Sementara itu, perbedaan pantun, syair, dan gurindam dapat dilihat dari beberapa aspek yang dijelaskan sebagai berikut.
- Berdasarkan aspek tujuan yang ingin disampaikan, tujuan dari isi pantun adalah menyampaikan nasihat, menyatakan rasa sayang, ajaran budi pekerti, dan moral untuk kepentingan sosial dan hiburan. Tujuan dari syair yaitu menyampaikan cerita, pengajaran, serta digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang memiliki unsur keagamaan. Sedangkan tujuan dari gurindam yaitu menyampaikan nasihat atau kata-kata mutiara.
- Berdasarkan aspek struktur isinya, pantun terdiri dari empat baris dimana baris pertama dan kedua merupakan sampiran serta baris ketiga dan keempat merupakan isi. Teks pantun berbentuk bait-bait dengan adanya keterkaitan isi baris pertama dan kedua serta keterkaitan isi baris ketiga dan keempat. Syair terdiri dari empat baris dimana setiap baris memiliki makna yang berkaitan dengan baris-baris sebelumnya. Dengan kata lain, tiap bait dalam syair tidak dapat berdiri sendiri. Empat baris pada syair tersebut merupakan satu kesatuan ide. Pada syair tidak ada sampiran dan isi seperti pada pantun, serta syair perlu dilagukan untuk membentuk suatu nyanyian. Sedangkan gurindam terdiri dari dua baris dimana bait pertama merupakan sebab atau persoalan dan bait kedua merupakan akibat atau penyelesaian. Pada gurindam isi terletak pada baris kedua. Gurindam pada umumnya dibuat berbait-bait dengan isinya yang bersifat nasihat, mirip dengan pepatah atau peribahasa.
- Berdasarkan aspek ciri teksnya, pantun bersajak a-b-a-b yang terdiri dari 8-12 suku kata dan pilihan katanya padat, singkat, dan jelas. Syair bersajak a-a-a-a yang terdiri dari 8-12 suku kata. Sedangkan gurindam bersajak a-a yang terdiri dari 10-14 suku kata.
- Berdasarkan aspek ciri bahasanya, bahasa pada pantun singkat, padat, dan jelas, serta menggunakan bahasa campur. Sementara pada syair menggunakan bahasa kiasan dan bahasanya harus sama.Â
- Berdasarkan jenis-jenisnya, pantun dapat dibagi menjadi pantun adat, pantun agama, pantun budi, pantun jenaka, pantun kepahlawanan, pantun kiasan, pantun nasihat, pantun percintaan, pantun peribahasa, pantun teka-teki, dan pantun perpisahan. Sementara jenis-jenis syair, antara lain ada syair melayu lama, syair islami, syair cinta, syair persahabatan, syair kehidupan, dan syair pendidikan. Sedangkan jenis-jenis gurindam, antara lain ada gurindam berangkai, dan gurindam berkait.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui mengenai persamaan dan perbedaan pantun, syair, dan gurindam dimana hal tersebut merupakan bentuk dari kekayaan beberapa bentuk karya sastra yang ada di Indonesia. Sebagai warga negara yang baik kita harus melestarikan karya sastra tersebut sebagai khazanah budaya Indonesia supaya anak cucu kita kelak masih bisa berinteraksi dengan karya-karya sastra tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H