Endapan abu vulkanik menjadi pupuk alami yang membuat tanaman tumbuh subur.
Beberapa temuan sudah tercatat dan kami sudah merasa cukup dan lelah, kami kembali ke basecamp untuk beristirahat. Saat sedang bersantai, kami mendengar dari salah satu staf Situs Liyangan berkata bahwa terdapat temuan lepas yang menarik berada di dekat sungai.Â
Saya dan beberapa teman dari kelompok lain yang penasaran segera menuju ke tempat yang dimaksud.Â
Sekitar enam orang termasuk saya berjalan naik turun melewati ladang kebun yang lagi-lagi saya sangat menikmati dan terasa menjadi tokoh Sherina dalam film Petualangan Sherina saat sedang berkeliling kebun teh dengan tokoh Sadam.Â
Hampir 30 menit kami mencari temuan yang dimaksud, hingga kami berenam berpencar mencari temuan yang dimaksud namun tetap nihil. Kami juga sempat bertanya dengan warga yang sedang berkebun namun juga tetap tidak menemukan jawabannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 tanda kami sudah harus kembali ke basecamp.
"Ketemu temuan yang dimaksud ngga?" tanya teman sekelompok. Saya hanya menggeleng sembari mengambil air minum. "Tadi aku udah keliling sampai pada mencar tapi tetap ngga ada yang nemu. Terus karena udah jam tiga, kita disuruh balik".
 Jawabku setelah mengatur napas dan meminum air. Teman yang bertanya tadi hanya mendengarkan dan ikut sedih. Kami semua berkemas dan bersiap untuk kembali ke Yogyakarta setelah melaksanakan salat Ashar.
Hari yang melelahkan namun sangat menyenangkan telah saya lalui bersama teman-teman kuliah kali ini. Pengalaman perjalanan yang tidak akan terlupakan patut diceritakan dalam bentuk tulisan.Â
Situs Liyangan yang menjelaskan kebudayaan manusia sejak masa Indonesia kuno dan telah melewati banyak masa bercerita melalui tinggalan bangunan dan kondisi geografis menambah pengetahuan kami tentang mata kuliah Geo Arkeologi kali ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H