"Kamu tidak tahu apapun tentang hidupku gadis kecil. Kau tidak mengemban tanggung jawab atas hidup seseorang. Yang kau pikirkan hanya dirimu, dirimu, dirimu!"
Anggi mengangkat kameranya, "Bicaralah pelan-pelan pada temanku, atau kamera ini akan melayang pada wajahmu! Dan juga kami ini bukan gadis kecil!"
Aku berdiri, "Cukup. Aku tahu saat ini sedang kacau. Tapi, bisakah aku minta tolong pada kalian untuk tidak bertengkar? Lebih baik kita memikirkan bagaimana cara menemukan Lukman, Prita dan Fred."
 "Mama!" Teriak Kevin yang langsung berlari memeluk Prita. Mataku berbinar melihat ketiga sosok tersebut muncul tanpa kekurangan apapun. Â
"Syukurlah, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan jika kalian tidak keluar segera."
"Kami kesusahan melihat karena hari sudah gelap. Beruntung, ada kompas milik Fred. "
 "Baiklah, semua anggota sudah berkumpul, langkah selanjutnya adalah memperbaiki radiator. Jika kerusakan berada pada upper tank radiator yang lubang bisa diperbaiki sementara dengan menggunakan lem besi. Enam kilo dari sini ada kampung yang bisa kita minta tolong untuk..."
"Butuh ini?" Fred yang memotong pembicaraan, berhasil mendapatkan perhatian kami.
Napasku berhenti sebentar, tidak percaya  dengan apa yang sedang terjadi. Aku berlari girang menghampiri Fred, "Lem besi! Kau ahli hutan pembawa segala!"
"Tongkatku terbuat dari stainless steel. Sewaktu-waktu pasti aku membutuhkan benda itu. Kau membutuhkan paling tidak tiga jam agar lem itu benar-benar kering."
"Baiklah, langsung saja kita perbaiki."
"Sebaiknya kita membuat api unggun terlebih dahulu, sebelum hewan buas mendekat. Aku membawa korek api."