Mohon tunggu...
Natasya Irene
Natasya Irene Mohon Tunggu... Tutor - pelajar

...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kultur Jaringan, Bermanfaat atau Tidak?

24 Agustus 2018   16:59 Diperbarui: 24 Agustus 2018   17:34 3265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kultur Jaringan (navalwiki.info)

Oleh karena kultur jaringan yang telah umum digunakan maka kita perlu tahu tahapan-tahapan dalam melakukan kultur jaringan. Dalam perbanyakan tanaman dengan menggunakan teknik kultur jaringan harus melalui berbagai tahapan. Ada 6 tahapan untuk melakukan kultur jaringan, yaitu sterilisasi, pembuatan media, inisiasi, multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi.

Prosesnya dimulai dengan mensterilisasi semua alat-alat yang digunakan di autoklaf dan dicelupkan kedalam etanol atau larutan kaporit, eksplan juga harus disterilkan dengan menggunakan alkohol. Semua proses dilaksanakan di laminar air flow cabinet. Laboran yang akan melakukan kultur jaringan juga juga harus membersihkan semua anggota badannya (tahap sterilisasi).

Lalu dibuatkan media yang disesuaikan dengan tanaman yang akan dikultur biasanya terdiri atas vitamin, garam mineral, hormon, serta media tumbuh yang berupa agar-agar dan gula (tahap pembuatan media). Lalu pengambilan eksplan baru dilakukan (tahap inisiasi) dan eksplan tersebut ditanamkan pada media yang telah dibuat lalu ditempatkan di tempat yang steril (tahap multiplikasi).

Lalu eksplan akan mulai tumbuh akar, tahap ini harus diperhatikan tiap hari untuk mencegah kontaminasi jamur atau bakteri yang akan menghambat proses kultur jaringan (tahap pengakaran). Setelah tanaman bertumbuh semakin besar, tanaman tersebut dipindah. Dalam proses pemindahan harus menggunakan sungkup, sungkup ini lama kelamaan akan dilepas setelah bibit mampu beradaptasi dengan udara luar. Pemeliharaan bibit dilakukan layaknya pemeliharaan secara generatif (tahap aklimatisasi).

Teknologi kultur jaringan sudah sangat menyebar luas dan sudah banyak digunakan untuk kelestarian dan pemanfaatan sumber hayati. Hal ini tentu ada banyak dampak yang ditimbulkan baik dampak yang positif maupun dampak yang negatif. Dampak positif yang umum sudah jelas yaitu menghasilkan bibit yang unggul dalam jumlah yang banyak serta dalam waktu yang singkat.

Namun seringkali banyak orang di luar sana yang melupakan atau menghiraukan dampak negatif yang ditimbulkan apabila teknik kultur jaringan ini dilakukan tanpa melihat sudut pandang pihak lain misalnya dari segi lingkungan.

Permasalahan sudah dimulai! Pertanyaan yang utama adalah apabila negara--negara maju yang mana ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat disana mulai mengembangkan teknologi kultur jaringan ini untuk mengambil gen plasma nutfah (gen asli) dari negara lain agar dapat dikembangkan di negaranya sendiri.

Kasus pengambilan plasma nutfah ini telah dihimbau oleh pemerintah, contohnya adalah kantong semar (Nepenthes adrianii), ada apa dengan tanaman ini? Jadi tanaman kantong semar merupakan tanaman khas dari Kabupaten Banyumas, tepatnya di lereng Gunung Slamet. Menurut data dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng, tanaman kantong semar sudah menjadi incaran banyak negara maju diantaranya adalah Prancis, Swiss, dan Jepang.

Para ilmuwan itu ingin mengambil gen plasma nutfah dari tanaman kantong semar karena kantong semar memiliki enzim yang berguna untuk melumatkan daging. Maka dari itu kasus ini merupakan bukti bahwa plasma nutfah di Indonesia mulai terancam. Apabila negara lain berhasil mencuri gen plasma nutfah dari Indonesia maka kekayaan hayati di Indonesia bisa diklaim oleh negara lain.

Pertanyaan yang kedua apakah bisa kultur jaringan dapat dikirim melewati batas-batas negara tanpa proses karantina? Jawabannya adalah kultur jaringan ternyata bisa dikirim melewati batas-batas negara oleh karena bibit yang dihasilkan bebas dari hama penyakit.

Kembali ke pertanyaan utama apakah ini merupakan suatu keadaan yang positif atau sebaliknya. Untuk bisa mengetahuinya kita harus meninjau dari segala aspek Jika ditinjau lebih jauh, ini merupakan contoh pemanfaatan praktik kultur jaringan yang mulai mengarah pada arah yang negatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun