Mohon tunggu...
Natalia Maloringan
Natalia Maloringan Mohon Tunggu... Editor - Pekerja Sosial Profesional

Telah menyelesaikan studi Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung pada 2017. Sekarang bekerja sebagai Pekerja Sosial Supervisor Program Keluarga Harapan di Kementrian Sosial dengan penempatan Kabupaten Bandung. Tahun 2019, memulai melanjutkan studi Magister Terapan Pekerjaan Sosial di Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung semester 2 dan tengah menganalisis teknologi-teknologi pekerjaan sosial yang bisa diupdate serta bisa dipergunakan. Pada Agustus nanti masuk pada semeter 3 dimana melakukan kajian dan pembelajaran untuk pengelolaan kebijakan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perubahan Pola Pikir KPM PKH, Dorong Angka Graduasi Mandiri

9 Desember 2019   10:29 Diperbarui: 9 Desember 2019   10:46 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lianawati juga telah memiliki rumah permanen dan kolam ikan 70 meter persegi yang akhirnya membuatnya sadar kondisi ekonominya telah lebih baik dan harus keluar dari PKH. Sama halnya dengan Lianawati, Tatar juga sadar bahwa kondisinya sekarang berubah. Suaminya yang menjadi tukang sayur dikompleks berpenghasilan 150.000 per hari, sedangkan dirinya membangun warung didepan rumah.

Rumahnya yang sekarang telah permanen membuatnya malu bila tetap menerima PKH sehingga Tatar dan suaminya memutuskan mundur dari kepersertaan PKH. Keputusan serupa juga diambil Neti dan suami. Neti yang sekarang bekerja dipabrik dengan penghasilan 5 juta perbulan dan suaminya yang menjadi MC diacara nikahan dengan penghasilan tak menentu. Tapi pasangan suami istri ini tetap ingin keluar dari PKH karena yakin rejekinya bukan hanya dari PKH.

Perubahan pola pikir penerima manfaat dari proses pengubahan perilaku yang pendamping PKH lakukan selama kegiatan P2K2 akan mendorong angka graduasi mandiri yang semakin tinggi. Hal ini juga semakin memastikan penerima PKH tepat sasaran dan tepat guna. Pendamping PKH yang bekerja optimal akan membantu pemerintah mewujudkan tujuan PKH untuk mengentaskan kemiskinan. Salam PKH!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun