Hukum dasar kimia merupakan hukum guna untuk dasar dari hitungan kimia dan dalam kimia merupakan hubungan kuantitatif antara reaktan dan produk. Kuantitatif ini terdiri dari pengukuran massa, volume, konsentrasi yang berkaitan dengan partikel atom, ion, molekul, atau rumus kimia yang terkait dalam persamaan reaksi kimia. Adapun hukum-hukum dasar kimia yaitu:
- Hukum Kekekalan Massa
Hukum kekekalam massa atau dikenal dengan hukum Lavoiser. Seorang ilmuwan asal Prancis Antoine Laurent Lavoisier membuktikan teorinya dengan cara membakar merkuri putih yang cair dengan oksigen sehingga berubah warna menjadi merah atau mengalami oksidasi. Kemudian, merkuri yang berwarna merah dibakar lagi sehingga berubah bentuk seperti semula. Oleh sebab itu, Lavoiser menemukan bahwa dalam proses pembakaran gas oksigen sangat berperan. Hal ini terbukti karena massa oksigen setelah merkuri oksida dipanaskan sama dengan massa oksigen pada saat proses pembakaran. Adapun bunyi hukum kekekalan massa :
" Massa total zat sebelum reaksi sama dengan massa total setelah zat reaksi"
- Hukum Perbandingan Tetap
Hukum perbandingan tetap yang juga dikenal dengan hukum Proust. Â Seorang ilmuwan Joseph Louis Proust pada tahun 1799 mengungkapkan teorinya bahwa setiap senyawa tersusun oleh unsur dengan komposisi tertentu dan tetap. Dengan membuktikan teorinya, Louis melakukan eksperimennya dengan mereaksikan hidrogen dengan oksigen sehingga membentuk senyawa air dan terdapat perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang bereaksi tetap yakni 1: 8.
- Hukum Perbandingan Berganda
Hukum perbandingan berganda atau juga dikenal dengan hukum Dalton. Hukum Dalton yang dicetuskan oleh seorang ilmuwan asal Inggris John Dalton. Berdasarkan eksperimennya dengan membandingkan unsur-unsur yang terkandung dalam beberapa senyawa. Adapun bunyi dari hukum Dalton :
"Jika ada dua unsur bisa membentuk lebih dari satu senyawa dengan salah satu massa unsur dibuat tetap, maka perbandingan massa yang lain dalam senyawa itu merupakan bilangan bulat sederhana."
- Hukum Perbandingan Volume
Hukum perbandingan volume yang dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis Joseph Gay Lussac. Lussac membuktikan teorinya dengan volume gas dalam suatu reaksi kimia. Berdasarkan eksperimennya, suhu dan tekanan mempengaruhi perubahan gas. Untuk membuktikan eksperimennya dengan menggunakan hidrogen : oksigen : uap air yaitu 2 : 1: 2. Dapat disimpulkan bahwa perbandingan koefisien unsur sesuai dengan perbandingan volume atau senyawa pada persamaan reaksi setara yaitu persamaan reaksi dengan jumlah atom disebelah kanan sama dengan di sebelah kiri.
Adapun bunyi hukum perbandingan ialah :
"Jika diukur pada Suhu dan Tekanan yang sama, maka Volume gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana"
- Hukum Hipotesis Avogadro
Hukum Avogadro yang dicetuskan oleh ilmuwan Amedeo Avogadro pada tahun 1811. Teori yang dicetuskan mengatakan bahwa partakel unsur tidak tersusun dari atom tunggal saja melainkan juga dapat tersusun dari molekul unsur atau dua atom lebih. Bunyi hukum ini yaitu :
"Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan gas yang bervolume sama memiliki jumlah molekul yang sama juga"
      Stoikiometri merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani stoikheon (elemen) dan metria (ukuran). Stoikiometri dalam ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk.
- Bilangan Avogadro
Bilangan Avogadro disebut juga dengan tetapan Avogadro atau konstanta Avogadro yang merupakan banyaknya entitas dalam satu mol yang merupakan jumlah atom karbon dalam keadaan dasarnya. Perkiraan terbaik terakhir untuk angka ini adalah 6,02 x 1023 / mol Nilai ini kebetulan sangat dekat (hanya berbeda 0.37% lebih kecil) dengan 279 mol1, sehingga angka ini berguna sebagai perkiraan pada fisika nuklir pada waktu menghitung laju pertumbuhan reaksi berantai.
- Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif
Massa atom memiliki nilai yang didapatkan dengan perbandingan massa suatu atom dengan massa atom yang lain sedangkan nilai massa molekul relatif didapatkan dengan perbandingan massa molekul zat dengan massa atom. Massa molekul relatif zat sama dengan jumlah massa atom relatif ataom penyusun molekul zat tersebut.
- Konsep Mol
Konsep mol menyatakan jumlah penyusun suatu zat yang digunakan untuk satuan jumlah zat yaitu mol. Satu mol zat adalah sejumlah zat yang mengandung 6.0225 1023 butir partikel (sejumlah bilangan avogrado). Jumlah mol sama dengan jumlah partikel/ bilangan Avogadro.
- Rumus Molekul dan Rumus Empiris
Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah relatif atom setiap elemen dan menunjukkan jumlah atom setiap unsur penyusun dalam suatu molekul senyawa. Sedangkan rumus empiris menyatakan perbandingan mol unsur dalam suatu senyawa. Dalam penentuan rumus empiris dengan membandingkan mol atau unsur-unsur penyusun. Rumus empiris diperoleh dari pengukuran hasil percobaan dari susunan senyawa.
Ikatan Kimia dan Ikatan Hidrogen
Ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul. Hal ini terjadi karena atom yang satu melepaska elektron sedangkan atom lain menerima elektron (serah terima elektron). Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan dan penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom yang berikatan.Â
Tujuan pembentukan ikatan kimia agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu unsur atom/ unsur yang terlibat. Salah satu petunjuk dalam penbentukan ikatan kimia adalah adanya satu golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia).Â
Oleh karena itu, dalam pembentukan ikatan kimia, atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia. Kecenderungan unsur nsur menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah aturan oktet. Ikatan kimia berkaitan dengan struktur lewis. Lewis merupakan lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya.Â
Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 2 yaitu ikatan ion dan ikatan kovalen. Sedangkan  ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antar molekul atau antar dipol-dipol yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan  kovalen dan ikatan ion. Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O,  atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron).
Laruta Elektrolit dan Non Elektrolit
      Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih. Larutan tersusun dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Berdasarkan daya hantar listriknya, sifat larutan dapat dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut dalam suatu larutan. Zat yang dapat larut dalam air dibedakan menjadi elektrolit dan non-elektrolit. Perbedaan ini berdasarkan adanya daya hantar listrik pada larutan. Zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat non-elektrolit dalam pelarut air tidak terurai menjadi ion-ion. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat membentuk ion-ion dalam pelarutnya, sehingga larutan dapat menghantarkan listrik. Sedangkan Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat membentuk ion-ion dalam pelarutnya, sehingga larutan tidak dapat mengantarkan listrik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H