Beragam Aksi #saveTHB
Aksi sketcher yang ditampilkan pada kegiatan “Medan Festival Community” ini bertujuan untuk menuangkan keresahan para perupa Medan melalui goretan di atas kanvas. Mini pameran foto berupa perbandingan beberapa hasil jepretan foto Taman Hutan Beringin dulu sampai saat ini. Sedangkan aksi tarian, puisi dan musik disesuaikan dengan tema kegiatan yakni, #saveTHB.
[caption id="attachment_336588" align="aligncenter" width="300" caption="Sketcher by endrA Kong"]
Banyak keunikan yang ditemukan pada kegiatan “Medan Community Festival” ini yaitu, setiap stand bazaar yang menggunakan konsep “piknik” dengan ditancapkan payung sebagai bentuk aksi melindungi taman. Aktifitas pelepasan merpati yang dilakukan ratusan orang, bertujuan untuk aksi pelestarian taman bahwa taman kota merupakan ekosistem hayati dan hewani. Sedangkan, aktifitas long march dilakukan bertujuan sebagai bentuk penolakan atas alih fungsi Taman Hutan Beringin. Long march ini dilakukan dengan rute dari Taman Hutan Beringin menuju Taman Ahmad Yani dan kembali lagi ke Taman Hutan Beringin, dimana setiap peserta long march diwajibkan menggunakan payung sebagai bentuk aksi melindungi taman kota.
[caption id="attachment_336585" align="aligncenter" width="300" caption="Pelepasan Merpati"]
[caption id="attachment_336587" align="aligncenter" width="300" caption="Tari Kontemporer"]
[caption id="attachment_336586" align="aligncenter" width="300" caption="Aktifitas Biofori"]
Kegiatan yang digelar dalam satu hari dan berhasil mendatangkan lebih dari 600 pengunjung ini berdampak positif terhadap penolakan alih fungsi Taman Hutan Beringin. Hal ini tampak dari beberapa media cetak yang menjadikan headline pemberitaan tersebut. Belajar dari pengalaman pada kegiatan “The Bazaar Picnic,” aksi ini juga memanfaatkan social media sebagai motor dari pergerakannya. Hasilnya, aksi ini menjadi tranding topic Medan untuk yang kedua kalinya, sehingga spontan banyak media membahas tentang pengalihfungsian Taman Hutan Beringin.
Kerja keras para komunitas di Kota Medan dan para praktisi serta media ini berhujung sukses, sebab pembangunan Masjid Raya Medan sontak diberhentikan dan palang yang bertuliskan ”Di sini akan dibangun Masjid Raya Medan” pun telah dilepas beberapa minggu setelah kegiatan digelar. “Ini semua berkat kerjasama dan dukungan teman-teman komunitas. Jika masyarakat satu suara menolak, tidak ada yang mustahil untuk kita lakukan. Rasa apatis lah yang harus kita hilangkan dari diri kita. Mari sama-sama peduli demi Kota Medan yang lestari,” ungkap Bapak Miduk pada saat pembubaran panitia yang diadakan di Kantor Badan Warisan Sumatera (BWS).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H