Lianawati juga telah memiliki rumah permanen dan kolam ikan 70 meter persegi yang akhirnya membuatnya sadar kondisi ekonominya telah lebih baik dan harus keluar dari PKH. Sama halnya dengan Lianawati, Tatar juga sadar bahwa kondisinya sekarang berubah. Suaminya yang menjadi tukang sayur dikompleks berpenghasilan 150.000 per hari, sedangkan dirinya membangun warung didepan rumah.
Rumahnya yang sekarang telah permanen membuatnya malu bila tetap menerima PKH sehingga Tatar dan suaminya memutuskan mundur dari kepersertaan PKH. Keputusan serupa juga diambil Neti dan suami. Neti yang sekarang bekerja dipabrik dengan penghasilan 5 juta perbulan dan suaminya yang menjadi MC diacara nikahan dengan penghasilan tak menentu. Tapi pasangan suami istri ini tetap ingin keluar dari PKH karena yakin rejekinya bukan hanya dari PKH.
Perubahan pola pikir penerima manfaat dari proses pengubahan perilaku yang pendamping PKH lakukan selama kegiatan P2K2 akan mendorong angka graduasi mandiri yang semakin tinggi. Hal ini juga semakin memastikan penerima PKH tepat sasaran dan tepat guna. Pendamping PKH yang bekerja optimal akan membantu pemerintah mewujudkan tujuan PKH untuk mengentaskan kemiskinan. Salam PKH!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H