Mohon tunggu...
nasti lamag
nasti lamag Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

life is collection of moments

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menelusuri Jejak Perang Dunia di Jalur Death Railway Kanchanaburi, Thailand

25 Februari 2020   20:50 Diperbarui: 17 Oktober 2024   15:02 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kanchanaburi War Cemetary | Dokumentasi pribadi

Catatan dari Kuningan dari Anak lelaki | Dokumentasi pribadi
Catatan dari Kuningan dari Anak lelaki | Dokumentasi pribadi
Private O H J Heasman dari batalion infantry 2/30 meninggal pada umur 29 tahun meninggalkan seorang anak bernama Jack yang sempat mengunjungi makam ayahnya dengan meninggalkan catatan kuningan yang ditempel di nisan ayahnya, M.R Bossward. 

Dari korps kesehatan AD meninggal pada umur 24 tahun, Warrant Officer J.J Fox dari Royal Air Force dengan nisan bertuliskan pesan haru dari orang tua tercinta.

Prasasti untuk tentara India yang beragama Muslim | Dokumentasi pribadi
Prasasti untuk tentara India yang beragama Muslim | Dokumentasi pribadi
Ada juga prasasti di kompleks pemakaman ini yang menjelaskan bahwa ada sekitar belasan tentara India yang beragama Muslim yang juga ikut menjadi korban dan dimakamkan di pemakaman Muslim di wilayah Thailand.

JEATH War Museum | Dokumentasi pribadi
JEATH War Museum | Dokumentasi pribadi
Jika berkesempatan ke kanchanaburi War cemetery jangan lewatkan untuk berkunjung ke JEATH War Museum yang berlokasi di sebelah River Kwai, bersebelahan langsung dengan River Kwai Bridge yang merupakan Jalur kereta Death Railway yang kini selalu ramai dengan dengan para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Di museum ini kita akan melihat diorama selama pembangunan rel kereta api, senjata api, perlengkapan perang, helikopter, foto-foto selama pembangunan, satu kotak kaca besar berisi tulang belulang manusia yang tidak sempat dikenali, satu mayat tentara yang diawetkan dan masih utuh.

Sedikit tertengun lama melihat tumpukan ratusan tulang belulang entah milik siapa dan hanya bisa berdoa semoga arwah mereka  sudah menemukan ketenangan.

Lanjut menikmati jajanan pasar Thailand yang bersebelahan dengan Museum, sambil menunggu jadwal keberangkatan kereta api wisata, mulai dari 1 tusuk cumi panggang dengan sambal jeruk nipis plus kemangi iris.

Jambu Bangkok iris dengan sambal gula terasi yang jadi favorit saya, kelapa muda bangkok, mangga bangkok ditemani nasi ketan putih yang enak luar biasa, karena banyak variasi menu membuat bingung mau menu apa yang harus dahulu dicicipi. Oleh-oleh khas Thailand juga banyak dijajakan di tempat ini.

Kanchanaburi railway | Dokumentasi pribadi
Kanchanaburi railway | Dokumentasi pribadi
Pukul 11 siang, pluit kereta telah dibunyikan dan kami segera naik ke gerbong sesuai nomer gerbong dan kursi, ternyata gerbong kami mayoritas merupakan wisatawan Eropa yang sangat antusias dengan wisata sejarah.

Perlahan kereta mulai meninggalkan stasiun, terasa suasana pedesaan yang mirip dengan  di Indonesia, perkebunan yang luas, peternakan, dan rumah rumah gedek.

Selama perjalanan kita diceritakan sejarah pembangunan jalur kereta api ini, kereta sempat beberapa kali berjalan perlahan lahan di posisi curam di pinggiran jurang terjal dan tinggi membuat saya bisa mengerti mengapa bisa banyak timbul korban jiwa selama pengerjaan jalur kereta ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun