Wawancara ini dilakukan dengan Nai, seorang siswi kelas 12 dari SMA Triguna Utama Syarif Hidayatullah. Dalam kesempatan ini, Nai memberikan pandangan dan pengalaman pribadinya terkait konsep diri positif dan negatif. Ia berbagi cerita tentang bagaimana pengalaman hidup, dukungan dari orang-orang terdekat, serta strategi pribadi membantunya membangun rasa percaya diri dan menerima dirinya apa adanya. Penjelasan ini memberikan gambaran menarik tentang bagaimana seorang remaja memandang dan mengelola konsep dirinya.
A. Konsep Diri Positif
Menurut kamu, pengalaman pribadi kayak sukses atau gagal pernah nggak sih bikin pandangan kamu terhadap diri sendiri berubah?
Pengalaman hidup, baik yang berupa keberhasilan ataupun kegagalan, memiliki dampak yang signifikan terhadap cara Nai menilai dirinya sendiri. Bagi Nai, keberhasilan memberikan dorongan semangat dan motivasi untuk terus mencoba hal-hal baru. Sementara itu, kegagalan dianggapnya sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Ia percaya bahwa pengalaman, terlepas dari hasilnya, kontribusi besar dalam membentuk konsep diri yang positif.
Gimana peran keluarga, teman, atau orang -orang disekitar dalam bikin kamu jadi lebih percaya diri dan ngerasa berharga?
Bagi Nai, dukungan dari keluarga, teman, dan orang-orang terdekat sangat penting dalam membangun rasa percaya dirinya. Ia menggambarkan mereka sebagai "pahlawan super" yang selalu hadir untuk memberikan dukungan di saat dibutuhkan. Kehadiran mereka membuat Nai merasa dihargai, diterima, dan dicintai, yang membantu membangkitkan rasa percaya diri dan semangatnya dalam menghadapi berbagai tantangan.
Biasanya kamu ngapain biar tetap berpikiran positif soal diri sendiri, apalagi kalau lagi dapat kritik atau menghadapi masalah?
Nai memiliki cara tersendiri untuk menjaga pola pikir positif, terutama saat menerima kritik atau menghadapi masalah. Ia memilih untuk mengalihkan fokusnya dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti mendengarkan musik atau membaca buku motivasi. Aktivitas ini membantunya merasa lebih tenang dan memberikan ruang untuk menghadapi situasi sulit dengan pikiran yang lebih jernih.
Bagaimana cara kamu menyelesaikan konflik tanpa ngebiarin emosi, kayak marah, ngekuasain diri kamu banget?
Ketika menghadapi konflik, Nai lebih memilih untuk menenangkan diri sebelum mengambil tindakan. Menurutnya, kesabaran dan komunikasi yang baik adalah kunci utama untuk menyelesaikan masalah tanpa melibatkan emosi yang berlebihan. Dengan bersikap tenang, ia mampu melihat situasi secara lebih objektif dan menemukan solusi yang lebih efektif.
Apa aja sih kelebihan dan kekurangan yang kamu rasa ada di diri kamu? Apakah kamu puas dan nerima diri kamu apa adanya?
Nai menyadari bahwa dirinya memiliki berbagai kelebihan yang dapat ia banggakan, meskipun ia juga mengakui adanya kekurangan yang perlu diperbaiki. Saat ini, ia sedang dalam proses untuk menerima dirinya sendiri secara utuh sambil terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Baginya, menerima diri apa adanya adalah langkah penting untuk meningkatkan rasa percaya diri dan mencapai kebahagiaan dalam hidup.
B. Konsep Diri Negatif
Menurut kamu, apa saja yang membuat orang jadi nggak percaya diri atau malah ngerendahin diri sendiri? Kamu penah ngalamin nggak?
Nai menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang kehilangan rasa percaya diri atau merendahkan dirinya, seperti sering dibandingkan dengan orang lain, mengalami kegagalan, atau merasa terisolasi. Ia pun mengakui pernah merasakannya, tetapi sekarang ia berusaha untuk tidak terpengaruh oleh pendapat orang lain dan lebih fokus pada dirinya sendiri.
Kritik atau perlakuan negatif dari orang lain pernah nggak bikin kamu jadi lebih insecure atau ngerasa jelek soal diri sendiri?
Kritik atau perlakuan negatif dari orang lain sempat membuat Nai merasa sedih dan kurang percaya diri. Namun, seiring waktu, ia belajar untuk mengubah perasaan tersebut menjadi sumber motivasi. Ia memilih untuk mengambil sisi positif dari kritik yang diterima dan menjadikannya sebagai bahan untuk berkembang dan menjadi lebih baik di masa depan.
Kalau lagi gagal atau ketemu masalah berat, biasanya kamu merasa atau berpikir apa? pengaruh nggak ke pandangan kamu soal kemampuan diri sendiri?
Ketika menghadapi kegagalan atau situasi sulit, Nai mengaku kadang merasa terbebani. Meskipun demikian, ia berusaha tetap percaya pada dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang autentik. Dengan cara ini, ia dapat menghadapi tantangan hidup meskipun perasaan berat seringkali datang.
Pernah nggak kegagalan di masa lalu bikin kamu jadi ragu sama kemampuan diri sendiri?
Nai mengakui bahwa kegagalan di masa lalu sempat membuatnya meragukan kemampuannya. Ia menceritakan pengalaman mengikuti lomba di mana ia merasa sangat kecewa dan minder setelah kalah. Namun, lama kelamaan ia menyadari bahwa kegagalan adalah bagian dari proses hidup dan tidak perlu membuatnya menyerah. Yang terpenting, menurutnya, adalah terus mencoba dan tidak berhenti berusaha.
Kamu pernah nggak sih ngerasa nggak mampu memenuhi harapan orang lain (misal orang tua)? Kalau iya, itu bikin kamu gimana soal ngelihat diri kamu sendiri?
Nai pernah merasakan ketidakmampuan untuk memenuhi harapan orang lain, terutama orang tua, yang kadang membuatnya merasa tidak cukup baik. Namun, ia akhirnya menyadari bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Oleh karena itu, ia memilih untuk tetap percaya diri dan berusaha memberikan yang terbaik sesuai dengan kemampuannya.
Kesimpulan
Wawancara dengan Nai, siswi kelas 12 dari SMA Triguna Utama Syarif Hidayatullah, mengungkapkan bagaimana pengalaman hidup, dukungan orang terdekat, dan cara pribadinya berkontribusi pada pembentukan konsep diri positif dan negatif. Dalam hal konsep diri positif, Nai percaya bahwa keberhasilan memberi dorongan semangat, sedangkan kegagalan menjadi peluang untuk belajar. Dukungan dari keluarga dan teman-teman sangat penting dalam membangun rasa percaya dirinya. Untuk mempertahankan pola pikir positif, Nai fokus pada hal-hal yang menyenankan dan mengatasi konflik dengan kesabaran. Sedangkan dalam konsep diri negatif, Nai mengakui pernah merasa kurang percaya diri karena dibandingkan dengan orang lain, kegagalan, dan kritik, namun ia belajar untuk menjadikannya motivasi untuk berkembang. Nai juga menghadapi kesulitan dalam memenuhi harapan orang tuanya, tetapi ia terus berusaha memberikan yang terbaik. Secara keseluruhan, Nai berusaha membangun konsep diri yang positif meski menghadapi berbagai tantangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H