Mohon tunggu...
Natasha Nicolas
Natasha Nicolas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lulusan Public Relations yang amatir dalam menulis

Hanya seorang lulusan ilmu komunikasi yang gemar namun amatir dalam menulis artikel. Artikel yang ditulis hanya merupakan sebuah isi pemikiran dan perspektif saya yang sepertinya menarik jika dibagikan ke orang lain

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Beberapa Gebrakan Film "Exhuma" yang Bisa Diterapkan di Film Indonesia

12 Maret 2024   23:05 Diperbarui: 13 Maret 2024   00:59 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang sudah menonton Exhuma? Film bertemakan okultisme dari negeri ginseng ini berhasil menjadi salah satu film Korea yang diminati masyarakat terutama di Indonesia. Fun fact, bahkan film ini mampu meraup lebih banyak penonton di Indonesia dibanding "Parasite" yang berhasil memboyong 4 piala Oscar pada tahun 2020. 

Berbekal rasa ingin tahu dan penasaran karena film ini diisi oleh artis dan aktor yang sudah sangat terkenal di Korea seperti Choi Min Sik, Kim Go Eun, Lee Do Hyun, Yoo Hai Jin, Jeon Jin Ki, dan lain lainnya, saya pun menyempatkan diri untuk menonton film yang berdurasi 2 jam ini. 

Sepanjang film diputar, saya melihat banyak hal hal menarik yang menurut saya bisa diterapkan di industri perfilman Indonesia terutama horror. Spoiler alert, bagi kalian yang belum menonton Exhuma diharapkan kalian berhenti sampai disini saya karena saya akan banyak berbicara mengenai plot cerita film ini.

1. Horror tanpa jumpscare? Why not?

sumber: Showbox
sumber: Showbox

Suka dengan film horror tapi takut dengan jumpscare wajah hantu yang tiba tiba muncul? Tenang saja, kalian gak akan mendapatkan hal itu di film ini. Saya tidak mengatakan bahwa tidak ada jumpscare sama sekali loh ya, tapi intensitas jumpscare yang disajikan di Exhuma porsinya tidak berlebihan, apalagi hantu atau entitas yang muncul di Exhuma tidak diperlihatkan wajahnya sehingga kita bisa menikmati film horror ini tanpa harus takut terbayang bayang akan wajah si hantu. 

Namun walaupun tidak menyajikan jumpscare, film ini mampu membuat saya ikut merasakan rasa takut yang dirasakan keempat tokoh utama ketika menyadari bahwa mereka harus mempertaruhkan nyawa untuk menyelesaikan masalah ini. 

2. Dukun yang stylish dan good-looking

Sumber: Liputan6.com
Sumber: Liputan6.com

Karakter Hwa Rim yang diperankan oleh Kim Go Eun dan Bong Gil yang diperankan Lee Do Hyun berhasil mencuri perhatian. Tidak hanya karena mereka mengambil peran yang berbeda kali ini, yaitu menjadi shaman atau dukun, namun penampilan yang ditampilkan di sepanjang film tampaknya tidak menunjukkan sosok dukun yang mungkin selama ini kita kenal. 

Selain karena usia Hwa Rim dan Bong Gil yang masih terlihat muda, mereka juga tampak sangat rupawan dengan fashion sense yang sangat baik. Bahkan salah satu adegan di film juga menunjukkan Hwa Rim menggunakan sepatu kets saat hendak melakukan ritual, dan juga mereka berdua bahkan menjaga kesehatan mereka dengan rutin datang ke pusat kebugaran. 

Hal yang mungkin sangat berbeda di film horror lokal yang biasanya selalu mempertontonkan sosok dukun sebagai orang tua sepuh yang tinggal di gubuk dengan penampilan yang terkesan menyeramkan. Saya juga sering sekali mendapati banyak warganet yang kerap kali membandingkan hal ini dengan mengatakan bahwa dukun lokal seharusnya terlihat rupawan juga untuk menunjukkan "ilmu awet muda" yang dimiliki mereka agar bisa menggaet lebih banyak klien. Jujur saja, saya juga beberapa kali salfok dengan ketampanan Lee Do Hyun yang tampak memancarkan aura yang berbeda dengan drama yang selama ini diperankannya. 

3. Gak melulu harus ada romance nya

sumber: tirto.id
sumber: tirto.id

Walaupun mempunyai pengalaman di drama percintaan, baik Kim Go Eun maupun Lee Do Hyun ternyata mampu membawakan Exhuma sebagai "pasangan dukun" yang bisa bekerjasama tanpa adanya hubungan asmara. Berbeda dengan pasangan paranormal Ed & Lorraine Warren di film "The Conjuring" yang memang merupakan pasangan suami dan istri, hubungan Hwa Rim dan Bong Gil lebih ke arah guru dan murid. 

