platform e-commerce tanpa melalui perantara.
Disrupsi dalam Ritel Tradisional
Pusat perbelanjaan atau toko fisik yang dulunya berfungsi sebagai pusat kegiatan ritel mulai sepi. Karena kemudahan membandingkan harga, mencari promosi, dan berbelanja kapan saja, pelanggan lebih suka berbelanja dari aplikasi e-commerce. Menurut Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), pusat perbelanjaan konvensional di kota-kota besar telah kehilangan pelanggan karena belanja online. Sebagai akibat dari fenomena ini, sektor ritel konvensional harus mengubah strateginya dengan menawarkan produk digital atau bahkan menutup toko fisik mereka untuk beralih ke platform e-commerce.
Penurunan Kualitas Layanan
Layanan yang lebih personal dapat ditemukan dalam industri tradisional yang mengandalkan interaksi langsung antara pelanggan dan penjual. Dengan beralih ke e-commerce, beberapa bisnis mungkin kehilangan hubungan pribadi dengan pelanggan mereka, yang berpotensi mengurangi kualitas pengalaman pelanggan. Sementara beberapa platform e-commerce menawarkan layanan pelanggan yang sangat baik, tidak semua UMKM atau pengecer tradisional dapat secara konsisten meniru standar layanan pelanggan tersebut.
Adanya Kesenjangan Digital
Salah satu tantangan terbesar bagi industri tradisional adalah kesenjangan dalam adopsi teknologi digital. Banyak pelaku usaha tradisional, terutama di wilayah terpencil, masih kesulitan mengakses internet atau memahami cara memanfaatkan platform digital untuk mengembangkan bisnis mereka. Ini menciptakan ketimpangan antara pelaku usaha yang sudah menggunakan teknologi dan mereka yang belum, yang membuatnya lebih sulit untuk mempertahankan daya saing mereka di pasar.
Strategi Adaptasi bagi Sektor Industri Tradisional
Pelaku industri tradisional harus membuat strategi yang dapat membantu mereka mengikuti tren e-commerce yang semakin berkembang untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa tindakan yang dapat diambil termasuk:
Digitalisasi dan Integrasi dengan E-Commerce
Untuk bersaing dengan e-commerce, sektor industri tradisional harus mengadopsi teknologi digital. Ini dapat dicapai dengan menggunakan sistem pembayaran digital dan pengelolaan inventaris berbasis cloud, bekerja sama dengan platform e-commerce yang sudah ada, atau membangun situs web atau aplikasi untuk penjualan online.
Meningkatkan Pengalaman Pelanggan
Industri tradisional harus terus berkembang untuk meningkatkan pengalaman belanja pelanggan. Ini dapat mencakup layanan purna jual yang lebih baik, pengemasan produk yang lebih menarik, dan peningkatan kualitas layanan pelanggan. Meskipun ada persaingan dengan e-commerce, pengalaman belanja yang lebih baik akan membuat pelanggan tetap setia dan membuat pelanggan kembali berbelanja.
Menggunakan Teknologi untuk Meningkatkan Efisiensi Operasional
Industri tradisional dapat menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka. Misalnya, mereka dapat menggunakan sistem manajemen rantai pasokan berbasis teknologi untuk memantau stok dan mengurangi pemborosan, atau mereka dapat menggunakan alat pemasaran digital untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Meningkatkan Kerjasama antara Sektor Tradisional dan E-commerce
Kerja sama antara industri tradisional dan platform e-commerce besar dapat menjadi solusi yang saling menguntungkan. Perusahaan tradisional dapat memperluas pasar mereka tanpa harus mengeluarkan uang yang signifikan untuk membangun infrastruktur digital mereka sendiri.
Industri e-commerce Indonesia telah mengalami pengaruh yang signifikan terhadap sektor industri konvensional. Meskipun ada peluang besar bagi pelaku usaha tradisional untuk memperluas pasar mereka, mereka juga menghadapi masalah besar, seperti persaingan yang semakin ketat dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan teknologi digital. Oleh karena itu, penting bagi industri tradisional untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam menghadapi disrupsi digital agar tetap bersaing dan bertahan dalam pasar yang semakin kompetitif.
Sumber terkait:
https://wnj.westscience-press.com/index.php/jekws/article/download/508/415/2774
https://panturanews.com/index.php/panturanews/baca/261388
https://wnj.westscience-press.com/index.php/jekws/article/view/508
https://www.thinkwithgoogle.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H