Mohon tunggu...
Nasywaa Veliza Novri Annanda
Nasywaa Veliza Novri Annanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi mahasiswa

Saya hobi konten

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Budaya di Indonesia yang Membully Bahwa Kulit Hitam Tidak Cantik

25 Desember 2024   21:20 Diperbarui: 25 Desember 2024   21:36 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di indonesia marak ya yang mengaggap klo cantik itu harus putih padahal cantik itu relavan Fenomena di mana seseorang dengan kulit hitam sering mengalami perundungan di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang bersifat sosial, budaya, maupun historis. 

Untuk mencegah dan mengurangi perundungan terhadap kulit hitam atau diskriminasi berdasarkan warna kulit di Indonesia, diperlukan pendekatan yang menyeluruh, melibatkan pendidikan, media, kebijakan, dan budaya. Berikut beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan:

1. Edukasi Sejak Dini

Pendidikan Toleransi di Sekolah: Kurikulum sekolah harus mencakup pelajaran tentang keberagaman, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan, termasuk warna kulit.

Penguatan Nilai Kemanusiaan: Anak-anak perlu diajarkan bahwa setiap manusia memiliki hak yang sama tanpa memandang warna kulit.

Kampanye di Lingkungan Sekolah: Mengadakan seminar, diskusi, atau kegiatan seni tentang keberagaman dan pentingnya menerima perbedaan.

2. Mengubah Persepsi Melalui Media
UU
Representasi yang Lebih Adil: Media massa, iklan, dan hiburan harus menampilkan orang dengan berbagai warna kulit secara positif.

Melawan Narasi Negatif: Menghindari stereotip yang mengasosiasikan kulit gelap dengan hal-hal negatif.

Kampanye Sosial: Menggunakan media sosial dan platform digital untuk menyuarakan pentingnya menerima keberagaman warna kulit.

3. Penerapan Hukum dan Kebijakan

Sanksi bagi Pelaku Perundungan: Memberikan hukuman tegas kepada pelaku bullying, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Penguatan Undang-Undang Diskriminasi: Mengimplementasikan kebijakan yang melindungi setiap individu dari diskriminasi, termasuk berdasarkan warna kulit.

Pemberdayaan Komnas HAM dan LSM: Melibatkan lembaga terkait untuk melindungi hak-hak mereka yang menjadi korban.

4. Pemberdayaan Komunitas

Kegiatan Komunitas Lokal: Mengadakan diskusi atau kegiatan yang mempromosikan persatuan dan menghormati keberagaman.

Tokoh Panutan: Memanfaatkan figur publik, seperti artis atau atlet, untuk menjadi duta keberagaman dan penerimaan diri.

5. Meningkatkan Kesadaran Individu

Pentingnya Self-Awareness: Mengajarkan setiap individu untuk merenungkan tindakan mereka dan memahami dampak negatif perundungan.

Latihan Empati: Melatih masyarakat untuk memahami perspektif orang lain dan membangun rasa empati terhadap mereka yang berbeda.

6. Merayakan Keberagaman

Hari Penghargaan Keragaman: Mengadakan perayaan atau acara nasional yang menyoroti keindahan keberagaman budaya dan fisik di Indonesia.

Pengakuan Budaya Lokal: Menghormati budaya lokal, seperti Papua dan Nusa Tenggara, yang secara alami memiliki keragaman warna kulit.

7. Peran Keluarga

Pendidikan di Rumah: Orang tua harus memberikan contoh dengan tidak memperkuat stereotip atau prasangka terhadap orang lain.

Membiasakan Komunikasi Positif: Mengajarkan anak untuk menggunakan kata-kata yang membangun, bukan merendahkan.

Melalui kombinasi langkah-langkah ini, masyarakat Indonesia dapat membangun budaya yang lebih inklusif, di mana setiap orang dihargai tanpa memandang warna kulit.

Saya disini ingin mengambil studi kasus yang bisa menjadi bukti bahwa di indonesia sudah menjadi hal yang lumrah bahwa dari dulu sudah ada sifat rasisme.

Shareefa Daanish
Shareefa Daanish

Shareefa Daanish, seorang aktris Indonesia, pernah mengungkapkan bahwa ia sering diejek karena memiliki kulit yang lebih gelap dibandingkan teman-temannya, terutama saat ia masih di bangku sekolah dasar. Alasan utama perundungan yang ia alami adalah karena standar kecantikan di masyarakat yang cenderung mengutamakan kulit cerah. Hal ini membuat warna kulitnya dianggap berbeda dan menjadi bahan ejekan.

Selain itu, lingkungan sosialnya yang kurang mendukung keberagaman mungkin juga berkontribusi pada pengalaman tersebut. Namun, Shareefa kemudian mampu menerima dirinya dan menjadikan perbedaan itu sebagai kekuatan dalam kariernya. Pengalamannya menjadi pengingat pentingnya membangun kesadaran masyarakat tentang keberagaman dan pentingnya menghormati perbedaan.

Shareefa Daanish menghadapi ejekan dan perundungan dengan cara yang menunjukkan ketangguhan dan penerimaan diri. Berikut adalah beberapa cara ia melawan perundungan yang pernah dialaminya:

1. Menerima Diri Apa Adanya
Shareefa memilih untuk mencintai dirinya sendiri dan menerima warna kulitnya sebagai bagian dari identitasnya. Ia tidak membiarkan komentar negatif dari orang lain mengurangi rasa percaya dirinya.

2. Menggunakan Perbedaan sebagai Kekuatan
Alih-alih merasa minder, Shareefa menjadikan keunikan dirinya sebagai kelebihan. Ia menunjukkan bahwa warna kulit tidak menjadi penghalang untuk sukses, terutama dalam kariernya sebagai aktris.

3. Meningkatkan Kesadaran tentang Keberagaman
Dalam beberapa wawancara, Shareefa berbicara secara terbuka tentang pengalaman perundungannya, membantu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghargai keberagaman dan melawan stereotip.

4. Menginspirasi Orang Lain
Dengan suksesnya di dunia hiburan, Shareefa menjadi contoh nyata bahwa setiap orang, terlepas dari penampilan fisik, memiliki potensi besar untuk meraih impian mereka.

5. Bersikap Tegas terhadap Bullying
Ia menunjukkan sikap tegas dalam menghadapi perundungan dengan tidak membiarkan ejekan memengaruhi dirinya secara emosional, sehingga ia mampu melangkah maju dengan percaya diri.

Tindakan Shareefa menginspirasi banyak orang untuk lebih mencintai diri sendiri dan melawan diskriminasi berdasarkan penampilan fisik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun