''Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa, tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa.''
-Sujiwo Tejo
Dalam hidup pernahkah kita merasa bahwa diri kita sedang dicintai atau sebaliknya kita mencintai seseorang dengan luar biasa. Perjalan kisah cinta antara perempuan dan laki-laki atau sepasang kekasih dalam hidup bukanlah sesuatu yang muda seperti kita mengatakan aku cinta kamu.Â
Namun proses untuk membuktikan bahwa sepasang kekasih saling mencintai adalah proses yang harus dilewati dengan suka, duka, air mata bahkan harus merasakan luka yang begitu dalam. Tidak sedikit orang mengalami pengalaman pahit ini seperti patah hati, ditinggalkan, perpisahan, menjadi korban perselingkuhan dan yang paling menyakitkan ketika  tahu bahwa saling mencintai namun tidak bisa bersama.Â
Pengalaman-pengalaman ini yang kemudian meninggalkan kesedihan  berkepanjangan dan berujung pada trauma. Takut jika kembali menjalin hubungan asrama dan hal-hal menyakitkan akan  terulang.
Berpacaran bertahun-tahun, merencanakan segala hal sampai pada jenjang pernikahan lalu berakhir di tengah jalan, berproses bersama, berjuang bersama, melewati suka duka dalam menjalin hubungan, berdoa di sepertiga malam sambil meneteskan air mata dan meminta kepada Tuhan agar berjodoh dengan orang yang saat ini ada bersama kita, adalah upaya-upaya yang kerap dilakukan oleh sepasang kekasih, namun pada akhirnya bisa saja gagal.Â
Entah karena ada yang saling mengkhianati, atau tidak mendapat restu dari orang tua, perbedaan pendapat, menganut keyakinan yang berbeda atau sering dikatakan oleh anak zaman sekarang Cinta beda agama dan lain sebagainya.Â
Lantas setelah mengalami kegagalan apa yang dirasakan?Â
Hancur, terluka, sakit, bersedih sepanjang waktu, trauma, bahkan ada yang ingin mengakhiri hidupnya. Karena stres jika kenyataannya tidak berjodoh.