Di dunia akademik, jurnal ilmiah menjadi gerbang utama untuk mempublikasikan hasil penelitian dan gagasan cemerlang. Bagi para akademisi, guru besar, dan peneliti, menerbitkan artikel di jurnal ternama, terutama yang terindeks SINTA, bagaikan menorehkan tinta emas dalam karir mereka.
Namun, di balik gemerlap dunia publikasi, terdapat pertanyaan yang kerap menghantui:
Bagaimana pembagian biaya publikasi jurnal di SINTA? Apakah penulis menanggung seluruh beban biaya, ataukah ada skema lain yang lebih meringankan?
Artikel ini akan mengupas tuntas skema pembagian biaya publikasi jurnal di SINTA, membongkar mitos yang selama ini beredar, dan membuka peluang bagi para penulis untuk menerbitkan karyanya tanpa terbebani biaya mahal.
Memahami Tingkatan Jurnal SINTA
Sebelum menyelami skema biaya, penting untuk memahami tingkatan jurnal SINTA. Sistem Klasifikasi Tingkat Akreditas (SINTA) membagi jurnal ilmiah menjadi 6 tingkatan, mulai dari SINTA 1 (tertinggi) hingga SINTA 6.
Tingkatan ini didasarkan pada berbagai indikator, seperti reputasi jurnal, kualitas artikel, dan jangkauan pembaca. Semakin tinggi tingkatan jurnalnya, semakin ketat pula proses review dan publikasinya.
 Menelusuri Skema Biaya Publikasi
- Mitos: Biayanya mahal dan selalu ditanggung penulis
- Fakta: Skema biaya publikasi jurnal SINTA bervariasi dan tidak selalu ditanggung penulis.
Berikut beberapa skema umum yang perlu diketahui:
1. Jurnal Open Access:
Penulis menanggung semua biaya: Pada jurnal open access, penulis bertanggung jawab atas seluruh biaya publikasi, termasuk biaya review, editing, dan layout. Biaya ini bisa berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 7.500.000, tergantung kebijakan jurnal.
Biaya ditanggung institusi:Â Beberapa institusi, seperti universitas atau lembaga penelitian, memiliki kebijakan untuk menanggung sebagian atau seluruh biaya publikasi jurnal bagi para akademisinya.
