Mohon tunggu...
Nasyah Aurin
Nasyah Aurin Mohon Tunggu... Freelancer - Sebagai mahasiswa

Hobi saya berbisnis. Topik konten yang saya angkat yaitu mengenai cerita-cerita ataupun ilmu pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terhalang Restu Karya Nasyah Aurin

13 Januari 2025   19:30 Diperbarui: 13 Januari 2025   19:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Kemudian mereka beranjak dari tempat tersebut. Terus mengelilingin kelas-kelas lain untuk menemui kelas mereka. Setelah lama berkeliling akhirnya mereka tiba di kelasnya dan mengambil kursinya masing-masing.  


Tiba di ruang kelas Ovi bersama teman-teman barunya sedang asik bercerita dan menyanyakan nama mereka satu per satu. Memang tidaj semua yang di tanya Ovi hanya yang dekat dekat kursi Ovi saja sambil ngobrol-ngobrol sedikit. Setelah itupun dosennya masuk ke ruangan kelas mereka dan kelas pun jadi hening.


Tiba perkuliahan selesai merekapun keluar dari kelas mereka dan akan pulang ke rumah mereka masing-masing.  Tetapi tengah perjalanan, Ovi berjumpa dengan Dika.  Kemudian Dika pun mengajak Ovi pulang bareng.  
"Kamu jalan Vi?  Dari pada kamu jalan ayo pulang bareng saya saja! "
Ovi menjawab, "tidak usah, nanti merepotkan mu.  Saya jalan saja lagian tidak terlalu jauh kok dari kampus ke rumah."
"tidak sama sekali direpotkan Ovi. Sudah kmu naik saja." Ujar Dika memaksa Ovi.
Kemudian Ovi pun naik ke motornya Dika, akhirnya mereka pun pulang bareng. Setelah tiba di rumah Ovi,  Dika pun langsung berpamitan pulang dengan Ovi.
 Tetapi Ovi berkata,  " Tidak singgah dulu Dik? "
Dika menjawab,  "Tidak Vi,  lain waktu saja. Kalau begitu saya pulang ya Vi."
"Iya Dik,  hati-hati ya", ucap Ovi.


Kemudian Dika pun hanya tersenyum dan sambil menjalankan motornya.


Seiring berjalannya waktu, Ovi dan Dika pun semakin dekat.  Di kampus juga mereka berdua sangat dekat dalam berteman.  Sampai teman yang lain curiga kalau mereka berdua punya hubungan spesial. Memang kelihatannya mereka seperti pacaran padahal tidak tetapi si Dika punya perasaan kepada Ovi.  Namun,  Dika tidak berani mengungkapkan kepada Ovi.


Waktu terus berjalan kedekatan mereka pun semakin diragukan dan dicurigakan karena mereka semakin dekat dan Dika sering mengantar Ovi pulang. Setelah 3 bulan berjalan proses perkuliahan Dika memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada Ovi.


"Ovi Saya mau bicara", ucap Dika.
"Tentang apa Dik?", Jawab Ovi.
"Maaf ya Ovi sebelumnya, sebenarnya saya suka sama kamu sejak awal kita bertemu, cuma saya baru beranikan diri untuk ungkapkan sekarang."
Ovi pun tersipu malu dan sambil senyum kepada Dika.
"Maaf ya kalau kamu tidak merasa nyaman sama apa yang saya ucapkan tadi, saya cuma ungkapin isi hati saya saja kok tadi."
"Iya tidak apa-apa, perasaan kita sama kok." Jawab Ovi.
"Maksudnya?" Tanya Dika.
"Iya sama juga suka sama kamu Dik", ujar Ovi.
Dika tersenyum salah tingkah dan mengatakan, "apakah kita boleh punya hubungan lebih dari teman seperti pacaran? Apakah kamu mau pacaran dengan saya? "
Ovi menjawab, "Iya saya mau Dik", sambil senyum lebar kepada Dika.


Akhirnya mereka berdua memiliki hubungan lebih dari teman dan status mereka pacaran. Setelah 1 bulan pacaran sudah banyak yang mengetahui mereka memiliki hubungan lebih termasuk Ayah Ovi. Ayah Ovi menolak keras anaknya untuk pacaran. Ayahnya pun mencari tahu tentang latar belakang keluarga laki-laki ini. Ternyata Dika ini seorang anak yang terlahir dari kalangan bawah dan rumahnya cuma hanya dari tepas. Setelah ayahnya mengetahuinya Ayahnya mendatangi Ovi lalu berbicara kepadanya sambil marah.


"Ayah tidak suka ya kamu pacaran dengan laki-laki itu." Ucap Ayahnya.
"Kenapa Ayah? Dia ada salah apa sehingga kami tidak boleh pacaran?" Tanya Ovi kepada ayahnya dengan lantang.
"Ayah tidak suka saja apalagi Ayah sudah tahu latar belakang keluarganya. Dia tidak selevel dengan kita, dia hanya tinggal di rumah tepas sedangkan kita tinggal di rumah mewah. Lagian dia kokbisa kuliah di tempat kamu kuliah?"
"Dia jalur beasiswa KIP Yah".
"Pantesan. Sudah putus saja kamu dengan dia sampai kapan pun Ayah tidak merestui kalian. Apalagi dia kalau antar kamu pulang tidak pernah salam atau sekedar pamitan dengan Ayah, untuk apa laki-laki begitu dipertahankan masih banyak laki-laki lain di luar sama!" Ucap ayah sambil marah-marah kepada Ovi.
"Tidak mau! Ovi tetap menjalani hubungan dengan Dika, Dika juga serius dengan Ovi setelah tamat kuliah kata Dika dia akan melamar Ovi." Ucap Ovi.
" Berani sekali dia. Tidak, Ayah tidak akan merestui kalian!" Ucap Ayah.
"Kalau Ayah tidak merestui kami biarkan Ovi yang keluar dari rumah ini". Ovi pun beranjak pergi dari rumah dan setelah Ovi pergi Ayahnya terkena serangan jantung dan segera di bawa ke rumah sakit. Ovi belum tahu kalau Ayahnya dibawa ke rumah sakit. Ovi pergi dari rumah dan ia menjumpai pacarnya itu dan cerita semua tentang kejadian tadi. Dika pun merasa dongkol atas perlakuan Ayahnya Ovi terhadap hubungan mereka. Tidak beberapa lama Ovi dapat telepon dari pihak rumah sakit dan mengabarkan kalau Ayahnya dirawat karena terkena serangan jantung. Kemudian Ovi dan Dika pun ke rumah sakit tersebut. Selang beberapa waktu, tiba Ovi dirumah sakit dan Ovi belum sempat menjumpai Ayahnya yang dirawat. Kemudian Ayahnya Ovi sudah tidak bisa tertolong lagi.


Setelah mendengar kabar Ayah Ovi meninggal Dika masuk ke dalam ruangan jenazah Ayah Ovi. Disaat itu Ovi tidak di ruangan tersebut dan Dika berkata, "Akhirnya sudah tidak ada lagi yang menghalangi hubungan kami semoga saja tidak ada lagi yang mengganggu".


Tiba-tiba mulut Ayah Ovi menjawab, "Saya akan tetap mengganggu kalian dari jauh walaupun saya sudah meninggal".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun