Mohon tunggu...
Natania Valentine
Natania Valentine Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswi

Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kedaulatan Rakyat Saksi Perkembangan Jurnalisme di Indonesia

25 September 2022   20:09 Diperbarui: 26 September 2022   16:30 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak mengenal Koran Kedaulatan Rakyat? Sebagai penduduk Yogyakarta dan sekitarnya, pasti tidak lagi asing dengan Koran Kedaulatan Rakyat. 

Kedaulatan Rakyat (KR) merupakan surat kabar harian yang terbit di Daerah Istimewa Yogyakarta dan provinsi Jawa Tengah bagian selatan. KR didirikan oleh HM. Samawi dan M. Wonohito sejak 27 September 1945 atau 40 hari setelah kemerdekaan Indonesia.

Sehingga KR dapat disebut sebagai surat kabar tertua, namun apakah juga menjadi saksi perkembangan jurnalisme di Indonesia? Yuk simak penjelasan berikut!

Masa Pemerintahan Jepang (1942-1945)

Barisan Propaganda Jepang (Sendenbu) menerbitkan harian yang dikenal dengan nama Sinar Matahari pada 1 Juli 1942. Harian Sinar Matahari dipakai sebagai alat perjuangan bangsa Indonesia, bukan untuk kepentingan propaganda Jepang.

Informasi yang dimuat pada Haria Sinar Matahari meliputi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pernyataan Sultan Hamengku Buwana IX dan Paku Alam VIII dan seruan yang mengobarkan semangat juang para pemuda. 

Pihak militer Jepang terusik dengan adanya Sinar Matahari. Sehingga Komite Nasional Indonesia Daerah Yogyakarta (KNID Yogyakarta) mengamankan Sinar Matahari dengan menyegel kantornya.

Hal tersebut tentunya memberikan dampak bagi masyarakat Yogyakarta yaitu masyarakat tidak memperoleh informasi mengenai keadaan Indonesia. Tepat 40 hari setelah Kemerdekaan Indonesia, lahirlah harian Kedaulatan Rakyat.

Sajian KR benar-benar memantik semangat patriotisme. Pada edisi perdananya, muncul berita utama bertajuk "Kekoeasaan Pemerintah Daerah Djogdjakarta" dengan subjudul "Seloeroehnja di Tangan Bangsa Indonesia".

KR menjadi harian tertua yang menjadi saksi perjuangan masyarakat Indonesia dalam memberikan dan memperoleh informasi. 

Masa Pemerintahan Orde Lama (1945-1966)

Orang-orang dibalik KR adalah Bramono sebagai pemimpin umum, Soemantoro sebagai pemimpin redaksi, Samawi sebagai wakil pemimpin redaksi, Soeprijo Djojosoepadmo dan Mardisisowo sebagai staf redaksi. 

Sayangnya, pada akhir tahun 1947, Samawi menggantikan kedudukan Bramono sebagai pemimpin umum dan merangkap menjadi pemimpin redaksi KR. Kemudian mengajak Madikin Wonohito untuk memajukan KR.

Tahun 1948, Madikin dipercaya sebagai pemimpin redaksi dan dikenal sebagai dua serangkai bersama Samawi karena berhasil mengembangkan KR sebagai "Koran Perjuangan" dari Yogyakarta.

Masa Pemerintahan Orde Baru (1966-1998)

Tidak lama setelah tragedi G30S PKI, Departemen Penerangan memberlakukan regulasi baru yang mengatur bahwa setiap surat kabar harus dinaungi oleh suatu badan dari pemerintah atau partai politik.

Sehingga pada tahun 1966, KR berubah nama menjadi Dwikora yang dianggap lebih umum dan aman. Dwikora dipayungi langsung oleh Departemen Penerangan sehingga tetap bisa bertahan pada saat itu.

Dwikora hanya dipakai selama 59 edisi saja. Selanjutnya, pemerintah mengizinkan untuk menggunakan nama Kedaulatan Rakyat lagi.

Sepanjang era Orde Baru, KR meluncur mulus tanpa halangan.

Masa Reformasi (1998-Sekarang)

Kedaulatan Rakyat masih menjadi koran yang terus eksis hingga sekarang. KR berhasil melahirkan sejumlah produk media lainnya seperti koran Merapi, Minggu Pagi, Swara Kampus, KR Radio, KRjogja.com dan lain sebagainya.

'Sudah menjadi bagian hidup masyarakat Yogyakarta' merupakan ungkapan yang tepat untuk KR sekarang.

KR tetap menjadi media lokal dengan jumlah pembaca terbanyak di Indonesia. Apalagi semenjak hadirnya internet. KRjogja.com lahir sebagai pelengkap media online yang memberikan informasi terkini dan mempermudah pelanggan dalam mengakses berita.

KRjogja.com tidak hanya berfokus pada konten berita Yogyakarta dan sekitarnya saja, tetapi juga berita nasional, internasional, eksbis, pendidikan, sport, dan masih banyak lagi.

Tidak hanya website saja, Harian Kedaulatan Rakyat juga hadir dalam format koran digital atau e-paper. Sama seperti koran cetak, hanya saja dengan format digital yang dapat dinikmati kapan saja dan di mana saja.

KR juga mulai merambah pada media sosial seperti Instagram @krjogjadotcom yang berguna untuk mempermudah menyebarkan informasi. 

Walaupun begitu, KR masih mempertahankan eksistensinya dalam memproduksi koran cetak. Hal tersebut bertujuan untuk memenuhi keinginan pembaca yang mayoritas adalah lanjut usia.

Namun, alasan apa yang membuat KR tetap eksis?

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun