anak yang berdampak signifikan terhadap keberhasilan mereka di berbagai aspek kehidupan, termasuk akademik dan sosial. Membangun kepercayaan diri adalah aspek krusial dalam pengembangan pribadi seseorang (Ritonga, 2024) khususnya pada anak di usia sekolah dasar. Namun, tidak sedikit anak usia sekolah dasar yang mengalami kesulitan untuk tampil percaya diri, baik di dalam maupun di luar kelas. Salah satu cara efektif untuk membantu anak mengatasi hambatan ini adalah melalui seni drama.
Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek penting dalam perkembanganDrama adalah salah satu bentuk seni yang menyampaikan cerita atau gagasan melalui dialog, gerak, dan ekspresi para pelaku atau aktor di atas panggung. Drama biasanya dipentaskan di hadapan penonton, namun juga bisa disampaikan melalui media seperti televisi, film, atau radio. Drama  juga merupakan salah  satu  cabang  seni  pertunjukan  yang  paling  kompleks  karena  di dalamnya memuat beragam unsur seni yang dapat digunakan sebagai media ekspresi estetis dalam  setiap  karyanya (Gustiawan & Mayar, 2023).
Drama bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana pendidikan yang mampu memberikan pengalaman belajar menyeluruh. Melalui kegiatan drama, anak-anak dapat belajar mengekspresikan diri, bekerja sama, dan mengatasi rasa malu atau takut berbicara di depan umum (Anggraeni et al., 2024). Interaksi yang terjalin selama proses drama, mulai dari membaca naskah hingga berlatih peran, memberikan ruang bagi anak untuk mengembangkan kepercayaan diri secara alami dan menyenangkan.
Selain itu, drama memberikan kesempatan bagi mereka untuk dapat mengembangkan  keterampilan  dalam menggambarkan  perasaan,  karakter,  dan  situasi  melalui  peran  yang  dimainkan (Novriadi et al., 2023). Hal ini membantu mereka mengenali dan memahami perasaan diri sendiri maupun orang lain, yang pada akhirnya dapat meningkatkan empati dan kapasitas sosial mereka. Drama juga mendorong anak untuk berpikir kreatif, karena mereka ditantang untuk mengeksplorasi ide-ide baru, menciptakan solusi atas konflik dalam cerita, dan menyampaikan pesan yang sesuai dengan karakter yang diperankan.
Proses latihan dan pementasan drama melibatkan banyak aspek yang dapat meningkatkan kepercayaan diri anak. Pertama, anak-anak diajak untuk berbicara dengan suara yang lantang dan jelas. Kemampuan berbicara ini tidak hanya penting dalam konteks seni, tetapi juga sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat berkomunikasi dengan teman atau menyampaikan pendapat di depan kelas. Kedua, anak dilatih untuk menggunakan gerakan tubuh dan ekspresi wajah yang sesuai, yang membantu mereka menjadi lebih kreatif dan percaya diri (Agustina, 2023) dalam mengekspresikan diri. Ketiga, drama sering kali membutuhkan kerja sama dalam kelompok, sehingga anak-anak belajar untuk saling mendukung dan menghargai kontribusi masing-masing anggota tim.
Drama dapat digunakan sebagai alat atau media untuk membentuk, mengembangkan, dan  menguatkan  pendidikan  karakter  siswa (Nugroho, 2023). Manfaat lain dari drama adalah kemampuan untuk memperdalam pemahaman anak terhadap berbagai konsep yang diajarkan di sekolah. Sebagai contoh, dalam pembelajaran sejarah, siswa dapat memerankan tokoh-tokoh penting dari masa lalu untuk memahami peristiwa sejarah dengan lebih baik. Dalam pelajaran bahasa, drama dapat digunakan untuk melatih keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Dengan demikian, drama tidak hanya membangun kepercayaan diri anak, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar mereka di berbagai bidang.
Penerapan Drama di Sekolah Dasar
Agar drama dapat diterapkan secara efektif di sekolah dasar, guru perlu merancang kegiatan yang menarik dan sesuai dengan usia siswa. Salah satu langkah awal adalah memilih tema yang relevan dengan minat dan kehidupan anak-anak, seperti persahabatan, lingkungan, atau petualangan. Sebuah tema  yang  dipilih  dengan  bijak  tidak  hanya  memengaruhi  alur  cerita,  tetapi  juga membentuk  karakter-karakternya (Kharismatuzzahra & Daniar, 2024). Tema yang dekat dengan pengalaman mereka juga akan membuat anak lebih antusias untuk terlibat.
Guru juga dapat membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk memudahkan pengelolaan dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berpartisipasi. Pembentukan kelompok-kelompok kecil ini cenderung  membuat siswa  lebih aktif dalam mengemukakan ide-ide atau  gagasan-gagasannya (Wati & Nugraheni, 2021). Dalam proses ini, penting untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan peran yang sesuai dengan kemampuan dan tingkat kenyamanan mereka. Anak yang pemalu atau kurang percaya diri dapat diberikan peran yang sederhana terlebih dahulu, lalu secara bertahap ditingkatkan sesuai perkembangan mereka.
Proses latihan drama sebaiknya dilakukan dalam suasana yang santai dan menyenangkan. Guru dapat mengawali kegiatan dengan permainan pemanasan, seperti improvisasi atau simulasi peran, untuk membantu siswa lebih percaya diri. Setelah pementasan, memberikan apresiasi kepada siswa, baik dalam bentuk pujian maupun penghargaan simbolis, sangat penting untuk meningkatkan motivasi mereka.
Tantangan dan Solusi dalam Penerapan Drama
Meski memiliki banyak manfaat, penerapan drama di sekolah dasar tidak terlepas dari tantangan. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan waktu akibat jadwal pelajaran (Yusuf & Wahyuni, 2024) yang padat. Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat mengintegrasikan kegiatan drama ke dalam pembelajaran mata pelajaran lain, seperti menggunakan drama untuk mempelajari cerita rakyat di pelajaran bahasa Indonesia atau konsep kerja sama dalam pendidikan karakter.
Keterbatasan sumber daya juga dapat menjadi hambatan, terutama di sekolah yang tidak memiliki fasilitas seperti panggung atau alat peraga. Namun, guru dapat memanfaatkan kreativitas dengan menggunakan alat-alat sederhana, seperti kostum dari bahan daur ulang atau properti buatan sendiri. Tantangan lainnya adalah beragamnya tingkat kepercayaan diri dan keterampilan siswa. Guru perlu bersikap fleksibel dan memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Drama adalah metode pembelajaran yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga efektif untuk membangun kepercayaan diri anak di sekolah dasar. Melalui drama, anak-anak belajar untuk mengekspresikan diri, bekerja sama, dan mengatasi rasa takut mereka dalam suasana yang mendukung dan interaktif. Selain itu, drama memberikan manfaat tambahan dalam hal pengembangan keterampilan sosial, komunikasi, dan kreativitas.
Sebagai pendidik, penting untuk terus mengeksplorasi model pembelajaran yang efektif dalam mengimplementasikan (Pratama & Aryani, 2024) drama, agar dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan mendalam bagi siswa. Dengan penerapan yang tepat, drama dapat menjadi sarana yang tidak hanya membentuk kepercayaan diri anak, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup yang berharga untuk masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, W. (2023). Upaya Meningkatkan Percaya Diri dalam Menari melalui Metode Rangsang Musik bagi Anak (Kelompok A) RA Tarbiyatussibyan Tanjung Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung Semester I Tahun Pelajaran 2022/2023. Jurnal Pembelajaran Dan Riset Pendidikan |, 249(3). https://doi.org/10.28926/jprp.v3i3.1053
Anggraeni, S. D., Mutiah, A., Ardiningrum, D. I., & Wijayanti, O. (2024). Role Playing dalam Pembelajaran Drama untuk Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Siswa Sekolah Dasar. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 6(1), 788--798. https://doi.org/10.31004/edukatif.v6i1.6166
Gustiawan, R., & Mayar, F. (2023). Analisis Pembelajaraan Seni Drama Untuk Melatih Kreativitas Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi. Journal Of Social Science Research, 3, 11372--11383.
Kharismatuzzahra, Z., & Daniar, A. (2024). Perancangan Storybook Interaktif Pengenalan Hewan Untuk Mengembangkan Literasi dan Kreativitas Anak di Wilayah Sidoarjo.
Novriadi, F., Mayar, F., & Desyandri. (2023). Memperkenalkan Drama Musikal Untuk Membangun Kreativitas Dan Kepercayaan Diri Di Sekolah Dasar. Journal Of Social Science Research, 3, 5757--5768.
Nugroho, T. W. (2023). Implementasi Pembelajaran Drama Sebagai Upaya Penguatan Pendidikan Karakter.
Pratama, A. Y., & Aryani, Z. (2024). Model Pembelajaran Seni Budaya dalam Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasa.
Ritonga, S. A. (2024). Membangun Kepercayaan Diri Strategi Untuk Meningkatkan Keyakinan Diri.
Wati, G. H., & Nugraheni, Y. M. (2021). Penggunaan Teknologi Pembelajaran Kelas Online Untuk Membelajarkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis.
Yusuf, M., & Wahyuni, S. (2024). Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural di Madrasah Tsanawiyah Favorit Darut Taqwa. https://doi.org/10.25217/jcie.v4i2.4890
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H