Mohon tunggu...
Nasywa Story
Nasywa Story Mohon Tunggu... Penulis - SMA

I am a student at a school in Indonesia. I like singing. Lately I've been writing short stories in English or Indonesian. Enjoy reading, and after reading, don't forget to write suggestions and criticisms in the comments column. Thanks for visiting:)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Noah

6 Desember 2022   20:00 Diperbarui: 14 April 2023   05:08 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayah pun tiba lalu aku masuk ke mobil. Di mobil aku berbincang dengan ayah tentang hari pertama sekolah setelah liburan. Aku juga mengatakan bahwa Noah tidak menyapaku pagi ini padahal kami bertemu di parkiran. Noah juga menjauhiku tanpa alasan yang pasti.

Setelah satu minggu lebih Noah menjauhiku. Hari ini beberapa teman Noah mendatangiku, mereka bercerita tentang kondisi Noah sekarang. Teman Noah yang bernama Alif berkata bahwa Noah mengidap penyakit kanker otak stadium tiga. Aku sangat terkejut mendengarnya lalu aku menangis di pelukan Risa. Jujur saja aku merasa sangat bodoh tidak tau apa-apa tentang kondisi Noah. Alif bilang saat mereka liburan bersama, Noah pun ikut liburan tapi pada saat di sana Noah tiba-tiba pingsan dan tidak sadarkan diri selama tiga hari. Kami langsung menghubungi ibu Noah dan ibu Noah memberitahu kami bahwa Noah mengidap penyakit kanker otak stadium tiga. 

Setelah tiga hari berlalu, Noah sadar dan dia langsung mencarimu, Allesha. Dia ingat pada mu. Dia ingin kamu ada disisi nya tapi kami tau jika kamu sedang berlibur ke bandung bersama keluarga mu. Noah memberi pesan pada kami untuk tidak memberitahu kamu tentang kondisi Noah sekarang. Noah tidak ingin kamu sedih karena mendengar penyakit itu. Lalu Alif meminta maaf padaku atas nama Noah. Aku pun hanya bisa menangis mendengar cerita itu, aku benar-benar pacar yang tidak bisa diandalkan. Alif berkata "Noah selalu gigih menjalankan kemoterapinya di rumah sakit agar ia bisa kembali pantas bersamamu, Allesha."

Setelah Alif berkata seperti itu, aku langsung mencari Noah. Aku menemukannya, ia sedang duduk di kelas dengan kepala telungkup di meja. Aku mendatanginya dan memanggil, "Noah, ini Allesha." Noah bangkit lalu berlari keluar kelas. Dengan cepat aku lari mengejar Noah. Aku berkata pada Noah, "Aku marah padamu. Mengapa kamu tidak mengatakan yang sejujurnya? Mengapa aku harus tau dari Alif? Kenapa kamu jahat sama aku? Kamu tidak membalas pesan ku, kamu tidak menjawab teleponku. Tolong jelaskan salah ku apa Noah, aku mohon jangan seperti ini." Noah pun membalikkan badannya dan lari padaku. Ia meminta maaf atas semua kesalahannya. Ia meminta maaf karena ia tidak jujur sedari awal dan juga ia bermain dengan perempuan agar aku membencinya dan meninggalkannya. 

Pada akhirnya aku dan Noah saling memaafkan satu sama lain. Kami berjanji untuk saling memahami satu sama lain. Aku sekarang selalu menemani noah kemoterapi. Suatu ketika aku bertemu dengan ibu Noah, ibu Noah meminta maaf karena tidak memberitahuku tentang kondisi Noah. Aku pun sudah memaafkan ibu Noah, aku juga bercerita pada ibu dan ayah bahwa aku sudah lama berpacaran dengan Noah dan memberitahu bahwa Noah mengidap penyakit kanker otak stadium tiga. Mereka ingin menemui Noah tapi aku selalu berkata bahwa Noah sehat, Noah baik-baik saja. Buktinya sekarang aku dan Noah sedang makan nasi goreng pinggir jalan bersama setelah kemoterapi. 

Lama-kelamaan rambut Noah habis karena efek samping kemoterapi. Dengan tekad yang kuat Noah memutuskan untuk memotong rambutnya karena dipotong sekarang ataupun dipotong nanti rambutnya akan tetap rontok. Aku selalu menyemangati Noah dalam keadaan apapun. Noah berjuang melawan penyakit yang dideritanya. Suatu ketika Noah mendadak pingsan. Kami semua panik dan langsung membawa Noah kerumah sakit. 

Noah langsung diberikan pertolongan pertama. Kami semua dilarang masuk ke tempat rawat Noah. Dokter bilang kondisi Noah semakin lama semakin menurun. Aku yang mendengar itu langsung menangis. Tiba-tiba ibu, ayah, dan ibunya Noah datang secara bersamaan. Aku langsung memeluk ibu dan berkata, "Noah akan sehat kan bu? Noah tidak perlu kemoterapi lagi kan bu? Noah tidak perlu minum obat lagi kan bu? Aku tidak siap kehilangan Noah, ibu. Aku takut ibu." Ibu hanya bisa mengelus pundakku dan berkata, "Kita serahkan semua pada tuhan ya, nak. Ini semua kuasa tuhan kita hanya manusia yang dapat berdoa meminta pertolongan pada tuhan." 

Dokter yang memeriksa Noah kembali keluar ruangan. Dokter berkata, "Noah sudah sadar dan ingin bertemu dengan yang namanya Allesha." Aku langsung masuk ke ruangan Noah dan berkata, "Noah harus semangat demi Allesha dan ibu, Noah jangan tinggalkan Allesha. Allesha masih butuh Noah. Kita belum masuk universitas yang kita inginkan. Kita belum mewujudkan cita-cita kita. Noah harus sembuh." Noah hanya tersenyum mendengar semua tutur kata ku. Noah berkata, "Tolong ikhlaskan aku, Allesha. Aku sudah tidak kuat lagi, tolong jaga ibu ya Allesha. Bilang pada ibu untuk selalu istirahat yang cukup. Tolong ucapkan terima kasih ku pada ibu dan ayahmu, Allesha. Aku izin meninggalkan mu. Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya, Allesha sayang. Noah sayang Allesha."

Noah menutup mata untuk selama-lamanya. Aku hanya bisa menangis saat dokter datang dan mencabut alat pernapasan Noah. Aku tidak menyangka bahwa di dalam hidupnku akan terjadi seperti ini, Aku menangis sejadi-jadinya. Ibu, Ayah, Ibu Noah, dan semuanya menangis karena tidak menyangka Noah akan meninggalkan kita semua secepat itu. 

Teman-teman Noah membantu kami mengebumikan Noah. Kami doa bersama atas kepergian Noah. Semua guru pun datang secara bergantian ke rumah duka. Aku selalu dirumah duka selama satu minggu untuk menemani ibu Noah. Ibu Noah sudah menyuruhku untuk pulang tapi aku tidak mau karena aku masih ingin mengenang Noah dan menemani Ibunya. 

Pesan ku untuknya, Noah terima kasih telah hadir dihidupku, terima kasih telah membuat masa SMA ku indah, terima kasih telah menerimaku apa adanya, terima kasih atas segalanya. Aku sudah ikhlas atas kepergianmu. Semoga kau tenang disana, Noah. Aku mencintaimu. Selamat tinggal Noah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun