Mohon tunggu...
Nasyah Aurin
Nasyah Aurin Mohon Tunggu... Freelancer - Sebagai mahasiswa

Hobi saya berbisnis. Topik konten yang saya angkat yaitu mengenai cerita-cerita ataupun ilmu pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terhalang Restu Karya Nasyah Aurin

13 Januari 2025   19:30 Diperbarui: 13 Januari 2025   19:30 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di kota kecil yang asri, hiduplah seorang anak yang bernama Ovi Yusmita. Ovi adalah seorang anak dari keluarga kaya raya. Dia memiliki kekasih bernama Randika Pramana biasa dipanggil Dika. Namun, kisah cinta mereka tidak direstui oleh ayah Ovi. Sebab kekasih Ovi ini tidak kuliah sedangkan Ovi anak kuliahan. Ayahnya tidak merestui mereka jika Dika kuliah dan menyelesaikan kuliahnya. Jika tidak kuliah sampai kapan pun mereka tidak bisa bersama.


Ketika Ovi berada di rumah yang tinggal bersama keluarganya, ayahnya sangat sayang kepada Ovi. Karena ia sayang kepada Ovi ayahnya mau yang terbaik kedepannya untuk Ovi apapun selalu diusahakan oleh Ayahnya. Karena rata-rata anak perempuan sangat deket dengan Ayahnya.
Saat Ovi tamat SMA ayah Ovi meminta Ovi untuk kuliah di kampus terbaik pilihan Ayahnya. Kemudian ayahnya berbicara dengan Ovi dan memanggil Ovi.


"Ovi... Ovi", ucap Ayahnya.
Ovi pun tidak menyahut. Kemudian Ayahnya pun mendatangi Ovi ke kamarnya.
"Nak" ayahnya memanggil.
"Iya Yah, ada apa Yah?" Jawab Ovi.
"Kamu sibuk tidak Nak?" Ucap Ayahnya.
"Tidak Ayah cuma lagi dengeri musik saja" jawab Ovi.
"Ayah mau ngomong lah Nak sama kamu?", ucap Ayahnya.
"Tentang apa Yah?" Jawab Ovi.
"Tentang pendidikan kamu nak" jawab Ayahnya.
" Kenapa Yah dengan pendidikan Ovi?" Tanya Ovi.
"Kamu mau ya Nak kuliah di Kampus terbaik pilihan Ayah untuk juga kedepannya" Ucap Ayah.

Ovi sebenarnya tidak mau kuliah, iya ingin kerja dan bisa punya penghasilan sendiri di usia mudanya. Walaupun orang tuanya mampu ia tetap ingin mandiri agar tidak membebani orang tuanya terus-menerus.


Kemudian Ovi menjawab, "Ovi kerja aja ya Yah tamat SMA ini tidak usah kuliah".
"Tapi Ovi katanya ingin menjadi seorang Guru apa kamu tidak mau mewujudkan keinginan mu itu Nak?"
"Mau sekali Yah, tapi boleh tidak kasih jeda setahun saja untuk kerja dulu biar Ovi bisa beli ini itu sendiri tanpa minta uang dari Ayah" ujar Ovi.
"Bener ya Nak setahun aja ya, setelah itu tahun depan kmu harus kuliah ya?" Ucap Ayah.
Ovi pun menjawab, " iya Ayah".


Sering berjalannya waktu setelah 6 bulan Ovi bekerja, iya pun sudah asik karena bisa megang uang sendiri dari hasil kerjanya sendri. Sampai ia berpikir dan dalam hatinya berkata "apa aku kerja saja ya, tidak usah kuliah. Kalau kerja bisa menghasilkan uang banyak". Ovi pun jadi bimbang.
Setelah hampir setahun Ovi bekerja, Ayah Ovi pun bertanya lagi kepada Ovi tentang kuliahnya untuk memastikan Ovi kembali. Ayah Ovi mendatangi Ovi yang sedang bersantai di halaman rumah karena hari libur Ovi di rumah dan tidak ada kegiatan.
Ayah bertanya kepada Ovi, "Ovi, jadikan kuliah tahun ini Nak?"
Ovi menjawab, "sepertinya Ovi kerja saja ya Yah. Ovi sudah enak kerja Yah dari pada harus kuliah."
"Tapi kamu selama kerja tidak ada waktu lagi di rumah Nak. Mending kmu kuliah Nak capai cita-cita mu itu", ucap Ayahnya.
"Apa Ovi kubur aja cita-cita Ovi itu ya Yah?", ucap Ovi
"Janganlah Nak, Ayah mau anak Ayah nurut sama Ayah untuk kamu juga Nak. Jadi guru kamu bisa lebih banyak waktu untuk di rumah bersama keluarga Nak. Tolong ikuti kemauan Ayah." Bujuk Ayah.
Ovi pun merenungi ucapan Ayahnya. Dia berpikir ada benarnya juga ucapan Ayahnya tadi.
Kemudian Ovi menjawab, " yauda Yah Ovi mau kuliah."


Setelah pembukaan pendaftaran mahasiswa baru semua Ayah Ovi yang mengurus tentang kuliah Ovi agar Ovi mau kuliah. Dengan itu,  Ovi pun mengundurkan diri dari tempat kerjanya, karena ingin kuliah. Ia pun segera membuat surat pengunduran diri kerjanya.  


Setelah satu bulan berlalu,  Ovi pun merasakan yang namanya perkuliahan itu.  Dimana ia berjumpa dengan teman-teman barunya.  


Ketika Ovi menginjakkan perguruan tinggi tersebut, Ovi pun tarik napas dan menghirup udara segar di tempat itu.  Lalu dalam hati berkata,  "aku harus bisa sukses dan mencapai cita-cita melalui perkuliahan ini. "


Ada salah satu temannya yaitu bernama Randika Pramana biasa panggilannya Dika. Dari awal sebelum masuk ke ruang kelas Ovi dan Dika sudah bertemu di halaman kampus dan menanyakan program studi satu sama lain. Awal permulan pembicaraan mereka diawali dengan Dika yang mendatangi Ovi.  Kemudian Dika bertanya kepada Ovi.


"Maaf Kak mengganggu waktunya."
Ovi pun menjawab, "Iya ada apa ya Bang?"
"Kakak semester berapa disini Kak? " tanya Dika.
"Saya mahasiswa baru disini Bang" jawab Ovi.
"Owh,  sama dong. Saya juga mahasiswa baru Kak jadi belum ada temennya." Ujar  Dika.
Ovi hanya bisa tersenyum sambil menganggukkan kepalanya saja.
Dika pun bertanya lagi kepala Ovi,  " Kakak prodi apa? "
"Prodi PGSD bang" jawab Ovi.
"Sama Kak saya juga.  Kita belum kenalan ya, perkenalkan nama saya Randika Pramana panggil sana Dika." Sambil mengulurkan tangannya kepada Ovi.
"Oh iya,  nama saya Ovi Yusmita panggilannya Ovi." mereka pun berjabatan tangan.
Setelah tiba bel berbunyi mereka berdua pun segera bergegas mencari ruang kelas program studi mereka. Dengan ajakan Dika, "Ayo Vi kita cari kelasnya bareng-bareng!"


Kemudian mereka beranjak dari tempat tersebut. Terus mengelilingin kelas-kelas lain untuk menemui kelas mereka. Setelah lama berkeliling akhirnya mereka tiba di kelasnya dan mengambil kursinya masing-masing.  


Tiba di ruang kelas Ovi bersama teman-teman barunya sedang asik bercerita dan menyanyakan nama mereka satu per satu. Memang tidaj semua yang di tanya Ovi hanya yang dekat dekat kursi Ovi saja sambil ngobrol-ngobrol sedikit. Setelah itupun dosennya masuk ke ruangan kelas mereka dan kelas pun jadi hening.


Tiba perkuliahan selesai merekapun keluar dari kelas mereka dan akan pulang ke rumah mereka masing-masing.  Tetapi tengah perjalanan, Ovi berjumpa dengan Dika.  Kemudian Dika pun mengajak Ovi pulang bareng.  
"Kamu jalan Vi?  Dari pada kamu jalan ayo pulang bareng saya saja! "
Ovi menjawab, "tidak usah, nanti merepotkan mu.  Saya jalan saja lagian tidak terlalu jauh kok dari kampus ke rumah."
"tidak sama sekali direpotkan Ovi. Sudah kmu naik saja." Ujar Dika memaksa Ovi.
Kemudian Ovi pun naik ke motornya Dika, akhirnya mereka pun pulang bareng. Setelah tiba di rumah Ovi,  Dika pun langsung berpamitan pulang dengan Ovi.
 Tetapi Ovi berkata,  " Tidak singgah dulu Dik? "
Dika menjawab,  "Tidak Vi,  lain waktu saja. Kalau begitu saya pulang ya Vi."
"Iya Dik,  hati-hati ya", ucap Ovi.


Kemudian Dika pun hanya tersenyum dan sambil menjalankan motornya.


Seiring berjalannya waktu, Ovi dan Dika pun semakin dekat.  Di kampus juga mereka berdua sangat dekat dalam berteman.  Sampai teman yang lain curiga kalau mereka berdua punya hubungan spesial. Memang kelihatannya mereka seperti pacaran padahal tidak tetapi si Dika punya perasaan kepada Ovi.  Namun,  Dika tidak berani mengungkapkan kepada Ovi.


Waktu terus berjalan kedekatan mereka pun semakin diragukan dan dicurigakan karena mereka semakin dekat dan Dika sering mengantar Ovi pulang. Setelah 3 bulan berjalan proses perkuliahan Dika memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Ovi.


"Ovi Saya mau bicara", ucap Dika.
"Tentang apa Dik?", Jawab Ovi.
"Maaf ya Ovi sebelumnya, sebenarnya saya suka sama kamu sejak awal kita bertemu, cuma saya baru beranikan diri untuk ungkapkan sekarang."
Ovi pun tersipu malu dan sambil senyum kepada Dika.
"Maaf ya kalau kamu tidak merasa nyaman sama apa yang saya ucapkan tadi, saya cuma ungkapin isi hati saya saja kok tadi."
"Iya tidak apa-apa, perasaan kita sama kok." Jawab Ovi.
"Maksudnya?" Tanya Dika.
"Iya sama juga suka sama kamu Dik", ujar Ovi.
Dika tersenyum salah tingkah dan mengatakan, "apakah kita boleh punya hubungan lebih dari teman seperti pacaran? Apakah kamu mau pacaran dengan saya? "
Ovi menjawab, "Iya saya mau Dik", sambil senyum lebar kepada Dika.


Akhirnya mereka berdua memiliki hubungan lebih dari teman dan status mereka pacaran. Setelah 1 bulan pacaran sudah banyak yang mengetahui mereka memiliki hubungan lebih termasuk Ayah Ovi. Ayah Ovi menolak keras anaknya untuk pacaran. Ayahnya pun mencari tahu tentang latar belakang keluarga laki-laki ini. Ternyata Dika ini seorang anak yang terlahir dari kalangan bawah dan rumahnya cuma hanya dari tepas. Setelah ayahnya mengetahuinya Ayahnya mendatangi Ovi lalu berbicara kepadanya sambil marah.


"Ayah tidak suka ya kamu pacaran dengan laki-laki itu." Ucap Ayahnya.
"Kenapa Ayah? Dia ada salah apa sehingga kami tidak boleh pacaran?" Tanya Ovi kepada ayahnya dengan lantang.
"Ayah tidak suka saja apalagi Ayah sudah tahu latar belakang keluarganya. Dia tidak selevel dengan kita, dia hanya tinggal di rumah tepas sedangkan kita tinggal di rumah mewah. Lagian dia kokbisa kuliah di tempat kamu kuliah?"
"Dia jalur beasiswa KIP Yah".
"Pantesan. Sudah putus saja kamu dengan dia sampai kapan pun Ayah tidak merestui kalian. Apalagi dia kalau antar kamu pulang tidak pernah salam atau sekedar pamitan dengan Ayah, untuk apa laki-laki begitu dipertahankan masih banyak laki-laki lain di luar sama!" Ucap ayah sambil marah-marah kepada Ovi.
"Tidak mau! Ovi tetap menjalani hubungan dengan Dika, Dika juga serius dengan Ovi setelah tamat kuliah kata Dika dia akan melamar Ovi." Ucap Ovi.
" Berani sekali dia. Tidak, Ayah tidak akan merestui kalian!" Ucap Ayah.
"Kalau Ayah tidak merestui kami biarkan Ovi yang keluar dari rumah ini". Ovi pun beranjak pergi dari rumah dan setelah Ovi pergi Ayahnya terkena serangan jantung dan segera di bawa ke rumah sakit. Ovi belum tahu kalau Ayahnya dibawa ke rumah sakit. Ovi pergi dari rumah dan ia menjumpai pacarnya itu dan cerita semua tentang kejadian tadi. Dika pun merasa dongkol atas perlakuan Ayahnya Ovi terhadap hubungan mereka. Tidak beberapa lama Ovi dapat telepon dari pihak rumah sakit dan mengabarkan kalau Ayahnya dirawat karena terkena serangan jantung. Kemudian Ovi dan Dika pun ke rumah sakit tersebut. Selang beberapa waktu, tiba Ovi dirumah sakit dan Ovi belum sempat menjumpai Ayahnya yang dirawat. Kemudian Ayahnya Ovi sudah tidak bisa tertolong lagi.


Setelah mendengar kabar Ayah Ovi meninggal Dika masuk ke dalam ruangan jenazah Ayah Ovi. Disaat itu Ovi tidak di ruangan tersebut dan Dika berkata, "Akhirnya sudah tidak ada lagi yang menghalangi hubungan kami semoga saja tidak ada lagi yang mengganggu".


Tiba-tiba mulut Ayah Ovi menjawab, "Saya akan tetap mengganggu kalian dari jauh walaupun saya sudah meninggal".


Dika sontak dan ia merasa ketakutan. Kemudian ia memastikan lagi bahwa keadaan Ayahnya sudah tidak bernyawa. Kemudian Dika buru-buru keluar dari ruang jenazah tersebut. Satu tahun setelah mereka tamat kuliah Ovi dan Dika pun menikah dan merekapun hidup bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun