Pada suatu hari disekolah aku bertemu dengan dia. Dia yang selalu aku cari keberadaannya di sekolah, dia yang selalu membuat aku semangat tiap aku melihat dia dari kejauhan. Dia bernama Noah Sakya Fajar yang biasa dipanggil Noah. Dia seumuran dengan ku, saat di sekolah kita sering berpapasan karena kelasnya satu lorong dengan kelasku.Â
Pada saat istirahat, aku tidak pergi ke kantin walaupun sudah diajak oleh temanku Risa. Aku di kelas sendiri karena semua teman-temanku beristirahat di luar. Aku gunakan headsetku dan memutar lagu remaja by HIVI. Tiba-tiba ada yang duduk disampingku, aku kira itu Risa jadi aku tidak peduli dan melanjutkan makan ku dengan hikmat. Saat sedang makan, tiba-tiba ada yang mencabut satu headset ku. Aku sangat ingin marah tapi ketika aku melihat siapa yang mencabut headsetku hatiku langsung berdegup tak karuan.Â
Aku langsung terdiam karena yang mencabut satu headsetku adalah orang yang aku sukai yaitu Noah. Dalam hatiku, aku berkata "Dia sangat tampan dari dekat membuatku tambah menyukainya." Aku buru-buru tersadar dari lamunan itu dan mengambil satu headsetku dengan cepat. Lalu ia bertanya "Kamu Allesha kan?" aku menjawab dengan terbata "i-iya."
"Kenapa kamu tidak pergi ke kantin? tadi aku lihat risa dan teman-temanmu pergi kesana." Tanya Noah. "Ibu membawakan aku bekal jadi untuk hari ini aku tidak pergi ke kantin." Â jawab Allesha. Lalu aku menawarkan kue brownies yang ibu bawakan untukku, "Kamu mau? ibu membuatkannya untukku ini brownies terenak sepanjang masa." ucapku dengan bangga.
Belum sempat dia menjawab, bel sudah berbunyi tanda jam istirahat telah habis. Ia langsung berlari masuk ke kelas agar tidak ketahuan oleh teman-teman nya jika ia telah menemuiku. Aku sangat senang, bagaikan mimpi dia mendatangiku ke kelas lalu kami bercengkrama dan membicarakan hal-hal tak penting. Dia bilang pada ku, "pulang nanti tunggu aku di parkiran sekolah ya." Aku setuju dengan itu. Lalu pelajaran dimulai.
Pelajaran terakhir telah usai, aku bergegas keluar kelas bersama Risa dan yang lain. Risa berpamitan dengan ku karena sudah dijemput oleh papah nya. Aku masih setia menunggu Noah di parkiran motor. Tiba-tiba ada yang memanggilku, "Allesha." Lalu aku mencari sumber suara itu. Ternyata itu Noah dan teman-temannya, jujur saja aku sangat malu karena Noah membawa teman-temannya.
Aku menjawab, "iya." Lalu Noah berkata, "Pulang barengan dengan ku ya." Aku berpikir keras untuk menjawab pertanyaan Noah karena ini kali pertama aku pulang bersama laki-laki, biasanya aku pulang dengan ojek online. Setelah berpikir aku memutuskan untuk pulang bersama Noah. Di perjalanan tidak banyak yang kita bicarakan karena Noah harus fokus pada jalanan.
Setelah sampai dirumah, aku menawarkan Noah untuk singgah sebentar di rumah tapi Noah menolak dengan alasan ia sudah ditunggu oleh ibunya dirumah. Noah pergi meninggalkan pekarangan rumah ku lalu aku masuk ke rumah dan menemui ibuku yang sedang bersantai  menonton saluran tv favoritnya. Aku bergegas ke kamar lalu membersihkan diri, setelah itu aku turun dan makan malam bersama ibu dan ayah. Pada saat makan malam selesai aku, ibu dan ayah selalu bercerita tentang kegiatan kami hari ini.Â
Sepertiku yang bercerita tentang noah kepada mereka. Reaksi mereka saat aku bercerita tentang Noah, mereka sangat kaget lalu ayah berkata "Putri cantik ayah sudah besar ternyata tak terasa waktu cepat berlalu." Aku memeluk ayah dengan erat, lalu ibu berkata "Tetap jaga dirimu walaupun kau sudah mengenal lawan jenis." Lalu aku menjawab "Aku akan selalu menjaga diriku dan mengingat batasan ku antar lawan jenis, ibu." Kami berpelukan sampai puas.
Waktu tidur sudah tiba, aku bergegas mencium pipi kedua orang tuaku. Lalu aku pamit untuk tidur lebih dulu karena besok aku masih harus sekolah. sebelum tidur aku mencuci muka dan gosok gigi. Setelah itu, aku membuka pesan dari teman-temanku salah satu pesan yang aku buka yaitu pesan dari Noah. Noah berkata "besok aku jemput ya, kita berangkat sekolah bersama." Seperti biasa aku berpikir terlebih dahulu agar aku tidak salah mengambil keputusan. Setelah aku menjawab pesan dari Noah, aku bergegas untuk tidur agar tidak telat bangun pagi nanti.
Pada pagi hari aku bergegas membersihkan diri dan bersiap untuk sekolah. Setelah sarapan bersama aku berpamitan dengan ayah dan ibu. Aku bilang pada ibu dan ayah akan berangkat bersama temanku bernama Noah. Ayah dan ibu memberi izin dan kami sama-sama menunggu Noah datang diluar.
Setelah menunggu lima menit, akhirnya Noah datang. Lalu kami berpamitan untuk berangkat sekolah. Sampai di sekolah teman-teman Noah sudah menunggu di parkiran. Jujur saja aku sangat malu ketika bertemu dengan teman-teman Noah. Aku sudah berkenalan dengan beberapa teman Noah.
Kami masuk sekolah bersama. Aku dan Noah berpisah karena kami beda kelas. Noah berkata, "Tunggu aku ya nanti saat istirahat, kita ke kantin bersama." Lalu aku menjawab dengan anggukan. Setelah itu aku masuk ke kelas dan bercengkrama dengan Risa dan teman-teman yang lain.
Jam pelajaran dimulai, aku sangat antusias pagi ini selain karena Noah menjemputku. Hari ini ada mata pelajaran kesukaanku. Waktu istirahat telah tiba, kami semua berbondong-bondong keluar kelas. Risa berkata, "Al, ayo ke kantin bareng kita." Aku berkata, "Kalian duluan saja, aku menunggu Noah." Lalu Risa menjawab dengan gestur  tubuh mengiyakan.Â
Sembari menunggu Noah, aku mendengarkan lagu Taylor Swift yang berjudul anti-hero. Tidak lama kemudian Noah mendatangiku dan mengajakku ke kantin. Kami pergi bersama kesana dan bertemu dengan teman-teman ku juga teman-teman Noah. Â Beberapa dari teman-teman ku berpacaran dengan teman-teman Noah.Â
Noah berkata, "Kamu mau makan apa? sekalian aku juga ingin memesan makanan." Aku menjawab, "Aku mau baso aja, pake mie kuning ya." Lalu Noah memberikan balasan dengan gestur tubuhnya. Setelah menunggu baso ku dan makanan Noah datang.Â
Kami makan dengan hikmat dan mengobrol bersama teman-teman di kantin. Bel masuk tiba kami bersama-sama menuju ke ruang kelas. saat dijalan menuju kelas, ada yang memberhentikan kami dan mencari aku. Dia bertanya, "Yang namanya Allesha yang mana?"
Lalu aku menjawab, "Saya, kak". Dia langsung mendatangiku dengan muka marah. "Kamu yang tadi pagi berangkat bersama Noah?" Dia bertanya dengan kacak pinggang. Aku menjawab, "Iya ka, ada apa ya?"
Tiba-tiba ia kasar padaku, "Lo tau nggak Noah itu pacar gue, jadi jangan dekati Noah sedikit pun." Kami semua kaget dengan pernyataan yang ia berikan, pasalnya aku tau jika Noah belum memiliki pacar. Aku berpikir bahwa dia adalah fans Noah yang mengaku jadi pacar Noah. Tanpa pikir panjang aku langsung berjalan meninggalkan kakak kelas yang tidak jelas itu.
