Mohon tunggu...
Natasya tamaracantika
Natasya tamaracantika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Berharap semuanya lancar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Classical Conditioning oleh Ivan Pavlov pada Korupsi

15 Desember 2023   00:37 Diperbarui: 15 Desember 2023   00:37 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi 

Nama : Natasya Tamara Cantika

NIM : 43123010433

Dosen Pembimbing :  Apollo, Prof. Dr, M. Si. Ak

Mata kuliah : pendidikan anti korupsi dan etik UMB

Biografi Ivan Pavlov 

Ivan Petrovich Pavlov merupakan seseorang behavioristik terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus-respon. Pavlov lulus sebagai sarjana kedokteran dengan bidang fisiologi.

Beliau lahir pada 14 September 1849 di Rjasan sebuah desa kecil di Rusia Tengah. Keluarganya mengharapkannya menjadi pendeta, sehingga ia bersekolah di seminari Teologi.

Setelah membaca Charles Darwin, Ia menyadari bahwa ia lebih banyak peduli untuk pencarian ilmiah sehingga ia meninggalkan seminari ke Universitas St. Peterseburg, untuk belajar kimia dan fisiologi, beliau menerima gelar doktor pada 1879.

Pavlov mengembangkan dan mengeksplorasi penemuannya dengan mengembangkan studi perilaku (behavior study) yang dikondisikan, yang kemudian dikenal dengan Classical Conditioning.

sumber gambar : Dokumen Pribadi 
sumber gambar : Dokumen Pribadi 

Conditioning merupakan suatu bentuk belajar yang memungkinkan organisme memberikan respon terhadap suatu rangsang yang sebelumnya tidak menimbulkan respon tersebut, atau suatu proses untuk mengintroduksi berbagai refleks menjadi sebuah tingkah laku.

Jadi, classical conditioning merupakan suatu pembentuk tingkah laku melalui proses persyaratan (conditioning process).

Dalam classical conditioning, stimulus netral ( seperti melihat seseorang ) diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna ( seperti makanan ) dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan kapasitas yang sama.

Classical conditioning ini termasuk pada teori behaviorisme. Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalu pengalaman yang harus diamati, bukan dengan proses mental.

Konsep Utama Pengkondisian Pada Ivan Pavlov

 1. Kepunahan (extinction)

kepunahan  berlaku apabila rangsangan alami tidak diikuti dengan rangsangan tidak alami atau rangsangan yang tidak dikondisikan yang dimana lama kelamaan individu atau organisme yang tidak akan bertindak balas.

2. Generalisasi 

Digunakan dengan frekuensi yang berbeda dengan diberikan kepada subyek.

3. Pemilahan ( Discrimination )

Diskriminasi akan berlaku apabila individu dapat membedakan antara rangsangan yang akan dikemukakan dan memilih untuk tidak bergerak balas.

4. Tingkat Pengondisian yang Lebih Tinggi ( Higher Order Conditioning )

Pada eksperimennya Pavlov ingin melatih seekor Anjing untuk mengeluarkan air liurnya ketika ia mendengar bunyi bel disertai dengan makanan.

Unsur-unsur Classical Conditioning :

 sumber gambar : Dokumen Pribadi 
 sumber gambar : Dokumen Pribadi 

1. Conditioned Stimulus ( Stimulus yang dikondisikan ) CS, yaitu perangsang yang memang secara alami, tidak menimbulkan respon, misalnya bunyi bel, melihat piring, mendengar langkah orang yang biasa memberi makan.

2. Unconditioned Response ( respon yang tidak dikondisikan ) UR, yaitu respon yang ditimbulkan oleh perangsang tak bersyarat unconditioned Stimulus (UC)

3. Unconditioned Stimulus ( stimulus yang tidak dikondisikan ) US. Yaitu perangsang yang memang secara alami, secara wajar, yang menumbuhkan respon pada organisme, misalnya makanan yang menimbulkan air liur pada anjing.

4. Respon bersyarat Conditioned Response ( CR ), yaitu response yang ditimbulkan oleh perangsang bersyarat (Conditioned Response -UR).

Penerapan atau Implementasi Teori Belajar Ivan Pavlov :

1. Penerapan Prinsip-prinsip teori belajar Classical Conditioning dalam pengajaran :

Pengaruh keadaan klasik membantu menjelaskan banyak pelajaran dimana satu stimulus digantikan untuk yang lain. Pelajaran atraksi emosional dan ketakutan, misalnya :

Bentakan seorang guru seringkali membuat takut murid-muridnya. Situasi ini memberikan pengaruh ketakutan bila stimulus tidak netral. Akan tetapi tanggapan positif dapat dibangun secara sederhana untuk mengkomunikasikan stimulus. Hal ini dapat dilakukan ketika guru memuji siswa maka akan menimbulkan hal positif baginya.

Dalam praktek pendidikan dapat ditemukan ketika lonceng berbunyi yang digunakan untuk mengisyaratkan belajar dimulai dan berakhir.

Pertanyaan guru diikuti dengan siswa yang mengangkat tangan, suatu pertanda bahwa siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Kondisi tersebut diciptakan untuk memanggil suatu respon atau tanggapan.

Sebagai contoh

Aku dan keluargaku baru saja pindah ke rumah baru. Pagi hari mendengar suara motor tukang sayur berhenti di luar rumah, mama tidak merespon apapun keluar rumah, mama mengira suara motor itu merupakan motor tetangga. 

Keesokan harinya terdengar suara motor dengan klakson beserta nada " sayur sayur " dengan lantang terdengar dari luar rumah, mama langsung keluar dan berbelanja keperluan dapur untuk memasak. Pada esok harinya rutin setiap pagi suara motor terdengar klakson dan juga nada " sayur sayur ", jadi si tukang sayur selalu parkir di depan rumah, hal ini membuat kami hafal bagaimana bapak tukang sayur memanggil kami untuk membeli. 

Karena saking seringnya mama membeli sayur dari si tukang sayur ketika mendengar suara motor dari si tukang sayur mama sudah hafal suara motornya dan langsung keluar untuk menunggu di depan rumah.

Sumber : Dokumen Pribadi 
Sumber : Dokumen Pribadi 

Hakikat Manusia

Menurut Ivan Pavlov, manusia membentuk konsep mengenai dirinya karena adanya stimulus dari luar diri individu. Individu tidak memiliki daya untuk menentukan konsep dirinya tanpa adanya stimulus dari lingkungan

Ketika keyakinan bahwa seseorang tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghentikan atau melarikan diri dari situasi yang buruk ini kemudian direalisasikan ke situasi lain, ini dinamakan learned helplessness.

Ternyata dalam kehidupan sehari-hari ada situasi yang sama seperti pada anjing, sebagai contoh, suara lagu dari penjual es krim Walls yang berkeliling dari rumah ke rumah. Awalnya mungkin suara itu asing, tetapi setelah si penjual es krim sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada siang hari yang panas.

Bayangkan, bila tidak ada lagu tersebut betapa lelahnya si penjual berteriak-teriak menjajakan dagangannya. Contoh lain adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank tanpa disadari, terjadi proses menandai sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang makanan yang sering lewat dari rumah dan bel masuk kelas istirahat.

Dari contoh-contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan teori Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

Sama halnya dengan korupsi, sebagai contoh 

Si A adalah pemegang keuangan dalam suatu perusahaan, dia sangat amanah dalam mengatur keuangan perusahaan, di rumah si A dihasut oleh keluarganya untuk mengambil uang dari perusahaan, mereka bilang perusahaan tidak akan tau jika sedikit yang diambil, si A awalnya tetap menjaga pendiriannya, tetapi setiap hari keluarganya memprovokasi dirinya untuk menggunakan uang perusahaan, lama kelamaan A pun terbuai, ia mencoba untuk mengambil uang perusahaan sedikit, dan ia menjadi candu dalam hal ini, ia merasa tidak takut untuk mengambil sedikit uang perusahaan.

REFERENSI




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun