Selain itu, kita juga tidak bisa menafikan wujud-wujud pendiri agama-agama terdahulu merupakan orang-orang pilihan Tuhan, salah satu cirinya adalah ajaran mereka membawa revolusi rohani bagi umat manusia pada zamannya, misalnya di daratan India ada Sri Krisna yang sekarang didewakan oleh kalangan Hinduisme, juga di kalangan pengikut Budha sangat mengagungkan Siddharta Gautama, Kong Hu Cu yang mendirikan agama Konfusianisme yang terlahir di daratan China dan agama tradisional Taoisme yang penganutnya tidaklah sedikit.
Untuk negeri jepang ada penganut ajaran Shintoisme, di daratan tanah Persia kuno kita mengenal Zoroastrianisme atau Majusi yang ajarannya dibawa oleh nabi Zarathustra. Dan masih banyak lagi agama-agama dan kepercayaan di berbagai belahan dunia yang pendirinya dikenal merupakan tokoh spiritual atau memiliki perhubungan khusus dengan Tuhan.
Untuk saat ini saya tidak ingin membahas mana agama yang paling benar dan mana agama yang salah, karena tidak ingin masuk ke dalam fanatisme agama dan SARA. Setiap orang sudah pasti meyakini bahwa ajaran agama yang dianutnyalah yang dianggapnya benar.
Menurut saya semua agama-agama samawi yang terlahir ke dunia ini adalah ajaran yang benar pada mulanya, pendirinya adalah wujud-wujud suci. Terkadang hanya umat yang tersesatlah yang berprilaku tidak sesuai dengan ajaran sucinya.
Orang-orang yang berpikiran sempit lalu membatasi pemahaman bahwa keselamatan hanya bisa di raih melalui agamanya saja, sedangkan penganut agama yang lain akan masuk neraka.
Padahal urusan masuk surga dan neraka itu bukanlah wewenang manusia, tetapi ranah prerogatif Tuhan, terkadang manusialah yang suka turut campur sok merasa paling mengetahui melebihi Tuhan.
Manusia hanya bisa berusaha meraih najat (keselamatan) dengan iman dan amal yang benar, walaupun demikian tetap saja Sang Pencipta yang menentukan, karena Dia Yang Maha Mengetahui siapa yang layak mendapatkan balasannya.
Menurut ajaran Alqur'an bahwa setiap orang yang berbuat kebaikan walaupun hanya sebesar biji sawi maka ia akan mendapatkan balasannya, demikian juga orang yang berbuat keburukan juga akan mendapatkan balasannya, terlepas apapun itu agamanya.
Walaupun Islam mendakwakan sebagai kendaraan yang paling mutakhir dan mendapatkan lisensi serta garansi dari Tuhan, hal ini tidak berarti bahwa semua orang yang naik kendaraan Islam pasti semua pengikutnya akan mendapat jaminan keselamatan, karena jika ada penumpangnya memiliki amal dan prilaku buruk tetap saja tidak akan selamat juga.
Walaupun naik kendaraan agama lain siapapun tidak berhak mengatakan bahwa ia tidak akan selamat, karena walaupun kendaraan itu usianya sudah terlalu lama, pada akhirnya ia akan sampai juga ke tujuan walaupun lambat, selama penumpangnya mematuhi aturan dan berprilaku baik.Â
Allah itu memiliki sifat keadilan, setiap kebaikan pasti ada balasannya juga. Semua itu urusannya hanya Dia saja yang menentukan, karena Dia lah yang Maha Mengetahui.