Aku pun mengikuti lomba biantara bahasa sunda sekabupaten. Alhamdulillah aku mendapatkan juara harapan 1. Bersyukur karena aku sudah berusaha walau tidak masuk seprovinsi.
   Sebenarnya sangat senang sekali aku bisa mendapatkan juara dalam perlombaan biantara tersebut. Yang aku tidak sukanya, mengapa rambutku harus memakai hairspray, wajahku didandan. Rumitnya tiada tara dan sangat ingin menangis.
   Ketika kelas 4 semester 2, mamahku terkena penyakit hamil diluar kandungan. Yang mana harus dioperasi di rumah sakit. Seperti ada batu besar yang menghantamku dari langit. Setiap pulang sekolah, aku harus pergi ke rumah sakit. Ohya, saat itupun aku yang aktif mengikuti les musik biola sering izin untuk menemui mamahku di rumah sakit.
   Hari itu, aku sedang berlatih musik dengan teman-temanku untuk pentas kenaikan kelas, guru atau wali kelasku datang menemuiku. Beliau berkata "Naswa, alhamdulillah kamu ranking 3." Senang sekali rasanya, aku dapat masuk ranking 3 besar saat itu.Â
   Sepertinya akan sangat berkesan jika aku memberikan sebuah hadiah untuk mamahku. Ya, mungkin dengan mendengar kabar aku ranking 3, mamah akan bahagia dan cepat sembuh.Â
   Setahun setelah itu, dimana aku naik ke kelas 5, guruku menyuruh aku mengikuti perlombaan biantara basa sunda lagi. Namun, aku yang memiliki pergaulan bisa dibilang agak bebas saat itu mengakibatkan berteman dengan teman sekelas yang toxic. Bukan seperti urak-urakan. Tapi, mereka sering banyak bermain dan pikirannya lebih dewasa dibanding aku.
   "Naswa kamu ikut lagi lomba biantara ya." Ucap guruku. Hari itu, aku layaknya kura-kura-kura yang keluar dari cangkangnya. Aku sudah bisa bebas, berteman dengan siapa saja. Aku sudah memiliki teman di rumah, walau teman sepengajian. Tapi, kenapa aku harus dibebankan oleh hal-hal yang tidak mau aku rumiti lagi. Pikirku saat itu.Â
   Tetapi, mau tidak mau aku menyetujui mengikuti perlombaan itu. Setiap sedang asik-asiknya bermain dengan teman, aku berlatih untuk pidato ini, pulang agak terlambat dibanding teman lainnya (walau dari dulu aku sering seperti ini).
   Satu hari, dimana ada pelajaran olahraga. Yang membuatku enggan dispen dari pelajaran tersebut. Guruku mendatangiku ke kelas, menyuruhku untuk berlatih. Aku tidak tahu pasti mengenai kejadian itu. Yang jelas, aku menolak untuk berlatih. Jika dipikirkan sekarang, rasanya sangat ingin aku memukul diriku sendiri. Karena perlombaan tersebut adalah perlombaan terakhir di masa SDku.
   Namun, aku berpikir aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Satu hal, saat itu tulisanku berubah total. Menjadi jelek. Yang membuat, aku tidak mendapatkan juara 1 di perlombaan. Walaupun, aku mendapat juara 3. Senang dan menyesal bercampur saat itu.