Saya juga dibesarkan oleh orang tua yang jauh dari kata ideal jaman now. Ibu saya adalah ibu rumah tangga, namun dari bayi saya sudah diselingi susu formula, makanan juga makanan instan sachetan yang harganya murah. Tapi, hingga detik ini saya tidak pernah menghubung-hubungkan sebab akibat dalam hidup dengan masa lalu terkait pola asuh orang tua saya.
Akhirnya sampai pada suatu kesimpulan bahwa yang terpenting, pada cara apapun yang dianut dalam mengasuh anak, gunakanlah naluri serta akal sehat kita sebagai orang tua. Jangan lupa berdoa, membaca Bismillah, semoga apapun yang kita berikan ke anak kiranya menjadi berkah, kesehatan, kepandaian, dan nasib yang baik untuk ananda. Aamiin yra.
Jadi untuk ibu-ibu dengan anak pertama, untuk diingat ya, jangan takut dan selalu terlalu terpaku pada teori babibu yang beredar di feed media sosial anda dalam mendidik anak. Misalnya, alih-alih menjauhkan anak mutlak dari gadget, kalau saya sih, mending di tempat tertentu anak saya main gadget (di kereta api misalnya) daripada ia berteriak-teriak mengganggu orang.Â
Kita harus toleran lho di kereta api sebagai sesama penumpang. Apalagi di kereta api setahu saya banyak orang capek perjalanan, penglaju, dll.Â
Jangan sampai idealisme kita merugikan orang lain. Toh anak gak seterusnya kita cantolin gadget kan. Ini kalau saya sih. Bagaimanapun cara parenting anda salam waras ya dari saya. Keep happy. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H