"Nggak! Kevin pilih Mama."
"Bagaimana kalau aku memfotomu? Mumpung background-nya sedang bagus. Kamu bisa memamerkan foto-fotomu ke teman sekolah."
"Foto dan coklat?"
Anggi mengangguk.
"Baiklah. Mama, jangan lama-lama ya!"
Kevin melepas genggaman tangannya.
"Ini, bawalah ponselku istriku. Hubungi secepatnya jika terjadi apa-apa. Berikan obat asma ini pada Kevin jika ia mulai sesak. Dia sudah tahu cara pakainya" Ucap Lukman sembari memberikan ponsel dan inhaler padaku.
"Hati-hati. Berteriaklah agar Fred mengetahui posisi kalian."
Lukman dan Prita mengangguk, dan tak lama kemudian hilang di gelapnya hutan. Aku menyalakan hp, masih ada 20 menit sebelum matahari benar-benar terbenam. Tiba-tiba sebuah cahaya berbentuk lingkaran menghampiri kami. Tak salah lagi, dia adalah Kenny, si penjaga hutan konservasi.
"Siapa yang akan kubawa?"
Aku menatap Anggi, Kanaya, dan Kevin bergantian. Terlalu riskan meninggalkan salah satu diantara mereka di pondok.
"Bagaimana jika kau membantu mengecek radiator?"