Beberapa belakangan ini di Twitter muncul tagar #LetTheEarthBreathe yang menjadi trending topic. Hingga detik ini topik tersebut masih menjadi perbincangan yang tiada hentinya. Sebagai informasi, isu dari Let The Earth Breathe terjadi yang berawal mula dari Ilmuwan NASA ditangkap karena memberikan peringatan terhadap bahaya krisis iklim.
Seperti yang dilansir oleh smithsonianmag.com, Peter Calmus, Ilmuwan NASA yang tentang mempelajari tentang sistem biologis dan perubahan iklim di Laboratorium Jet Propulsion NASA. Bersama kawan-kawan nya melakukan aksi protes di depan Chase Bank, Los Angeles, merantai diri mereka ke gedung JP Morgan Chase.Â
"Kami telah mencoba memperingatkan kalian selama beberapa dekade," ungkap Calmus, dengan suaranya yang bergetar. "Para ilmuwan dunia telah diabaikan. Dan itu harus berhenti. Kita akan kehilangan segalanya." katanya.
Masyarakat di seluruh dunia yang merasa bersimpati atas isu krisis iklim kemudian melakukan pengembangan Let The Earth Breathe untuk menyelamatkan bumi dari perubahan suhu/iklim di seluruh dunia. Mereka menilai bahwa kondisi bumi saat ini sudah terasa semakin tua dan kritis akibat adanya pemanasan global, sehingga dapat berdampak pada perubahan iklim yang drastis.Â
Berkaitan dengan hal ini, isu di atas juga bertaut dengan kehidupan kita di kegiatan sehari-hari. Nyatanya masih banyak kegiatan kita yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar atau peduli dengan lingkungan. Banyak orang yang terlalu menyepelekan hal yang menurut mereka 'ribet' seperti contohnya memakai sampah plastik saat beraktivitas. Penggunaan sampah plastik juga merupakan salah satu dampak dari krisis iklim yang juga merusak lingkungan.Â
Dari penggunaan plastik yang selalu dipakai di setiap kegiatan manusia, sampah plastik berakhir di pembuangan akhir yang tidak terkontrol pengelolaannya. Dilansir dari beritasatu.com, Organisasi untuk Kerja sama Ekonomi (OECD) menyatakan bahwa di bawah 10% dari plastik yang digunakan di seluruh dunia, dapat digunakan kembali. Â
Satu laporan baru oleh Organisasi untuk Kerja sama Ekonomi dan laporan Pembangunan laporan lain mengamati bahwa 460 juta ton plastik digunakan pada tahun 2021, hampir dua kali lipat dari jumlah yang dimulai sekitar tahun 2000.Â
Tidak hanya penggunaan sampah plastik yang merajalela, penggunaan deterjen, pembalut, sabun, deodoran, tempat makan minum, tisu, bumbu dapur, dan alat rumah tangga lainnya yang juga mempengaruhi adanya kerusakan lingkungan, bahkan lebih sering ditemukan dari sampah maupun limbah rumah tangga. Dari semua isu di atas, berikut tips basic ramah lingkungan di kehidupan sehari-hari:
- Bawa reusable bag sendiri ketika berbelanja di pasar/supermarket. Biasakan untuk selalu membawa reusable bag dari rumah ketika berbelanja kebutuhan memasak atau primer. Jika kita ke pasar dan membeli daging atau ikan, siapkan wadah/tempat dari rumah sebelum berangkat ke pasar. Memang terlihat ribet, tetapi di sini kita sama-sama usaha untuk mengurangi sampah plastik dari luar rumah yang biasa dijadikan sebagai kantong plastik.
- Bawa botol minum sendiri atau tumbler Biasakan untuk selalu membawa botol minum sendiri yang ramah lingkungan atau botol tumbler yang bisa dipakai ulang. Manfaat membawa botol sendiri/tumbler tidak hanya untuk lingkungan saja, tetapi bagi diri kita pribadi pun juga menjadi hemat akan pengeluaran untuk membeli minum lagi di luar. Dan di zaman sekarang sudah banyak toko di berbagai tempat yang menyediakan refill air minum gratis! seperti contoh nya di toko The Body Shop.
- Jika memesan minum di cafe atau restaurant dan semacamnya selalu bilang, Â "Tolong jangan dikasih sedotan yaa.."Â Biasanya tempat yang masih menyediakan sedotan sering ditemui di tempat makan pinggir jalan raya atau di PKL. Dari sini kita harus bisa memutar otak untuk selalu siap sedia membawa bamboo/stainless straw. Memang terlihat sulit untuk menerapkan Sustainable Living, tetapi dari sini kita bisa memberikan 'contoh' terutama bagi orang terdekat untuk mulai menerapkan kehidupan ramah lingkungan ini.Â
- Mengelola sampah di rumah (organik, anorganik)Â
Memilah sampah yang ada di rumah dengan mengelompokkan jenisnya, seperti sampah organik, dan sampah anorganik. Tidak hanya memilah, tetapi kita bisa mengelola sampah tersebut seperti sampah organik yang dapat terurai dengan sendirinya, dengan menerapkan composting.Â
Jika sampah organik sudah terkumpul penuh kita buang ke tempat mengompos di halaman belakang rumah, dengan cara menaruh sampah organik ke dalam ember yang 'ditanam' ke tanah, hingga siap menjadi pupuk. Untuk mengelola sampah anorganik, kita dapat mengumpulkan dan dikirim ke bank sampah.
Benefitnya selain mendapat uang, sampah yang kita hasilkan bisa dijadikan hal yang berguna dan dikelola dengan baik. Bank sampah sendiri sudah ada dan banyak masyarakat yang sudah menerapkan pengelolaan sampah dan mendistribusikan sampahnya ke bank sampah.
Demikian beberapa tips basic yang bisa kamu lakukan untuk membantu menyelamatkan Bumi. Tips basic ini bisa kita mulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan dalam aktivitas sehari-hari serta pentingnya awareness akan lingkungan sekitar juga menjadi niat utama dalam menyelamatkan bumi.Â
Tips meminimalisir pemanasan global juga dapat ditemukan dari aktivitas di atas, contohnya seperti yang dilansir dari akun instagram @sustaination berikut:
- Menggunakan bumbu dapur alami
- Alat masak kayu
- Tisu toilet kain
- Menspad/menscup
- Beeswax wrapper
- Shower cap pakai ulang
- Loofah
- Sikat gigi bambu
- Sikat kayu multifungsi
- Tas belanja upcycle
- Sabun cuci piring lerak
- Body care: shampoo bar & soap
- Skincare blue beauty
- Deodoran tawas
- Botol minum dan kotak makan pakai ulang
Sekilas diatas dari tips-tips yang bisa kita mulai dari aktivitas sehari-hari untuk membantu ramah lingkungan. Dari sini, semoga artikel saya di atas bisa membuat kalian termotivasi untuk membantu meminimalisir pemanasan global ya!Â
Memang terlihat ribet atau seperti sulit dilakukan, tetapi tidak ada salahnya menyebarkan hal-hal baik dan memberikan contoh kepada lingkungan sekitar khususnya lingkungan terdekat untuk memulai kebiasaan-kebiasaan baik tersebut, sembari mengingatkan kalau ini dampaknya baik untuk lingkungan.
Jangan bosen-bosen untuk selalu mengingatkan hal baik, apalagi ke orang-orang terdekat kita! Mulailah dari hal kecil terlebih dahulu dan sama-sama belajar dan mencari tahu lebih banyak tentang sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H