Ia mendatangiku saat Noah masih berada di kantin. Sedangkan aku dan teman-teman sudah berjalan menuju kelas. Setelah sampai di kelas, tiba-tiba Noah datang dan bertanya, "Kata temanku, kamu di labrak oleh fans ku?" Kalian harus tau bahwa fans Noah sangat banyak karena Noah sangat terkenal di sekolah. Pasalnya dia sangat bertalenta dan sering memenangkan lomba yang membawa nama sekolah, wajar jika dia memiliki banyak fans.
Aku menjawab, "Iya tadi ada beberapa orang yang aku rasa diketuai oleh satu kakak kelas, aku tidak tau namanya tapi dia tiba-tiba memberi tahu bahwa dia adalah pacarmu dan aku harus menjauhimu." Raut wajah Noah berubah seketika, dia marah karena fansnya berani mendatangiku dan bilang hal yang tidak benar pada ku. aku berkata pada noah bahwa "Aku tidak percaya dengan ucapan kakak itu, aku hanya percaya pada mu, Noah. tenang saja, jangan marah pada kakak itu." Setelah aku mengatakannya Noah langsung menidurkan kepalanya diatas meja dan mengucapkan maaf karena fans nya senekat itu untuk menemuiku.Â
Guru pengajarku telah tiba, Noah langsung pamit ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Seperti biasa noah berkata, "Tunggu aku di parkiran ya, kita pulang bareng." Lalu aku menjawabnya dengan gestur tubuhku. Jam pelajaran pun berakhir. Aku masih menunggu di kelas karena jika aku keluar dan menunggu noah di parkiran itu sangat panas, lebih baik aku menunggu sejenak di kelas. Dikelas pun masih banyak teman-temanku karena mereka harus membersihkan kelas setelah pelajaran berakhir.Â
Setelah lima menit aku menunggu di kelas. aku memutuskan untuk turun dan menunggu Noah di parkiran. Noah berlari ke arah ku dan berkata "Ayo kita pulang." Aku langsung menaiki motor Noah dan ia berpamitan dengan teman-temannya lalu berucap, "Sampai ketemu di basecamp." Mereka memiliki basecamp yang tidak semua orang tau. Basecamp yang berisi anak-anak sekolahku dan sekolah lain. Mereka berteman untuk menjaga tali silaturahmi antar sekolah dan juga untuk melawan anak-anak yang ingin bertawuran dengan sekolahku atau sekolah yang lain.Â
Saat ini banyak kasus tawuran yang beredar. Aku selalu mencoba untuk memperingati Noah agar tidak tawuran dan fokus belajar. Tapi kadang-kadang aku mendengar bahwa Noah dan teman-temannya habis tawuran melawan sekolah lain. Aku hanya bisa tersenyum percuma marah jika diulangi lagi kesalahannya.Â
Selama satu minggu lebih aku bersama Noah, akhirnya kami resmi berpacaran. Tidak ada yang berubah setelah berpacaran dan sebelum berpacaran. Noah tetap bertawuran jika ditantang oleh lawan. Noah tetap memperlakukanku dengan baik dan aku menyukainya.
Sungguh aku tidak menyangka bahwa aku dan Noah berpacaran. 1 bulan bersama sangat cepat bagiku. Selama satu bulan pun tidak mulus. Berita bahwa aku dan Noah berpacaran tersebar luas seantero sekolah.Â
Aku hanya bisa tersenyum kala itu. Aku sangat bangga memiliki Noah tapi banyak sekali fans fanatik yang tidak sedikit melabrakku di kantin atau di kelas maupun di parkiran. Mereka protes jika aku menjadi pacarnya. Tapi tidak sedikit yang mendukung aku dan Noah. Di sekolah pun aku berusaha untuk tidak bercengkrama secara intens dengan noah karena aku takut itu akan jadi masalah baru untuk aku dan Noah. Menurut ku, sudah sangat cukup bermasalah dengan fans-fans fanatik Noah. Hari libur pun tiba, aku dan Noah sudah merencanakan untuk nonton bersama.
Ibu dan ayah belum tau jika aku dan Noah sudah berpacaran. Aku belum siap memberitahu kepada mereka. Aku takut akan respon mereka terhadap itu. Aku sudah izin pada ibu dan ayah bahwa aku akan menonton dengan Noah. Jujur saja saat meminta izin, aku menggunakan embel-embel teman-temanku akan ikut bersama kami. Pada kenyataannya, aku hanya berdua dengan Noah karena aku ingin bersama Noah seharian penuh. Alasan lainnya, karena Noah hanya bisa bermain saat hari libur. Saat hari sekolah Noah sangat sibuk dengan teman-temannya dan ekstrakulikuler yang dia ikuti.Â
Sampai di mall yang kami tuju. Aku dan Noah langsung membeli tiket untuk menonton. Setelah beli tiket, aku dan Noah berkeliling sambil menunggu jam nonton tiba. Setelah menonton, kami memutuskan untuk makan karena aku lapar.Â
Setelah makan kami lanjut berkeliling mall sampai malam pun tiba. Aku sudah diberitahu oleh ibu untuk segera pulang. Jujur saja, aku belum puas berpacaran dengan Noah. Aku masih ingin bermain dengannya tapi aku tidak bisa melawan ibu. Aku putuskan untuk memberitahu Noah bahwa aku harus pulang dan Noah mengantarku pulang.
Saat sampai rumah, aku menawarkan Noah untuk singgah sebentar. Tapi Noah menolak karena dia harus ke basecamp sekarang, menemui teman-temannya yang sudah menunggunya. Hari minggu pun tiba. Aku, ayah dan ibu menjalani rutinitas kami yaitu berlari di sekeliling komplek rumah agar tetap sehat dan bugar. Â
Setelah selesai aku memutuskan untuk membersihkan diri ku yang sangat berkeringat. Setelah membersihkan diri aku melihat ponselku bahwa banyak sekali pesan dan telfon dari teman-temanku. Aku membaca pesan mereka satu persatu. Mereka mengatakan bahwa semalam Noah bertawuran dengan lawannya yang sangat Noah benci.Â
Noah memiliki banyak luka lebam dimuka nya. Aku khawatir dan menelpon Risa untuk menemaniku ke rumah Noah. Aku berkata kepada Risa untuk membawa pacarnya bersama ku ke rumah Noah. Aku meminta izin pada ibu dan ayah untuk pergi kerumah Noah.
Aku berkata, "aku ingin menjenguk Noah, Noah sakit. Aku kerumah Noah bersama Risa." Lalu ibu dan ayah memberi izin untuk ku pergi kerumah Noah. Setelah menunggu Risa dan pacarnya datang, aku bergegas masuk ke mobil dan kami berangkat. Saat sampai rumah Noah, aku bertemu dengan ibu Noah. Di ruang tamu sudah banyak teman-teman noah yang menjenguk Noah. Aku melihat Noah yang memiliki banyak luka lebam di mukanya. Aku ingin marah tapi aku lebih khawatir padanya karena ini kali pertama aku melihat Noah luka sebanyak ini.Â
Teman-temanku memberiku waktu untuk berbicara dengan Noah. "Aku mau marah sama kamu tapi disatu sisi aku khawatir dengan luka-luka dimuka kamu. Sudah diobatin kan?" ucapku sambil menatap marah pada Noah. Noah meminta maaf padaku dan dia bilang, "sudah diobati oleh ibu." Ini kali pertama aku berkunjung kerumah Noah dan bertemu ibunya. Ibu Noah sangat baik padaku. Tiba-tiba ibu Noah bertanya pada kami, "yang namanya Allesha yang mana ya? ibu ingin berbicara sebentar." Lalu aku mengacungkan tangan dan berdiri. Lalu berucap, "saya ibu yang bernama Allesha." Lalu aku dituntun oleh ibu Noah ke dapur. Saat didapur kami berbicara banyak tentang Noah. Fakta yang baru aku tahu bahwa ayah Noah pergi meninggalkan Noah saat Noah berusia  lima tahun.
Ibu Noah bercerita bahwa ayah Noah pergi karena memiliki wanita simpanan. Ibu Noah tidak ingin dimadu maka dari itu ibu Noah memutuskan untuk bercerai dengan ayah Noah. Awal-awal ayah Noah masih memberi uang pada ibu Noah. Tapi setelah satu tahun bercerai tidak ada lagi uang yang dikirimkan untuk Noah. Ibu Noah harus bekerja banting tulang hingga sekarang. Ibu Noah berpesan padaku untuk jangan meninggalkan Noah karena ibunya baru melihat Noah sangat bahagia setiap harinya, sebelum bertemu denganku Noah jarang sekali mengajak ngobrol ibunya. Kata ibunya, "Noah lebih sering meninggalkan rumah dibanding diam diri dirumah." Selain itu ibu juga bilang padaku bahwa Noah selalu bersemangat menceritakan tentangku pada ibunya.Â
Secara bersamaan perasaan haru,senang,gembira datang pada diriku. Tak ku sangka bahwa Noah bisa berubah secepat itu setelah bersamaku. Saat sedang asyik ngobrol bersama ibu Noah, tiba-tiba Noah datang dan berkata "ibu tidak menceritakan hal-hal aneh tentang ku pada pacarku kan bu?" Aku dan ibu Noah tertawa terbahak-bahak. Ibu berkata bahwa ibu menceritakan semua tentang Noah. Raut wajah Noah berubah drastis, ia sangat terkejut dengan pernyataan yang ibu berikan padanya.Â
Dengan cepat ibu berkata bahwa ibu tidak memberitahu apapun pada Allesha. Ibu bertanya, "memang kalau ibu beritahu Noah akan marah pada ibu?" Noah dengan cepat menggelengkan kepalanya, aku hanya bisa tertawa melihat interaksi antar keduanya. Kami sampai lupa bahwa di ruang tamu masih banyak teman-teman Noah yang berkunjung. Â Siang berlalu senja tiba, teman Noah satu persatu meninggalkan rumah Noah. Aku berkata pada Noah bahwa aku akan pulang bersama Risa dan pacarnya tapi Noah melarangku dan berkata "aku yang bakal nganterin kamu pulang, jangan pulang sekarang aku masih mau sama kamu sebentar aja." Tapi aku menolak dan berkata "kamu masih sakit jangan nganterin aku pulang. Besok juga nggak usah jemput aku. Kita langsung ketemu aja di sekolah." Aku melihat raut wajah Noah yang sedih tapi aku terpaksa melakukannya karena jika tidak aku lakukan Noah akan keras kepala dan mengantarku pulang kerumah.Â
Akhirnya setelah bernegosiasi, aku pulang bersama Risa dan pacarnya. Setelah sampai rumah aku salim kepada ibu dan ayah lalu izin untuk ke kamar. Sampai dirumah aku langsung memberitahu Noah lewat ponselku bahwa aku sudah sampai rumah. Malam pun tiba, aku mengerjakan tugas dan belajar untuk esok hari. Tiba-tiba di sela-sela aku mengerjakan tugas Noah menelpon ku. Aku mengangkat telpon Noah lalu mengucapkan, "Assalamualaikum." Ia menjawab, "Waalaikumsalam, kamu belum tidur? aku kira telpon ku nggak akan diangkat ternyata diangkat karena kamu belum tidur." Aku menjawab, "Aku belum tidur karena ada beberapa tugas yang belum aku kerjakan." Setelah waktu belajarku tersita karena mengobrol dengan Noah lewat telpon. Aku memutuskan untuk tidur agar tidak telat bangun esok hari.
Pagi pun tiba, tak terasa waktu cepat berlalu sudah senin lagi dan aku harus sekolah. Ngomong-ngomong aku sudah menjalin hubungan dengan noah selama 5 bulan. Benar-benar waktu yang lama. Aku berangkat bersama ayah hari ini. Noah pun sudah sembuh dari luka lebam itu. Sekolah kami akan mengadakan ujian akhir, kami harus belajar dengan keras agar nilai kami bagus. Selama satu minggu sebelum ujian, aku dan Noah tidak berkomunikasi bahkan bertemu pun hanya disekolah saja selebihnya kami gunakan untuk belajar. Hingga saat ujian akhir pun tiba, aku sangat takut tidak bisa mengerjakan soal-soal ujian yang diberikan.
Hari pertama ujian aku lewati dengan baik begitupun seterusnya. Liburan pun tiba, aku dan keluarga memutuskan untuk pergi ke Bandung. Setelah ujian berakhir aku sama sekali belum bertemu lagi dengan Noah. Jujur saja aku rindu padanya tapi Noah tidak bisa ditelpon. Di chat lewat whatsapp pun tidak dibalas. Ada yang mengganjal di hatiku tapi aku tidak boleh berprasangka buruk padanya. Aku berangkat ke Bandung bersama keluarga hari sabtu. Di Bandung aku mendatangi cafe-cafe yang bagus dan mencoba kopi-kopi untuk aku bandingkan dengan kopi-kopi yang pernah aku minum di Jakarta.Â
Tak terasa liburan pun telah usai. Aku telah melihat nilai ujian ku dan itu sangat memuaskan. Saat pembagian raport aku bertemu dengan ibu Noah lalu aku bertanya, "Ibu apa kabar? noah baik-baik saja kan bu? aku sudah menghubunginya tapi tidak ada balasan darinya." Ibu menjawab, "Ibu baik nak, begitupun dengan Noah." Ibu berpamitan dengan ku lalu aku pulang kerumah bersama ibu dan ayah.
Waktu masuk sekolah pun telah tiba tak terasa aku sudah kelas tiga SMA. Aku bertemu Noah tapi Noah terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Aku memanggil Noah tapi Noah hanya melihatku lalu pergi. Aku melihat dari kejauhan Noah menemui perempuan lain dan merangkul layaknya berpacaran. Aku sangat kaget dan sangat sakit hati rasanya aku ingin pulang dan menangis.
Waktu pulang sekolah pun tiba, selama di sekolah Noah tidak mendatangiku ke kelas, bertemu di kantin saja tidak. Aku sangat merindukannya tapi apa daya dia tidak mencariku sama sekali. Pesan-pesan yang ku kirimkan pun tidak dibalas. Aku menunggu ayah menjemputku digerbang. Aku melihat parkiran mengingat dimana aku menunggu Noah untuk pulang bersama. Tapi sekarang aku melihat Noah pulang bersama wanita lain.
Ayah pun tiba lalu aku masuk ke mobil. Di mobil aku berbincang dengan ayah tentang hari pertama sekolah setelah liburan. Aku juga mengatakan bahwa Noah tidak menyapaku pagi ini padahal kami bertemu di parkiran. Noah juga menjauhiku tanpa alasan yang pasti.
Setelah satu minggu lebih Noah menjauhiku. Hari ini beberapa teman Noah mendatangiku, mereka bercerita tentang kondisi Noah sekarang. Teman Noah yang bernama Alif berkata bahwa Noah mengidap penyakit kanker otak stadium tiga. Aku sangat terkejut mendengarnya lalu aku menangis di pelukan Risa. Jujur saja aku merasa sangat bodoh tidak tau apa-apa tentang kondisi Noah. Alif bilang saat mereka liburan bersama, Noah pun ikut liburan tapi pada saat di sana Noah tiba-tiba pingsan dan tidak sadarkan diri selama tiga hari. Kami langsung menghubungi ibu Noah dan ibu Noah memberitahu kami bahwa Noah mengidap penyakit kanker otak stadium tiga.Â
Setelah tiga hari berlalu, Noah sadar dan dia langsung mencarimu, Allesha. Dia ingat pada mu. Dia ingin kamu ada disisi nya tapi kami tau jika kamu sedang berlibur ke bandung bersama keluarga mu. Noah memberi pesan pada kami untuk tidak memberitahu kamu tentang kondisi Noah sekarang. Noah tidak ingin kamu sedih karena mendengar penyakit itu. Lalu Alif meminta maaf padaku atas nama Noah. Aku pun hanya bisa menangis mendengar cerita itu, aku benar-benar pacar yang tidak bisa diandalkan. Alif berkata "Noah selalu gigih menjalankan kemoterapinya di rumah sakit agar ia bisa kembali pantas bersamamu, Allesha."
Setelah Alif berkata seperti itu, aku langsung mencari Noah. Aku menemukannya, ia sedang duduk di kelas dengan kepala telungkup di meja. Aku mendatanginya dan memanggil, "Noah, ini Allesha." Noah bangkit lalu berlari keluar kelas. Dengan cepat aku lari mengejar Noah. Aku berkata pada Noah, "Aku marah padamu. Mengapa kamu tidak mengatakan yang sejujurnya? Mengapa aku harus tau dari Alif? Kenapa kamu jahat sama aku? Kamu tidak membalas pesan ku, kamu tidak menjawab teleponku. Tolong jelaskan salah ku apa Noah, aku mohon jangan seperti ini." Noah pun membalikkan badannya dan lari padaku. Ia meminta maaf atas semua kesalahannya. Ia meminta maaf karena ia tidak jujur sedari awal dan juga ia bermain dengan perempuan agar aku membencinya dan meninggalkannya.Â
Pada akhirnya aku dan Noah saling memaafkan satu sama lain. Kami berjanji untuk saling memahami satu sama lain. Aku sekarang selalu menemani noah kemoterapi. Suatu ketika aku bertemu dengan ibu Noah, ibu Noah meminta maaf karena tidak memberitahuku tentang kondisi Noah. Aku pun sudah memaafkan ibu Noah, aku juga bercerita pada ibu dan ayah bahwa aku sudah lama berpacaran dengan Noah dan memberitahu bahwa Noah mengidap penyakit kanker otak stadium tiga. Mereka ingin menemui Noah tapi aku selalu berkata bahwa Noah sehat, Noah baik-baik saja. Buktinya sekarang aku dan Noah sedang makan nasi goreng pinggir jalan bersama setelah kemoterapi.Â
Lama-kelamaan rambut Noah habis karena efek samping kemoterapi. Dengan tekad yang kuat Noah memutuskan untuk memotong rambutnya karena dipotong sekarang ataupun dipotong nanti rambutnya akan tetap rontok. Aku selalu menyemangati Noah dalam keadaan apapun. Noah berjuang melawan penyakit yang dideritanya. Suatu ketika Noah mendadak pingsan. Kami semua panik dan langsung membawa Noah kerumah sakit.Â
Noah langsung diberikan pertolongan pertama. Kami semua dilarang masuk ke tempat rawat Noah. Dokter bilang kondisi Noah semakin lama semakin menurun. Aku yang mendengar itu langsung menangis. Tiba-tiba ibu, ayah, dan ibunya Noah datang secara bersamaan. Aku langsung memeluk ibu dan berkata, "Noah akan sehat kan bu? Noah tidak perlu kemoterapi lagi kan bu? Noah tidak perlu minum obat lagi kan bu? Aku tidak siap kehilangan Noah, ibu. Aku takut ibu." Ibu hanya bisa mengelus pundakku dan berkata, "Kita serahkan semua pada tuhan ya, nak. Ini semua kuasa tuhan kita hanya manusia yang dapat berdoa meminta pertolongan pada tuhan."Â
Dokter yang memeriksa Noah kembali keluar ruangan. Dokter berkata, "Noah sudah sadar dan ingin bertemu dengan yang namanya Allesha." Aku langsung masuk ke ruangan Noah dan berkata, "Noah harus semangat demi Allesha dan ibu, Noah jangan tinggalkan Allesha. Allesha masih butuh Noah. Kita belum masuk universitas yang kita inginkan. Kita belum mewujudkan cita-cita kita. Noah harus sembuh." Noah hanya tersenyum mendengar semua tutur kata ku. Noah berkata, "Tolong ikhlaskan aku, Allesha. Aku sudah tidak kuat lagi, tolong jaga ibu ya Allesha. Bilang pada ibu untuk selalu istirahat yang cukup. Tolong ucapkan terima kasih ku pada ibu dan ayahmu, Allesha. Aku izin meninggalkan mu. Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya, Allesha sayang. Noah sayang Allesha."
Noah menutup mata untuk selama-lamanya. Aku hanya bisa menangis saat dokter datang dan mencabut alat pernapasan Noah. Aku tidak menyangka bahwa di dalam hidupnku akan terjadi seperti ini, Aku menangis sejadi-jadinya. Ibu, Ayah, Ibu Noah, dan semuanya menangis karena tidak menyangka Noah akan meninggalkan kita semua secepat itu.Â
Teman-teman Noah membantu kami mengebumikan Noah. Kami doa bersama atas kepergian Noah. Semua guru pun datang secara bergantian ke rumah duka. Aku selalu dirumah duka selama satu minggu untuk menemani ibu Noah. Ibu Noah sudah menyuruhku untuk pulang tapi aku tidak mau karena aku masih ingin mengenang Noah dan menemani Ibunya.Â
Pesan ku untuknya, Noah terima kasih telah hadir dihidupku, terima kasih telah membuat masa SMA ku indah, terima kasih telah menerimaku apa adanya, terima kasih atas segalanya. Aku sudah ikhlas atas kepergianmu. Semoga kau tenang disana, Noah. Aku mencintaimu. Selamat tinggal Noah.
                                                            SELESAI
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H