Mohon tunggu...
Natasya Dewi Yolanda
Natasya Dewi Yolanda Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Film

Membandingkan Film Suami, Istri, dan Kekasih (1994) dengan Garis Waktu (2022)

11 September 2022   16:13 Diperbarui: 11 September 2022   16:35 2987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: @serbapeni (twitter)

Film Setelah Tahun 2000

Setelah tahun 2000, industri perfilman Indonesia mulai digarap dengan serius. Salah satu film yang belum lama ini tayang di bioskop adalah Garis Waktu (2022). 

sumber: m.imdb.com
sumber: m.imdb.com

Film Garis Waktu menceritakan tentang cinta segitiga dari ketiga pemuda yaitu Sena, April, dan Sanya. Kisah cinta Sena dan April terhalang oleh restu orang tuanya. Hingga muncul sosok Sanya yang membantu Sena berhasil menjadi musisi sukses dan memiliki hubungan dengannya.

Dilansir dari Katadata.co.id, film Garis Waktu masuk ke dalam 10 film terlaris di awal tahun 2022 dan menduduki peringkat ke-9 dengan jumlah penonton sebanyak 325,8 ribu penonton.

Paradigma yang digunakan dalam film ini adalah paradigma fenomenologi. Sama seperti film Suami, Istri, dan Kekasih (1994) dimana cerita yang diangkat adalah tentang kisah percintaan yang dialami secara sadar. Dalam film ini, Sena dihadapkan dengan dua pilihan sulit dimana ia harus memilih antara April dan Sanya. 

Genre yang digunakan dalam film Garis Waktu (2022) juga masih sama dengan film Suami, Istri, dan Kekasih yaitu bergenre drama. Film Garis Waktu (2022) ini mempunyai alur cerita yang kuat, karakter yang realistis, dan sangat mengusik emosi para penontonnya. 

Subgenre yang digunakan dalam film ini adalah romance. Film ini bisa masuk dalam subgenre romance karena alurnya menceritakan tentang kisah cinta segitiga yang terjadi. 

Ada perbedaan antara subgenre film sebelum dan sesudah tahun 2000. Film yang diproduksi sebelum tahun 2000 sering menggunakan subgenre horror dengan memasukkan ilmu hitam dalam suatu film. Biasanya film-film pada masa itu juga masih banyak adegan yang terlalu vulgar untuk dipertontonkan. Berbeda dengan film-film yang diproduksi setelah tahun 2000, dimana kualitas dari alur cerita sangat diperhatikan. Dari segi pengambilan gambar pun juga sangat meningkat jauh lebih baik di masa sekarang ini. 

Daftar Pustaka

Astuti, R. A. V. N. P. (2022). Buku Ajar: Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun