Mohon tunggu...
Nasywaa Imtiyaaz
Nasywaa Imtiyaaz Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Hobi mengarang cerita dan bermain sepak bola, menyukai hal-hal tentang pengabdian masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Era Digital Mempengaruhi Gen Z Menikah Optional

5 Juni 2024   20:24 Diperbarui: 5 Juni 2024   20:50 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: depositphotos.com

Gen Z menjadi spotlight oleh banyak kalangan dikarenakan segala sikap dan karakteristik tiap-tiap individunya yang cukup berbeda dengan generasi sebelum-sebelumnya. 

Menjadi generasi awal perubahan di masa digital saat ini, berbagai kalangan mempertanyakan mengapa banyak sekali perbedaan-perbedaan budaya dan karakteristik generasi Z. Tekanan pernikahan yang diberikan orang tua terhadap anak semakin tahun akan semakin berkurang. 

Gen Z berada di era digital yang serba mudah dan instant membuat Gen Z akan memilih untuk menikmati hidup yang lebih nyaman di masa yang akan datang. Pada beberapa tahun terakhir, diketahui banyak bermunculan statement bahwa Gen Z tidak meprioritaskan pernikahan. 

Hal ini cukup menjadi perhatian banyak Generasi X hingga Generasi Milenial yang diantaranya masih memegang statement menikah akan membawa rezeki.

Berdasar pada penelitian sebanyak 200 responden Gen Z yang telah dilakukan (Riska & Khasanah, 2023), faktor-faktor yang menyebabkan Gen Z tidak memprioritaskan pernihakan hingga banyak yang menunda pernikahan adalah mayoritas responden Gen Z (64,8%) lebih memilih menunda pernikahan akibat keinginannya untuk menyusun karir atau pendidikan mereka.

 Banyak dari Gen Z lebih mementingkan pekerjaan dan pendidikan bukan semata-mata hanya untuk kepentingan pribadi. Namun kebanyakan Gen Z menyadari bahwa dunia berkembang semakin canggih, banyaknya populasi semakin memperketat persaingan pekerjaan serta disisi lain dapat menjadi peluang menciptakan peluang pekerjaan. Maka dari itu pendidikan sangat diutamakan oleh Gen Z untuk mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang mapan di masa tua.

Dalam penelitian tersebut terdapat 24,6% responden Gen Z menganggap bahwa terdapat tekanan yang mereka dapatkan dari lingkungan sekitar, perubahan lingkungan sekitar dari tahun ke tahun akan selalu mengalami perubahan dan tekanan yang diberikan akan selalu berbeda. 

Hal ini membuat Gen Z mengambil Keputusan untuk menunda pernikahan agar tidak semakin banyak tekanan yang mereka dapatkan dari lingkungan sekitarnya. 

Terdapat pula 10,6% responden Gen Z menganggap di era sekarang terdapat perubahan nilai sosial yang mana Gen Z memiliki pandangan yang berbeda dengan generasi sebelumnya mengenai gaya hidup (Survey Pew Reasearch Center pada 2014 dalam Riska and Khasanah 2023).

Di sisi lain, alasan banyaknya Gen Z menunda bahkan tidak memprioritaskan pernikahan juga dikarenakan faktor keluarga. Melihat banyaknya konflik dalam keluarga ternyata mampu membuat psikis dari anak memburuk dan menganggap buruk sebuah pernikahan. 

Cerminan pernikahan orang tua akan menjadi contoh dan pandangan dari anak sehingga apabila konflik orang tua ditunjukkan di depan anak bahkan gagalnya pernikahan orang tua atau orang terdekat akan membuat anak trauma akan pernikahan.

Menurut Founder Pembelajaran hidup dan Life Coach, Deny Hen, semakin meningkat presentase Gen Z yang menunda pernikahan di usia muda. Banyak diantara mereka yang menunjukkan kebebasan dan kesenangan yang dipamerkan di sosial media itu bisa meningkat tanpa harus menikah. (Arieza, 2024). 

Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pengguna sosial media yang didominasi oleh Gen Z, dengan banyaknya tren yang diikuti dan mulai muncul menjadi hal yang paling menarik bagi Gen Z. Selain itu Gen Z juga lebih membangun image yang baik dengan membagikan moment di sosial media mereka tentang life style, outfit, mengikuti tren, dan konten-konten menarik lainnya.

Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa faktor-faktor tersebut adalah alasan Gen Z menunda bahkan tidak memprioritaskan pernikahan, mereka menganggap pernikahan akan membuat banyak permasalahan dalam hidup dan menimbulkan trauma dalam kehidupan.  

Tekanan orang tua, lingkungan sekitar, pendidikan dan karir, serta perubahan nilai sosial membuat Gen Z memikirkan ulang keputusan untuk menikah hingga menunda pernikahan. 

Di era digital membuat mereka ingin menikmati kehidupan yang lebih mudah dan nyaman dibandingkan mendapatkan tekanan-tekanan dalam hal pernikahan. Sosial media pun ternyata memiliki peran yang besar juga untuk Gen Z, mereka mengejar branding dan image sehingga kesenangan di sosial media adalah sebuah kepuasan tersendiri bagi mereka.

Daftar Pustaka

Arieza, U. (2024). Gen Z Diprediksi Banyak yang Enggan Nikah Muda. https://lifestyle.kompas.com/read/2024/03/19/224228620/gen-z-diprediksi-banyak-yang-enggan-nikah-muda

Riska, H., & Khasanah, N. (2023). Faktor Yang Memengaruhi Fenomena Menunda Pernikahan Pada Generasi Z. Indonesian Health Issue, 2(1), 48–53. https://doi.org/10.47134/inhis.v2i1.44

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun