Mohon tunggu...
Nasywa Ashfiya
Nasywa Ashfiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi melakukan perjalanan berbudaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Situs Liyangan, Pengalaman Berkeliling di Kebun Warga

28 November 2024   13:41 Diperbarui: 28 November 2024   13:55 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Penulis

 Setelah selesai dijelaskan, kami langsung berpencar sesuai dengan kelompok masing-masing yang beranggotakan lima orang.

Kelompok saya mulai berjalan sembari menyalakan peta menggunakan smartphone untuk data plotting. Setelah sampai di salah satu kebun, kami menemukan tinggalan berupa yoni yang benar-benar tidak pernah dipindah namun terletak di tengah kebun warga. 

Beberapa kebun lainnya juga terlihat yoni yang masih terhitung utuh namun sudah berjamur. 

Yoni merupakan simbol yang ada di agama Hindu sebagai representasi rahim wanita. Biasanya, bersama dengan yoni juga ada pasangannya yaitu lingga yang berbentuk menjulang ke atas sebagai lambang dari kejantanan pria. Namun, sejauh dari enam yoni yang kami temukan, hanya ada yoni dan tidak ada lingga yang membersamainya.

Tak lupa menandai letak geografis dari temuan, kami lanjut berkeliling kembali melewati kebun yang sesekali terdapat warga yang sedang berkebun. Selanjutnya kami menemukan struktur temuan lepas yang terletak di pinggir kebun. 

Kelompok kami meyakini temuan tersebut adalah struktur karena terdapat kuncian yang biasa ditemukan di bangunan candi. Kami tidak menemukan struktur sebanyak yoni yang tersebar hingga enam buah. Setelah selesai mencatat ciri-ciri, dokumentasi foto, hingga plotting, kami melanjutkan perjalanan mengelilingi kebun dengan matahari yang semakin panas ini. 

Walaupun cuaca tidak mendukung kami, saya merasa senang berjalan kaki mengelilingi kebun seperti ini karena saya tinggal di lingkungan kota dataran rendah yang sangat jarang melihat perkebunan dan sawah.

Di sisi barat dari basecamp, terdapat bekas kotak ekskavasi yang menemukan sisa-sisa kebakaran yang menghasilkan kayu dan arang. Kemungkinan kebakaran ini disebabkan oleh erupsi Gunung Sindoro yang masih dikategorikan sebagai gunung berapi aktif. 

Situs Liyangan seringkali terkena dampak dari aktivitas Gunung Sindoro dan pernah terkubur dari pasir vulkanik. 

Hal ini menyebabkan beberapa temuan struktur atau tanah terlihat terbakar padahal letaknya justru di dalam tanah.

 Pengetahuan baru tentang geografi ini sangat menarik karena memang sangat aneh menemukan tanah dan kayu yang sudah terbakar habis dengan skala yang besar. Situs Liyangan yang sering dan selalu terkena dampak dari Gunung Sindoro tidak menghilangan kebudayaan manusia yang bahkan hingga saat ini masih banyak tinggal di sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun