Nai pernah merasakan ketidakmampuan untuk memenuhi harapan orang lain, terutama orang tua, yang kadang membuatnya merasa tidak cukup baik. Namun, ia akhirnya menyadari bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Oleh karena itu, ia memilih untuk tetap percaya diri dan berusaha memberikan yang terbaik sesuai dengan kemampuannya.
Kesimpulan
Wawancara dengan Nai, siswi kelas 12 dari SMA Triguna Utama Syarif Hidayatullah, mengungkapkan bagaimana pengalaman hidup, dukungan orang terdekat, dan cara pribadinya berkontribusi pada pembentukan konsep diri positif dan negatif. Dalam hal konsep diri positif, Nai percaya bahwa keberhasilan memberi dorongan semangat, sedangkan kegagalan menjadi peluang untuk belajar. Dukungan dari keluarga dan teman-teman sangat penting dalam membangun rasa percaya dirinya. Untuk mempertahankan pola pikir positif, Nai fokus pada hal-hal yang menyenankan dan mengatasi konflik dengan kesabaran. Sedangkan dalam konsep diri negatif, Nai mengakui pernah merasa kurang percaya diri karena dibandingkan dengan orang lain, kegagalan, dan kritik, namun ia belajar untuk menjadikannya motivasi untuk berkembang. Nai juga menghadapi kesulitan dalam memenuhi harapan orang tuanya, tetapi ia terus berusaha memberikan yang terbaik. Secara keseluruhan, Nai berusaha membangun konsep diri yang positif meski menghadapi berbagai tantangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H