Walaupun tidak dijelaskan secara detail mengenai masa lalu Bong Gil yang selalu mengikuti Hwa Rim kemana pun gadis itu pergi, namun disebutkan di film tersebut bahwa Bong Gil berguru menjadi dukun sejak dirinya masih SMA dan memilih untuk berada di sisi Hwa Rim. Walaupun demikian, chemistry yang dimiliki Hwa Rim dan Bong Gil memukau banyak penonton hingga berhasil membuat mereka berfikir bahwa kedua orang itu memiliki hubungan asmara. 

4. Kisah yang relate dengan sejarah Korea - Jepang

sumber: Showbox
sumber: Showbox

Bermula dari niat Hwa Rim dan Bong Gil yang diminta untuk membantu satu keluarga kaya raya yang diganggu mahluk gaib, berujung melawan Shogun, hantu Jenderal Jepang yang pada dahulu kala pasukannya berhasil menginvasi negara Korea. Adegan demi adegan, percakapan demi percakapan, semuanya dikaitkan dengan sejarah Korea sehingga secara tidak sadar, kita ikut belajar mengenai sejarah mereka. 

Hal yang mungkin paling membekas bagi saya sendiri adalah saat sang Shogun "menguji" Hwa Rim dengan bertanya apakah Hwa Rim sudah menyediakan ikan dan melon baginya. Ikan dan melon ini sendiri ternyata mempunyai arti tersendiri, yang dimana melon ini menggambarkan pasukan tentara bagian timur, dan ikan menggambarkan pasukan tentara bagian barat saat perang Sekigahara. Terlepas dari pro-kontra yang menyatakan bahwa film ini seakan akan terlalu menyudutkan Jepang, menurut saya pembawaan yang dibawa pada cerita ini sangat menarik dan membuat kita jauh lebih penasaran untuk menonton lebih jauh. 

5. Terdapat "easter egg" yang tersembunyi di sepanjang film

sumber: Showbox
sumber: Showbox

Tidak hanya kesamaan nama para karakter di Exhuma dengan tokoh tokoh Nasional Korea, namun beberapa adegan dalam film ini juga tidak luput dari easter egg yang membuat saya penasaran untuk mengulik lebih jauh. Beberapa adegan tersebut seperti saat Kim Sang Deok, atau si bapak ahli fengshui, melemparkan koin ke dalam liang kubur, atau perkataan seperti "rubah melukai punggung harimau", juga bahkan sekedar ucapan dari google maps yang menyatakan bahwa rute perjalanan mereka berubah pun ternyata mempunyai makna nya tersendiri. 

Easter egg ini lah yang membuat film ini menarik, membuat kita ingin menontonnya lagi dan lagi. Saya sendiri sebenarnya baru menontonnya satu kali, namun jauh sebelum menonton, saya sudah melihat beberapa teori teori penjelasan mengenai film ini santer bertebaran di TikTok (yang dimana justru membuat saya semakin penasaran untuk menonton) sehingga ketika saya menonton film ini, saya sudah mempunyai sedikit bekal berdasarkan teori teori penonton lain. 

sumber: Korea Herald
sumber: Korea Herald

Overall, saya sangat menyukai film ini dan saya berani menobatkannya sebagai salah satu film horror terbaik yang pernah saya tonton. Setiap porsi adegan terasa pas, tidak terlalu berlebihan, baik itu jumpscare ataupun lelucon yang diselipkan dua-tiga kali sepanjang film. Plot yang disajikan juga tersusun dengan sangat rapi dan menjawab semua rasa ingin tau penonton terkait masalah yang dihadapi oleh mereka berempat, sehingga saya tidak merasakan adanya plot hole sepanjang film. 

Menonton Exhuma ini membuat saya juga berharap besar terhadap industri perfilman Indonesia, terutama horror. Kemunculan Exhuma juga bertepatan dengan munculnya berbagai film horror lokal dengan berbagai judul. Tidak heran memang, mengingat film horror mempunyai pangsa pasar yang besar di Indonesia. 

Apakah kemunculan Exhuma meningkatkan standar pecinta film horror? Tentu saja. Saya sendiri sebagai penikmat film horror juga berharap kedepannya akan ada lebih banyak film film horror berkualitas seperti Exhuma yang lahir dari campur tangan sutradara kenamaan tanah air. Akan sangat menarik pula jika kita mampu melakukan "gebrakan kecil" selayaknya film Exhuma :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun