Cerminan pernikahan orang tua akan menjadi contoh dan pandangan dari anak sehingga apabila konflik orang tua ditunjukkan di depan anak bahkan gagalnya pernikahan orang tua atau orang terdekat akan membuat anak trauma akan pernikahan.
Menurut Founder Pembelajaran hidup dan Life Coach, Deny Hen, semakin meningkat presentase Gen Z yang menunda pernikahan di usia muda. Banyak diantara mereka yang menunjukkan kebebasan dan kesenangan yang dipamerkan di sosial media itu bisa meningkat tanpa harus menikah. (Arieza, 2024).Â
Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pengguna sosial media yang didominasi oleh Gen Z, dengan banyaknya tren yang diikuti dan mulai muncul menjadi hal yang paling menarik bagi Gen Z. Selain itu Gen Z juga lebih membangun image yang baik dengan membagikan moment di sosial media mereka tentang life style, outfit, mengikuti tren, dan konten-konten menarik lainnya.
Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa faktor-faktor tersebut adalah alasan Gen Z menunda bahkan tidak memprioritaskan pernikahan, mereka menganggap pernikahan akan membuat banyak permasalahan dalam hidup dan menimbulkan trauma dalam kehidupan. Â
Tekanan orang tua, lingkungan sekitar, pendidikan dan karir, serta perubahan nilai sosial membuat Gen Z memikirkan ulang keputusan untuk menikah hingga menunda pernikahan.Â
Di era digital membuat mereka ingin menikmati kehidupan yang lebih mudah dan nyaman dibandingkan mendapatkan tekanan-tekanan dalam hal pernikahan. Sosial media pun ternyata memiliki peran yang besar juga untuk Gen Z, mereka mengejar branding dan image sehingga kesenangan di sosial media adalah sebuah kepuasan tersendiri bagi mereka.
Daftar Pustaka
Arieza, U. (2024). Gen Z Diprediksi Banyak yang Enggan Nikah Muda. https://lifestyle.kompas.com/read/2024/03/19/224228620/gen-z-diprediksi-banyak-yang-enggan-nikah-muda
Riska, H., & Khasanah, N. (2023). Faktor Yang Memengaruhi Fenomena Menunda Pernikahan Pada Generasi Z. Indonesian Health Issue, 2(1), 48–53. https://doi.org/10.47134/inhis.v2i1.44