(Pakembaran, 04/02/2024)-- Permasalahan mengenai sampah masih menjadi topik utama di Kabupaten Pemalang, terutama di Desa Pakembaran. Secara keseluruhan, hampir 70% sampah yang terbuang di TPA adalah sampah organik. Penumpukan sampah organik di TPA dapat menimbulkan bau tidak sedap terhadap lingkungan, mengurangi tingkat daur ulang plastik, serta memberi resiko terjadinya ledakan TPA. Melihat hal tersebut, perlu dilakukan pengolahan sampah yang tepat sehingga masalah mengenai sampah dapat terselesaikan dengan baik. Salah satu cara pengolahan sampah organik adalah dengan cara dibuat menjadi Ecoenzyme. Ecoenzyme adalah cairan alami serba guna, yang merupakan hasil fermentasi dari limbah sayur/buah, air, dan gula merah/molase. Lama pembuatan Ecoenzyme adalah 3 bulan di wilayah tropis dan 6 bulan di sub-tropis. Hasil akhirnya adalah cairan berwarna kecoklatan dengan aroma asam segar dan pH dibawah 4.0. Warna Ecoenzyme bervariasi dari coklat muda hingga coklat tua, bergantung pada jenis sisa buah/sayuran dan jenis gula yang digunakan.Â
Lantas bagaimana cara pembuatan Ecoenzyme tersebut?
Pembuatan Ecoenzyme tergolong cukup mudah. Anda hanya perlu menyisihkan sisa sayur atau buah sisa konsumsi, air, dan gula merah/ molase. Perbandingan ketiga bahan tersebut adalah 3:10:1. Sebagai contoh, 300 gr limbah sayur/buah dicampur dengan 100 mL gula merah dan 1000 mL air. Langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:
1. Siapkan air di dalam wadah botolÂ
2. Cuci bersih sisa sayur/kulit buahÂ
3. Lelehkan gula merah/arenÂ
4. Masukkan gula merah, sisa sayur/buah, dan ragi ke dalam botol/wadah airÂ
5. Aduk hingga merata dan tutup rapat botolÂ
6. Sisakan ruang kosong untuk udara di botolÂ
7. Fermentasikan selama 90 hari dalam keadaan tertutup rapatÂ
8. Saring cairan setelah 90 hari
Â
Ecoenzyme memiliki banyak sekali manfaat, salah satunya adalah sebagai cairan pupuk cair bagi tanaman bunga. Langkah yang perlu dilakukan untuk membuat pupuk cair dari Ecoenzyme adalah campurkan Ecoenzyme sebanyak 1 tutup botol dengan air sebanyak  1 baskom. Aduk hingga merata. Pupuk cair pun siap digunakan. Mari bersama-sama kita olah sampah kita masing-masing hingga menuju Indonesia yang bebas sampah.
Salam Lingkungan Bersih Bebas Sampah!
Penulis:Â
Nasyiatul Tri Hasanah
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Abdul Syakur, S.T., M.T., IPU. S.T.
KKN TIM 1 UNDIP
Desa Pakembaran, Kec. Warungpring, Pemalang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H