Mohon tunggu...
Neng Liah
Neng Liah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Reading is essensial for those who seek to rise above the ordinary.

Be the best version of you!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Turut Berduka atas Hilangnya Hati Nurani Masyarakat

12 April 2020   12:06 Diperbarui: 12 April 2020   12:24 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai saat ini korban yang terinfeksi Covid-19 terus bertambah. Dan, menurut data Covid-19 di Indonesia pada 11 April 2020 jumlah yang terinfeksi ada 3.842 kasus. Dari 3.842 kasus tersebut yang dinyatakan sembuh ada 286 kasus, sedangkan yang meninggal ada 327 kasus.

Berdasarkan data tersebut, jumlah yang meninggal masih mendominasi, namun kita harus tetap optimis bahwa Covid-19 ini akan segera berakhir, jika kita mengikuti himbauan pemerintah untuk tetap tinggal di rumah, jaga kebersihan, dan jaga jarak, serta berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kejadian luar biasa (pandemi Covid-19) ini segera berakhir.

Namun sangat disayangkan, disaat situasi seperti ini seharusnya kita harus tetap berpikiran positif. Bukannya malah kelihangan akal pikiran, terlebih-lebih kehilangan hati nurani. Sedih rasanya, melihat dan mendengar ada sekolompok orang yang menolak jenazah korban Covid-19 saat hendak dikuburkan.

Di mana hati nurani mereka? Apa hati nurani mereka telah hilang? Pertanyaan itu yang ada dihati penulis dan mungkin dihati kita semua.

Bukan hanya satu orang saja yang menolak bahkan ramai-ramai warga di beberapa daerah menolak jenazah pasien Covid-19 untuk dikuburkan. Misalnya saja peristiwa penolakan jenazah yang akan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) di Makassar dan Gowa, Sulawesi Selatan (29/3/2020).

Bukan saja di Makassar, penolakan juga terjadi di Desa Tumiyang Kecamatan Pekuncen, Banyuwangi Jawa Tengah (1/4/2020).

Warga yang menolak jenazah penderita Covid-19 berdalih bahwa penolakan tersebut untuk menjaga kesehatan warga dan tidak mau tertular Covid-19.

Sikap tersebut, justru menambah keprihatinan bersama. Kita semua sepakat untuk berhati-hati terhadap pandemi Covid-19 ini, tetapi kita juga tidak boleh menghilangkan hati nurani kita disituasi seperti ini.

Seharusnya warga mencari tahu, bagaimana prosedur penguburan bagi jenazah Covid-19. Toh, pengurusan jenazah yang terpapar Covid-19 telah dilakukan sesuai dengan protokol media yang ada dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan penguburan.

Jadi warga tak perlu takut tertular karena petugas yang berwenang telah melakukan pemakaman yang aman sesuai dengan panduan tata cara dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO). Dan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa No 8 Tahun 2020 terkait penanganan jenazah korban Covid-19 tersebut.

Untuk itu, tak ada lagi alasan bagi warga untuk menolak pemakaman bagi korban Covid-19 ini. Dalam situasi seperti ini, kita harus lebih peka terhadap kesusahan ataupun kesedihan orang yang ada disekitar kita.

Kita juga harus merasakan bagaimana perasaan keluarga yang kehilangan anggota keluarganya akibat terinfeksi Covid-19. Betapa sedih dan hancurnya hati mereka karena tidak bisa melaksanakan acara penguburan seperti biasanya, terlebih-lebih jika warga menolak pemakaman jenazah korban Covid-19 di daerah mereka. Kita seharusnya tetap memberikan penghormatan dan penguburan yang layak bagi jenazah korban Covid-19 tersebut.

Dan, seharusnya kita pun tidak boleh mengucilkan mereka yang terinfeksi dan menolak jenazah korban Covid-19. Mereka juga, pasti tidak ingin terinfeksi sama seperti kita, namun jika takdir berkata lain, kita yang masih diberi kesehatan dan umur panjang seharusnya turut merasakan kesedihkan mereka, bukannya menambah beban dan kesedihan mereka.

Sekali lagi penulis ingin menegaskan dalam menghadapi pandemi Covid-19 kita tidak boleh menggangap sepele terhadap Covid-19 ini, tetapi kita juga harus tetap mengedepankan hati nurani kita. Selain itu, diharapkan masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan berita yang tidak benar. Sebaiknya masyarakat mencari berita dan informasi dari media yang terpercaya sehingga tak ada lagi peristiwa seperti ini dikemudian hari.

Sumber: Kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun